3 Perangkap apolo, hampir sama dengan perangkap ambai. Bedanya ialah
perangkap apolo mempunyai 2 kantong dan khusus ditujukan untuk menangkap udang rebon.
Sainsbury 1996
membagi perangkap
berdasarkan atas
daerah penangkapannya ke dalam 2 kelompok, yaitu
inshore potting dan offshore potting. Inshore potting dioperasikan di perairan estuaria, teluk hingga perairan dengan
kedalaman 75 m. Adapun offshore potting dioperasikan pada perairan dengan
kedalaman hingga mencapai 730 m. Daerah pengoperasian perangkap ikan demersal biasanya pada zona litoral dengan dasar perairan berlumpur pada kedalaman antara
15-20 m Yulianda dan Danakusumah, 2000. Zein 2003 menyebutkan daerah penangkapan jaring jodang di sepanjang pantai pada kedalaman 5-20 m dengan tipe
substrat pasir atau lumpur dan biasanya dekat dengan muara sungai. Daerah penangkapan untuk pengoperasian perangkap ikan karang adalah diperairan laut
dalam. Biasanya perairan karang dengan kedalaman 1,5-3 m, dasar perairan karang berpasir dan perairan yang cerah Fitri, 2004.
2.2 Bentuk Perangkap
Bentuk perangkap bermacam-macam. Ada yang berbentuk balok, tabung, dan kerucut. Bahan yang digunakan pun beragam, yaitu kawat, benang, rotan,
bambu, maupun bahan lainnnya Mindiptiyanto dan Rahardjo, 1988. Subani dan Barus 1989 menyebutkan bahwa bentuk perangkap sangat
bervariasi, diantaranya berbentuk sangkar cages, silinder cylindrical, gendang,
segitiga memanjang kubus atau segi banyak, dan bulat setengah lingkaran. Bahan perangkap umumnya dari anyaman bambu
bamboo`s splitting or-screen. Secara umum bagian-bagian perangkap terdiri atas:
1 Badan body berupa rongga tempat dimana ikan-ikan terkurung;
2 Mulut funnel berbentuk seperti corong yang menjadi lubang masuk ikan; dan
3 Pintu, bagian tempat pengambilan hasil tangkapan. Bentuk perangkap yang digunakan di Indonesia sangat beraneka ragam.
Mulai dari yang berbentuk trapesium, seperti perangkap keong macan dan kepiting. Bentuk silinder pada perangkap paralon dan perangkap cumi-cumi. Bentuk lonjong
pada perangkap wadong. Bentuk bulat setengah lingkaran pada perangkap pintur.
Bentuk empat persegi panjang pada perangkap kakap merah dan udang barong Martasuganda, 2003.
2.3 Alat Bantu penangkapan
Dalam operasi penangkapan terdapat alat bantu penangkapan yang ditujukan untuk memudahkan pengoperasian alat tangkap agar hasil tangkapan yang didapat
lebih banyak. Alat bantu penangkapan tersebut berupa Subani dan Barus, 1989: 1
Umpan. Umpan diletakkan didalam perangkap dan jenisnya disesuaikan dengan jenis organisme yang menjadi tujuan penangkapan.
2 Pelampung. Penggunaan pelampung membantu dalam penentuan posisi
pemasangan ketika akan dilakukan pengangkatan perangkap. 3
Perahu. Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut daerah tempat pemasangan perangkap.
Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan stimulus yang bersifat fisik maupun kimiawi yang dapat memberikan respon bagi ikan tertentu dalam
tujuan penangkapan Ruivo, 1959 vide Hendrotomo, 1989. Monintja dan
Martasuganda 1991 menyatakan bahwa terperangkapnya udang, kepiting, atau ikan dasar pada perangkap disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya
karena tertarik oleh bau umpan Martasuganda, 2003. Umpan dikatakan baik apabila efektif dalam menarik organisme tangkapan
Martasuganda, 2003. Umpan yang baik dapat dinilai dari sifat dan daya tahannya. Penggunaan umpan juga harus memperhatikan tipe dan jenis alat tangkap yang
digunakan serta cara pengoperasiannya Nurhakim et al. 1982.
2.4 Perangkap Plastik