1. Pelayanan Akses: mencakup pelayanan informasi, rujukan pemerintah, nasehat dan partisipasi. Tujuannya membantu orang agar dapat mencapai atau
menggunakan pelayanan yang tersedia. 2. Pelayanan Terapi: mencakup pertolongan dan terapi ataurehabilitasi,
termasuk didalamnya perlindungan dan perawatan. Misalnya pelayanan yang diberikan oleh badan-badan yang menyediakan konseling, pelayanan
kesejahteraan anak, pelayanan kesejahteraan sosial mendidik dan sekolah, perawatan bagi orang-orang jompo dan lanjut usia.
3. Pelayanan sosialisasi dan pengembangan, misalnya taman penitipan bayi dan anak, keluarga bencana, pendidikan keluarga, pelayanan reaksi bagi
pemudah dan masyarakat yang dipusatkan atau community centre Nurdin, 1989:50.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kesejahteraan sebagai suatu kondisi adalah cita-cita Indonesia yang sudah tertuang dalam pembukaan UUD. Namun kemiskinan masih menjadi masalah sosial
yang menghambat Indonesia untuk mensejahterakan masyarakatnya. Sebagai Negara kesejahteraan, sudah barang tentu pemerintah wajib mensejahterakan masyarakatnya
melalui pembangunan sosial yang diwujudkan kedalam usaha-usaha kesejahteraan sosial.
Dewasa ini berbagai usaha kesejahteraan sosial tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah semata, pihak non pemerintah juga turut melakukan kegiatan-kegiatan
yang bermuatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, baik organisasi lokal maupun LSM memiliki tanggung jawab sebagai
pilar-pilar yang mendukung kesuksesan pembangunan sosial.
Modal sosial merupakan suatu konsep yang mendukung penelitian tentang bagaimana suatu lembaga sosial mampu menjadi sumber kesejahteraan. Salah satu
unsur yang ada dalam modal sosial adalah Jaringan Sosial. Dewasa ini LSM yang bergerak dalam bidang peningkatan kesejahteraan masyarakat melakukan strategi
partisipatif dengan organisasi lokal yang ada dalam masyarakat. Hubungan sosial inilah yang hendak dianalisis dalam jaringan sosial, yakni gambaran unsur-unsur
jaringan sosial yang meliputi partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerja sama dan keadilan.
Salah satu LSM yang berbentuk Yayasan yakni Yayasan Compassion Indonesia YCI memberikan program pelayanan sosial kepada anak yang berasal
dari keluarga miskin. Progran yang dimaksud adalah Child Sponsorship Program CSP, pelaksanaan CSP tidak langsung diberikan oleh Yayasan Compassion
Indonesia kepada anak. Namun melalui perantara yakni Gereja Penyebaran Injil yang dipandang sebagai organisasi lokal yang memahami kebutuhan masyarakatnya.
Kemitraan antara Yayasan Compassion Indonesia dengan Gereja Penyebaran Injil membentuk suatu lembaga baru yang disebut Pusat Pengembangan Anak PPA-
IO 552. PPA kemudian yang menjadi tempat dimana anak terdaftar dan berhak menerima segala bentuk kegiatan dari CSP.
Gambar 1.1 Bagan Alur Pikir
2.8. Defenisi Konsep