Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Deskripsi Perangkap

Pada penelitian ini digunakan perangkap plastik berbentuk persegi, kubah, dan trapesium. Penggunaan perangkap plastik ini didasarkan pada pertimbangan bahwa: 1 Bahan plastik mudah didapat di pasaran; 2 Mudah dioperasikan, sehingga dapat digunakan oleh nelayan skala kecil maupun industri; 3 Tidak merusak kelestarian lingkungan; dan 4 Mudah dibongkar pasang, sehingga mudah dibawa ke laut. Perangkap plastik dioperasikan di perairan dengan tipe substrat berupa lumpur berpasir. Tujuan penangkapannya berupa keong dan rajungan. Metode operasi dan cara pengoperasiannya sama dengan jenis perangkap yang ada di Palabuhanratu. Keberhasilan penangkapan menggunakan perangkap plastik sangat ditentukan oleh jenis umpan yang digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga ditentukan jenis umpan yang paling banyak menangkap organisme laut. Dua macam umpan yang dicobakan, yaitu ikan cucut dan tembang. Pemilihan umpan didasarkan atas ketersediaan ikan yang ada ditempat penelitian dan jenis umpan yang biasa digunakan oleh nelayan.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menentukan: 1 Jenis umpan yang cocok digunakan oleh perangkap plastik; 2 Bentuk perangkap plastik yang produktif menangkap organisme laut; dan 3 Komposisi hasil tangkapan perangkap plastik.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi nelayan Palabuhanratu dalam menciptakan suatu perangkap. Ini dimaksudkan agar nelayan dapat lebih meningkatkan produktivitas hasil tangkapan dan efektifitas operasi penangkapan.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bentuk perangkap yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil tangkapan. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Perangkap

Brandt 1984 menyebutkan perangkap adalah alat tangkap yang bersifat pasif menetap di suatu tempat. Ikan masuk secara sukarela untuk mencari tempat berlindung, tertarik oleh umpan, dan digiring oleh nelayan. Perangkap sering juga disebut “ traps “ atau penghadang “ guiding barriers “. Menurutnya, perangkap umumnya berbentuk kurungan. Ikan dapat masuk dengan mudah tanpa adanya paksaan dan tidak dapat keluar karena terhalang. Dalam mengoperasikannya, menurut Subani dan Barus 1989, perangkap dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu : 1 Perangkap dasar ground fish pots. Perangkap dasar dioperasikan di dasar perairan. Ukurannya bervariasi dan dibuat menurut kebutuhan. Perangkap kecil umumnya berukuran panjang 1 m, lebar 50- 75 cm dan tinggi 25-30 cm. Perangkap besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m dan tinggi 75-100 cm. 2 Perangkap apung floating fish pots. Perangkap apung dioperasikan dengan cara diapungkan. Perangkap apung berbeda dengan perangkap dasar. Bentuk perangkap apung ini bisa silindris, atau kantong yang disebut sero gantung. Perangkap apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu. 3 Perangkap hanyut drifting fish pots. Perangkap hanyut dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Perangkap ini termasuk perangkap berukuran kecil. Bentuknya silindris, panjang 0,75 m dan diameter 0,4-0,5 m. Selain ketiga perangkap tersebut, beberapa jenis perangkap lain yang banyak digunakan oleh nelayan adalah: 1 Perangkap jermal, termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut tidal trap; 2 Perangkap ambai disebut juga ambai benar atau perangkap tiang dan termasuk perangkap pasang surut ukuran kecil; dan 3 Perangkap apolo, hampir sama dengan perangkap ambai. Bedanya ialah perangkap apolo mempunyai 2 kantong dan khusus ditujukan untuk menangkap udang rebon. Sainsbury 1996 membagi perangkap berdasarkan atas daerah penangkapannya ke dalam 2 kelompok, yaitu inshore potting dan offshore potting. Inshore potting dioperasikan di perairan estuaria, teluk hingga perairan dengan kedalaman 75 m. Adapun offshore potting dioperasikan pada perairan dengan kedalaman hingga mencapai 730 m. Daerah pengoperasian perangkap ikan demersal biasanya pada zona litoral dengan dasar perairan berlumpur pada kedalaman antara 15-20 m Yulianda dan Danakusumah, 2000. Zein 2003 menyebutkan daerah penangkapan jaring jodang di sepanjang pantai pada kedalaman 5-20 m dengan tipe substrat pasir atau lumpur dan biasanya dekat dengan muara sungai. Daerah penangkapan untuk pengoperasian perangkap ikan karang adalah diperairan laut dalam. Biasanya perairan karang dengan kedalaman 1,5-3 m, dasar perairan karang berpasir dan perairan yang cerah Fitri, 2004.

2.2 Bentuk Perangkap