kualitas pemasaran baik. Bila I1, maka nilai relatif produksi perikanan pelabuhan adalah lebih kecil dari nilai rata-rata produksi kabupaten, yang berarti
bahwa produksi pelabuhan tersebut memiliki kualitas pemasaran yang kurang baik dibandingkan dengan kabupaten.
3.3.2 Analisis terhadap kebutuhan bahan baku industri pengolahan ikan di dalam dan sekitar PPP Muncar
Analisis untuk mencari informasi mengenai kebutuhan bahan baku industri pengolahan ikan adalah dilakukan secara deskriptif terhadap parameter-parameter
sebagai berikut: 1 Jenis ikan dan volume ikan yang didaratkan di PPP Muncar
Analisis terhadap jenis ikan dan volume produksi yang didaratkan di PPP Muncar dilakukan secara deskriptif melalui penyajian tabel dan grafik pada
jenis-jenis ikan dominan dan volumenya yang didaratkan di PPP Muncar yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan ikan.
2 Kebutuhan bahan baku Analisis
terhadap kebutuhan
bahan baku
dilakukan dengan
membandingkan antara produksi perikanan PPP Muncar dengan kebutuhan bahan baku industri pengolahan ikan di sekitar PPP Muncar. Perkembangan
jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Muncar disajikan selama 10 tahun terakhir. Selain itu ketersediaan bahan baku dianalisis secara deskriptif
untuk jenis-jenis ikan tertentu yang selalu ada setiap tahun dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan industri pengolahan ikan.
3 Asal bahan baku Analisis terhadap asal bahan baku dilakukan secara deskriptif apakah ikan-
ikan yang dapat digunakan sebagai bahan baku olahan hanya diperoleh dari PPP Muncar saja atau juga dari tempat lain.
3.3.3 Analisis proyeksi produksi HT selama 10 tahun 2011-2020
Proyeksi jumlah hasil tangkapan lemuru, layang, dan tongkol yang didaratkan di PPP Muncar sepuluh tahun ke depan dilakukan dengan
menggunakan metode peramalan model dekomposisi multiplikatif Gasperz, 1992. Model persamaannya adalah sebagai berikut:
Yt = It x Tt x Ct x Et dimana: Yt
= Nilai deret waktu data aktual pada periode t It = Komponen atau indeks musiman pada periode t
Tt = Komponen trend pada periode t Ct = Komponen siklik pada periode t
Et = Komponen galat pada periode t Langkah-langkah untuk penyelesaian terhadap fungsi di atas berdasarkan model
dekomposisi multiplikatif adalah: 1 Penggunaan metode grafik untuk mengetahui bentuk awal kurva produksi
lemuru yang didaratkan, bentuk awal kecenderungan, dan model penduga produksi yang akan digunakan.
2 Pengidentifikasian pengaruh trend Tt sesuai dengan perilaku data deret waktu dengan metode kuadrat terkecil seperti pada model regresi. Model penduga trend
produksi yang digunakan adalah trend linear: Tt = a + bt
Dimana Tt
= kecenderungan trend pada periode t t
= indeks waktu x a, b
= nilai-nilai penduga parameter model 3 Faktor musim It dapat ditentukan dengan cara:
1 Dari data aktual Yt, ditentukan rata-rata bergerak moving average 3 bulan untuk setiap bulannya Mt. Nilai M
2
ditempatkan pada bulan Februari 1999, M
3
pada bulan Maret 1999, dan seterusnya. M
2
= M
3
= Begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya.
2 Menentukan rasio data hasil tangkapan Yt terhadap rata-rata bergerak Mt dengan cara membagi data hasil tangkapan dengan nilai rata-rata
bergerak. Misal: R
2
= x 100
Begitu seterusnya untuk bulan berikutnya. Y
1
+ Y
2
+ Y
3
3 Y
2
+ Y
3
+ Y
4
3
Y
2
M
2
3 Tahap penghilangan pengaruh galat rasio, yaitu merata-ratakan nilai pada bulan yang sama setiap tahun dengan menggunakan analisis rata-rata medial.
Rata-rata medial adalah nilai rata-rata setelah nilai terbesar dan terkecil tidak dihitung.
4 Indeks musim produksi dapat ditentukan dari nilai rata-rata medial setelah dikalikan dengan faktor koreksi.
Faktor koreksi = 4 Untuk memperoleh komponen siklik Ct, maka dilakukan penentuan
rasio antara M
t
dan T
t
: C
t
= x 100
5 Untuk keperluan peramalan, digunakan ketiga komponen yang telah dipisahkan tersebut It, Tt, Ct, sebagai berikut:
Ŷ = It x Tt x Ct 1200
Total rata-rata medial 12 bulan
Y
2
M
2
4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi
4.1.1 Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk