Metode Penelitian Uji coba perangkap plastik di perairan teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan melakukan penelitian langsung di laut. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan pada tiga bentuk perangkap plastik dan dua umpan yang berbeda pada masing-masing bentuk perangkap. Tiga bentuk perangkap plastik tersebut adalah berbentuk persegi, kubah dan trapesium. Jumlahnya masing-masing sebanyak 10 perangkap. Setiap jenis perangkap diberi 2 umpan yang berbeda, yaitu ikan cucut dan tembang. Kedua umpan dibeli langsung dari tempat pelelangan ikan TPI setiap akan dilakukan penangkapan, sehingga kondisinya selalu dalam keadaan segar. Posisi umpan tergantung didalam perangkap dan selalu diganti setiap akan dilakukan penangkapan. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer berupa seluruh hasil tangkapan perangkap plastik yang telah diberi perlakuan dan ulangan. Seluruh hasil tangkapan disortir berdasarkan jenis. Selanjutnya setiap jenis hasil tangkapan dihitung jumlah dan diukur panjang, lebar, tinggi, dan beratnya. Terdapat dua aspek yang diteliti, yaitu pengaruh jenis umpan dan bentuk perangkap plastik terhadap hasil tangkapan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah: 1 Perlakuan bentuk perangkap plastik dengan tiga sub perlakuan persegi, kubah, dan trapesium sebanyak 102 data amatan; dan 2 Perlakuan umpan dengan dua sub perlakuan ikan tembang dan cucut. Jumlah unit percobaan terdiri atas 5 perangkap per sub perlakuan. Pada saat dilakukan operasi penangkapan, peneliti dibantu ABK melakukan operasi penangkapan, perangkap disusun secara acak untuk menghindari bias data. Seluruh perangkap dioperasikan sebanyak 17 kali ulangan atau penangkapan. Dalam satu malam dilakukan dua kali pengoperasian, yaitu antara pukul 18.00-24.00 dan 01.00- 06.00 WIB. Proses pengoperasian perangkap plastik dilakukan secara longline trap, dimana pengoperasian tersebut dibantu oleh nelayan yang mengetahui daerah penangkapan. Setelah posisi daerah penangkapan ditemukan, maka ditentukan koordinat area dengan menggunakan GPS. Adapun prosedur pengoperasian perangkap di lapang mengikuti cara operasi yang dilakukan oleh nelayan dengan urutan sebagai berikut: 1 Persiapan perangkap dilakukan di darat, meliputi persiapan umpan, bahan bakar, alat tangkap, dan perahu; 2 Penentuan daerah penangkapan; 3 Berangkat menuju daerah penangkapan pada sore hari yang diikuti dengan pengambilan koordinat daerah penangkapan dengan menggunakan GPS; 4 Pemasangan umpan ke dalam setiap perangkap selama perjalanan ke daerah penangkapan; 5 Pemasangan perangkap pada kedalaman sekitar 26 m dengan jarak antar perangkap 4,5 m. Urutan pengoperasian dimulai dengan pelemparan pelampung tanda pertama, jangkar pertama, perangkap, jangkar kedua dan diakhiri dengan pelampung tanda terakhir; 6 Pengangkatan perangkap ke atas perahu dilakukan setiap 6 jam. Proses pengangkatan tersebut dimulai dengan mengangkat pelampung tanda dan jangkar pertama, kemudian satu persatu perangkap ditaruh di atas dek perahu; 7 Setelah proses pengangkatan perangkap ke atas perahu kemudian dilakukan sortasi hasil tangkapan dengan melakukan pemilahan hasil tangkapan berdasarkan jenis organisme dan pengukuran jumlah, berat dan dimensi setiap hasil tangkapan; dan 8 Proses penangkapan dilakukan sebanyak 17 kali ulangan yang bertujuan untuk meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah setiap perlakuan. Pada Gambar 3 ditunjukkan ilustrasi posisi perangkap yang tersusun secara longline trap di dasar perairan. Gambar 3 Ilustrasi susunan perangkap plastik dilaut

3.4 Analisis Data