Komposisi Hasil Tangkapan Uji coba perangkap plastik di perairan teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Hasil Tangkapan

Perangkap plastik menangkap 3 kelompok organisme tangkapan, yaitu rajungan, keong, dan ikan. Kelompok rajungan terdiri atas 3 spesies, yaitu Portunus sanguinolentus, Portunus pelagicus, dan Charybdis feriatus. Kelompok keong meliputi 4 spesies, yaitu Collumella testudine¸ Oliva spp, Murex sp dan keong macan Babylonia spirata. Adapun kelompok ikan hanya terdiri atas 2 spesies, masing-masing adalah ikan kerong-kerong Therapon spp dan kuwe Gnathanodon spp. Jumlah tangkapan kelompok rajungan mencapai 258 individu atau 18 dari seluruh tangkapan perangkap plastik. Kelompok keong tertangkap sebanyak 1.192 individu 82, sedangkan kelompok ikan 9 ekor 0,01. Jumlah tangkapan kelompok keong jauh lebih banyak dibandingkan dengan kedua kelompok tangkapan lainnya. Pada Gambar 3 diperlihatkan komposisi jumlah tangkapan perangkap plastik. Adapun komposisi jumlah tangkapan berdasarkan jenis organisme dituliskan pada Lampiran 2. Gambar 4 Komposisi jumlah hasil tangkapan perangkap plastik Berdasarkan informasi dari nelayan setempat, substrat dasar perairan tempat dilakukannya operasi penangkapan berupa lumpur. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa jumlah tangkapan terbanyak adalah dari kelompok keong. Menurut 1.192 indiidu 258 individu 9 individu Keong Rajungan Lain-lain Shanmugaraj dan Ayyakkanu 1994 dan Yulianda dan Danakusumah 2000, habitat keong macan adalah perairan dengan substrat dasar berlumpur. Menurut Hardy 2008, keong dan rajungan memiliki habitat yang sama. Habitat rajungan meliputi daerah perairan berpasir dan pasir berlumpur Shanmugaraj dan Ayyakkannu, 1994. Dengan demikian, rajungan seharusnya juga banyak tertangkap oleh perangkap. Penggunaan umpan segar menjadi penyebab rajungan tidak begitu tertarik masuk kedalam perangkap. Menurut Williams 1982, rajungan lebih menyukai bangkai busuk dibandingkan dengan bangkai segar. Widiastuti 2006 dan Simanjuntak 2002 menyebutkan ikan kuwe dan kerong-kerong dikenal sebagai ikan karnifor . Kedua jenis ikan ini masuk kedalam perangkap karena tertarik oleh umpan. Posisi pintu masuk yang terletak di atas perangkap menyebabkan ikan sulit untuk masuk kedalam perangkap, sehingga hanya sedikit ikan yang masuk. Pada Gambar 4 ditunjukkan komposisi jumlah tangkapan per jenis organisme. Jumlah tangkapan keong didominasi oleh Columella testudine. Jumlahnya mencapai 1.105 individu. Berikutnya Babylonia spirata 64 individu, Oliva spp 19 individu, dan Murex sp 4 individu. Budiman 1995 menyatakan bahwa pola sebaran beberapa jenis moluska yang dominan dipengaruhi oleh substrat hidup, frekuensi, dan lama ketergenangan terhadap pasang surut. Columella testudine memiliki kemampuan beradaptasi cukup tinggi dengan substrat berlumpur Jutting, 1956. Selain itu, Pratami 2005 menyebutkan keong jenis lain memiliki kepadatan rendah. Hal ini menunjukkan sedikitnya jenis keong yang menempati habitat tersebut dikarenakan kurang mampu beradaptasi dengan kondisi fisik lingkungan maupun bilogi pemangsaan dan perebutan makanan untuk kelangsungan hidup. Jenis keong Columella testudine yang tertangkap di Palabuharatu tidak memiliki nilai ekonomis. Keong jenis ini biasanya dibuang kembali ke laut. Jumlah tangkapan rajungan terbanyak adalah rajungan bintang sebanyak 254 individu, diikuti oleh rajungan karang 2 individu, dan rajungan badak 2 individu. Rajungan bintang merupakan komoditi ekspor Soim, 1996. Suku Portunidae menyebar di perairan Indo-Pasifik. Menurut Widodo et al. 1998, daerah penyebaran rajungan dapat mencapai kedalaman perairan 65 m. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan setempat, hasil tangkapan rajungan bintang terbanyak pada bulan Juni-Oktober. 254 individu 18 2 individu 0 2 individu 0 1105 individu 76 19 individu 1 4 individu 0,001 64 individu 4 9 individu 1 Portunus sanguinolentus Portunus pelagicus Charybdis feriatus Collumella testudine Oliva spp Murex sp Babylonia spirata Lain-lain Gambar 5 Persentase jumlah tangkapan per jenis organisme

4.2 Pengaruh Umpan terhadap Hasil Tangkapan