c. Pada usia 18 akan dibekali dengan program penelitian dan praktek
lapangan yang akan berguna sebagai bekal dalam menempuh kehidupan ditengah masyarakat nantinya
Satu hal yang juga perlu diperhatikan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai jangka waktu kerjasama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja
Penyebaran Injil. Hanya saja ada beberapa hal yang dapat membuat hubungan kerjasama antara pihak Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Mitra dalam hal
ini Gereja Penyebaran Injil berakhir, yakni : a.
Prestasi yang buruk dalam menangani program b.
Hal-hal mengenai integritas keuangan yang tidak diselesaikan dengan baik
c. Tidak dapat memberikan perlindungan kepada anak
d. Terjadi perubahan besar dalam strategi Yayasan Compassion Indonesia
yang mengharuskan untuk mengakhiri kemitraan di daerah-daerah tertentu atau dengan jenis-jenis mitra tertentu.
e. Gereja Mitra dan Compasion yakin bahwa kemitraan tidak lagi
diperlukan sehubungan dengan tingkat kematangan dan kemapanan gereja atau berkurangnya kemiskinan di lingkungan itu.
f. Gereja Mitra memutuskan untuk menghentikan kemitraan dengan
Compasiion karena alasan-alasan sendiri.
5.5 Keadilan
Leventhal mengemukakan adanya tiga justices rules yang seringkali dipakai sebagai standar untuk menilai keadilan dalam konteks hubungan sosial. Ketiga
standar ini adalah contribution rule, needs rule, equality rule. Contribution rule merupakan aturan tentang kontribusi atau partisipasi masing-
masing pihak dalam sebuah hubungan sosial. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, partisipasi oleh Yayasan Compassion Indonesia Dan Gereja Penyebaran
Injil dibagi dalam tiga dimensi yaitu ide, tenaga dan materi. Tabel 5.3 : Partisipasi yayasan compassion indonesia dan gereja penyebaran
injil Partisipasi Yayasan Compassion Indonesia
Gereja Penyebaran Injil Ide
1. Penetapan Standard anak-anak yang layak dilayani oleh PPA
2. Penetapan standard kurikulum 3. Penetapan standard bagi staff dan
tenaga sukarela 4. Penetapan standard keikutsertaan
dalam kegiatan program 1. Menentukan kegiatan
pengembangan 2. Menentukan Anggaran
Belanja PPA
Tenaga Partnership Facilitator
Komisi PPA ; Koordinator PPA; Staff
Materi Support Fund CHS
;
Unsponsored Children Fund USP
;
Gift GFT 1. Bangunan
2. Kontribusi dana bagi Koordinator dan para staf
Needs rule merupakan aturan tentang bagaimana suatu hubungan sosial antara pihak yang bersangkutan dapat menjamin pemenuhan kebutuhan mereka masing-
masing. Kebutuhan akan terjamin bila kedua belah pihak melakukan tanggung jawab mereka. Dalam penelitian ini, needs rule akan digambarkan dengan tanggung jawab
Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil pada konteks pencapaian tujuan.
Yayasan Compassion Indonesia bertanggung jawab kepada Gereja Penyebaran Injil dengan cara menyediakan kebutuhan dana sesuai dengan RAB yang sudah
disepakati bersama. Sementara Untuk menilai sejauh mana Gereja Penyebaran Injil bertanggung jawab akan kemitraan dengan Yayasan Compassion Indonesia adalah
melalui laporan pertanggungjawaban. Adapun laporan yang diserahakan kepada pihak Yayasan Compassion Indonesia mengikuti standard sebagai berikut YCI, 2007: 27 :
1. Laporan Bulanan, termasuk :
a. Laporan Keuangan
b. Laporan bulanan PPA yang didalamnya termasuk Laporan Kehadiran
Bulanan. 2. Laporan Triwulan, termasuk
Laporan-laporan Statistik berdasarkan Laporan Triwulan Program-program CSP pada hasil-hasil tertentu dan standar-standar dari Buku Panduan
Kemitraan 3. Laporan Tahunan, termasuk
3.1. Formulir-formulir terbaru tentang informasi Gereja Mitra Church Partner Informasi
a. Formulir Project Description
b. Formulir Ministry Partner
c. Formulir Community Descriptiom Deskripsi Komunikasi
d. Formulir Program Information Informasi Program
3.2. Informasi Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Belanja IRKRAB termasuk jadwal kegiatan setiap bulan
3.3 Laporan hasil-hasil akhir pengembangan anak secara holistik Equality Rule merupakan imbalan atau ganjaran yang diterima dari interaksi
sosial yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan..Kemitraan yang dilakukan oleh Gereja Penyebaran Injil dan Yayasan Compassion Indonesia bukanlah berorientasi
profit, maka equality rule dari interaksi ini didasarkan pada penilaian Yayasan Compassion Indonesia terhadap Gereja Penyebaran Injil. Penilaian operasional
tersebut berasal dari laporan pertanggungjawaban yang diberikan PPA IO-552 kepada Yayasan Compassion Indonesia.
Yayasan Compassion Indonesia akan melakukan penilaian operasional CSP yang dikelola oleh PPA IO-552. Penilaian akan diberikan setiap bulan dengan
pemberian warna sesuai dengan poin yang diperoleh, yaitu : Hijau baik ; kuning cukup; merah buruk. Jika penilaian operasional PPA buruk maka Yayasan
Compassion Indonesia berwenang untuk merubah status PPA, artinya ada konsekuensi yang akan diterima PPA. Adapun perubahan status yang dimaksudkan
Yayasan Compassion Indonesia adalah sebagai berikut YAYASAN COMPASSION INDONESIA 2007:30 :
1. Suspension : Pemberhentian jumlah penerimaan anak baru di PPA, artinya
akan ada pembatasan anggaran belanja dan memungkinkan terjadinya pengurangan anggaran. Suspension diberikan jika tejadi :
• Ketidakstabilan internal dan eksternal PPA yang berarti ada resiko bahwa pensponsoran tidak akan berlangsung lama
• Prestasi yang buruk dalam menangani kegiatan program atau pengelolaan support bantuan sponsor di PPA menjadi pertimbangan
dalam penambahan anak dan sponsor • Hal-hal mengenai integritas keuangan telah teridentifikasi di dalam
PPA dan belum diselesaikan. 2.
Witholding fund Hold Fund : Yayasan Compassion Indonesia tidak akan mengirimkan dana bulanan kepada Gereja Mitra. Hold fund dilakukan karena
alasan dibawah ini : • Prestasi yang buruk dalam menangani kegiatan program atau
pengelolaan support di PPA. • Hal-hal mengenai integritas keuangan telah teridentifikasi di dalam
PPA dan belum diselesaikan Maksimal batas waktu Hold fund penahanan dana adalah 3 bulan. Bila lebih
dari tiga bulan, berarti PPA ditutup. Dana yang tertahan di Kantor Internasional akan dikumpulkan sebagai dana untuk semua anak yang
disponsori. 3.
Phase- Out dan Termination : Yayasan Compassion Indonesia mengakhiri hubungan kemitraan dengan Gereja Mitra. Keputusan mengakhiri hubungan
kemitraan dengan gereja mitra dikarenakan oleh : • Prestasi yang buruk dalam menagani program dan pengelolaan support
di PPA yang belum terselesaikan walaupun telah diusahakan serius oleh Yayasan Compassion Indonesia
• Hal-hal mengenai integritas keuangan telah teridentifikasi di dalam PPA dan tidak diselesaikan dengan baik walaupun telah diusahakan
serius oleh Yayasan Compassion Indonesia • Gereja mitra tidak dapat memberikan perlindungan kepada anak.
Bab VI Kesimpulan dan Saran