Bidang-bidang yang dikerjasamakan Jangka Waktu

anak yang dilayani dan semakin kuatnya Integritas Yayasan Compassion Indonesia dimata Compassion Internasioanl dan berbagai Denominasi Gereja di Indonesia. Tujuan Gereja Penyebaran Injil bermitra dengan Yayasan Compassion Indonesia masih menggambarkan misi Gereja Penyebaran Injil yaitu “diberkati untuk memberkati”. Gereja Penyebaran Injil bila beridiri sendiri untuk melakukan pelayanan holistik seperti yang di rancang Yayasan Compassion Indonesia, tidak akan mencapai hasil yang maksimal karena keterbatasan dana. Kehadiran Yayasan Compassion Indonesia sebagai fasilitator, sangat membantu kemaksimalan Gereja Penyebaran Injil dalam pelayanannya.

5.4 Kerjasama

Kerjasama pada hakikatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi atau menjalin hubungan-hubungan yang bersifat dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama Pamudi, 1985: 12-13. Untuk menggambarkan kerjasama antara pihak Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil, peneliti merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri no.6:1975 pasal 4 ayat 2. Dalam Peraturan tersebut ada beberapa unsur prosedur kerjasama yakni sebagai berikut Pamudi, 1985: 30-32:

5.4.1. Bidang-bidang yang dikerjasamakan

Kerjasama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil adalah melalui Child Sponsorship Program CSP. CSP adalah program yang jangka waktunya paling lama diantara program Yayasan Compassion Indonesia lainnya. Program CSP dimulai ketika anak berumur antara 3-8 tahun dan melayani mereka sampai mereka berumur antara 15-22 tahun. Adapun anak yang dilayani melalui CSP di PPA IO-552 adalah anak yang mengalami social abuse, yakni penelantaran anak. Penelantaran anak yang dimaksud adalah anak yang tidak menerima fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak sebagai akibat dari minimnya kemampuan materi keluarga. . Dalam kerja sama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil, ada peranan tertentu yang diemban oleh kedua belah pihak yaitu YCI, 2007: 7 Yayasan Compassion Indonesia : a. mencarikan sponsor bagi anak-anak b. mengirimkan dana bagi kegiatan pengembangan anak c. menyediakan fasilitator untuk membantu PPA menjalankan pengembangan anak dalam kerangka pelayanan Compassion Indonesia Gereja Penyebaran Injil : a. Menyediakan tempat, pengerja dana sesuai kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan PPA b. Merencanakan Menjalankan program pengembangan anak di PPA c. Bekerja sama dengan Compassion Indonesia sesuai dengan aturan dan kebijakan dari Compassion Indonesia 5.4.2. Struktur Kerjasama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil di PPA IO-552 Susunan organisasi perlu, sebab mereka inilah yang akan melaksanakan wewenang operasional dan realisasi kerjasama. Dalam kerjasama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil, pihak Gereja Penyebaran Injil bertanggung jawab kepada Yayasan Compassion Indonesia melalui Partnership Facilitator. Gbr 5.1 Struktur PPA dengan Partnership Facilitator

5.4.3. Tata cara dan ketentuan teknis pelaksanaan CSP di PPA IO-552

Partnership Facilitator Andy Siahaan Gembala Sidang Pdt. John Pieter Aritonang, S.Th. M.min Kepala Departemen Edukasi Rahman Sembiring SE.Ak Komisi PPA Rahman Sembiring Sempakata Milala Janwar Bukit Koordinator PPA IO-552 Rosmalem Ginting Sekretaris: Rebeka Gea Mentor dan Tutor Mentor Anak Usia 3- 5 tahun Mentor Anak Usia 6- 9 tahun Mentor Anak Usia 10-12 tahun Mentor Anak Usia 13- 17tahun Tutor Bendahara Nurita Aritonang Detail-detail tata cara dan teknis pelaksanaan kerjasama diperlukan untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam operasionalisasi kegiatan. Tata cara dan ketentuan teknis pelaksanaan di PPA sudah diatur dalam Buku Panduan Kemitraan Compassion. Berikut tata cara dan ketentuan pelaksanaan CSP di PPA IO-552 :

5.4.3.1. Tata Cara Pendaftaran dan Penerimaan Anak di PPA

1. Sosialisasi penerimaan anak baru oleh Gereja Penyebaran Injil Sebelum pendaftaran di buka, PPA perlu menyampaikan informasi tentang pendaftaran anak baru di PPA. Penyampaian informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui pengumuman di gereja, pengumuman melalui papan informasi di PPA, pengumuman kepada orang tua anak PPA agar mereka memberitahukan kepada orang-orang yang memerlukan ataupun secara langsung kepada orang-orang yang memerlukan bantuan. 2. Orangtua mendaftarkan anaknya ke PPA Setelah proses sosialisasi dilakukan, PPA dapat mulai membuka pendaftaran untuk diisi orangtua saat mendaftarkan anaknya. Orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya ke PPA wajib datang sendiri ke PPA untuk mengambil formulir pendaftaran, mengisinya dan melengkapinya dengan dokumen yang diperlukan. Lalu formulir pendaftaran dikembalikan untuk keperluan seleksi awal 3. Orientasi I II orang tua calon anak Orientasi I II untuk orang tua hanya diikuti oleh orang tua yang anaknya telah lolos dalam seleksi pertama, yaitu anak yang sudah mengembalikan formulir pendaftaran beserta dokumen yang diperlukan dan berusia dibawah 8 ½ tahun. Orientasi terhadap orangtua calon anak PPA dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada orang tua tentang PPA. Orientasi I dilakukan oleh Gembala Jemaat Pimpinan Gereja, adapun materinya berisi tentang pelayanan PPA. Orientasi II dilakukan oleh komisi PPA terkait tentang proses pendaftaran dan seleksi anak di PPA. Kehadiran orang tua dalam kedua orientasi ini menjadi penting karena menjadi penentuan seleksi ke 2. 4. Kunjungan ke rumah calon anak oleh PPA Kunjungan ke rumah calon anak PPA menjadi tanggung jawab komisi PPA. Dalam kunjungan rumah ini, PPA perlu mengumpulkan infprmasi mengenai kelayakan anak tersebut untuk didaftarkan di PPA. Informasi-informasi tersebut meliputi beberapa hal antara lain : a. Jarak rumah ke PPA b. Pekerjaan dan penghasilan orangtua c. Jumlah tanggungan keluarga d. Kondisi rumah tempat tinggal Hasil informasi yang didapat saat kunjungan rumah anak ini selanjutnya dituliskan dalam formulir seleksi anak baru. Seleksi ke-3 dilakukan berdasarkan hasil kunjungan ini 5. Orientasi III Orang tua calon anak Jika anak lolos dalam seleksi ke 3, maka orang tuanya akan diundang untuk mengikuti orientasi III. Dalam orientasi III, komisi PPA menyampaikan pemahaman kepada orangtua tentang kewajiban anak dan orang tua di PPA, peraturan PPA dan surat persetujuan orangtua tentang beberapa kondisi PPA. 6. Pengajuan Daftar Calon Anak 1 PPA dapat memasukkan nama dan data anak-anak yang lolos seleksi ke-4 dalam daftar calon anak 1 sebelum diajukan ke Partnership Facilitator PF, Daftar calon anak 1 ini ditandatangani oleh Gembala Jemaat Pimpinan Gereja, komisi PPA, coordinator PPA sebagai persetujuan dan pertanggungjawaban kebenaran data yang tertulis didalamnya. 7. Kunjungan ke rumah calon anak persetujuan daftar calon anak 1 Partnership Facilitator PF akan memberikan persetujuan terhadap DCA 1 dengan melihat pemenuhan criteria penerimaan dan mempertimbangkan strategi penambahan anak PPA. 8. Pengisian New Case Study NCS dan daftar calon anak 2. Setelah PPA menerima persetujuan daftar calon anak 1 dan NCS, PPA dapat segera melakukan wawancara kepada anak dan orangtua untuk mengisi NCS. NCS perlu diisi dengan data anak yang lengkap dan akurat, karena ketetapan pengisian NCS, akan mempengaruhi pemrosesan data anak di Compassion Indonesia. 9. Pemotretan Anak Pemotretan anak akan dilakukan oleh PPA IO-552. 10. Pengiriman DCA 2, NCS dan foto anak ke Yayasan Compassion Indonesia Setelah pemotretan selesai dan NCS telah diperiksa oleh PF, maka PPA dapat mengirimkan DCA 2 daftar nama data anak yang telah difoto beserta NCS yang telah diisi lengkap dan fotokopi akte lahir anak kepada Yayasan Compassion Indonesia. Yayasan Compassion Indonesia akan memproses NCS dan foto anak untuk selanjutnya diajukan ke Compassion International. PPA dapat menunggu kemunculan nama anak yang diajukan dalam daftar Support Gift List SG List setiap bulannya. Anak dapat mulai mengikuti kegiatan dan dilayani di PPA apabila namanya sudah terdaftar di SG list PPA. 5.4.3.2. Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Anak dalam Child Sponsorship Program di PPA IO- 552 Anak dan orangtua tidak akan menerima bantuan dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk kegiatan- kegiatan pengembangan. Dana tidak akan digunakan semata-mata untuk program kesejahteraan seperti pembagian pemberian barang kepada anak ortu. Dana akan sepenuhnya dikelola menjadi kegiatan yang dapat mengembangkan anak secara menyeluruh, baik pengetahuan, ketrampilan, moral dan kerohaniannya. Kegiatan pengembangan anak yang dilakukan di PPA IO 552 merupakan kegiatan yan direncanakan oleh PPA sendiri dengan mengikuti standar pelayanan Yayasan Compassion Indonesia. Adapun standard pengembangan anak dalam kegiatan CSP adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Rohani • Setiap anak yang terdaftar akan diberikan Alkitab atau bagian Alkitab yang sesuai dengan usianya. • Semua anak akan memiliki evaluasi sederhana tentang pengembangan rohani sesuai dengan usia mereka pada saat masuk dan setidaknya setiap tahun berdasakan indikator berikut : o Mengetahui dan memahami Alkitab o Menerapkan disiplin rohani dalam: doa, pemahaman alkitab dan pelayanan. • Gereja mitra akan membuat laporan pengembangan rohani secara teratur dan disesuaikan dengan standar, yang mencantumkan hasil-hasil dan indikator- indikator pengembangan rohani dan dikirimkan ke Yayasan Compassion Indonesia. Yayasan Compassion Indonesia akan mengirimkan laporan tersebut kepada Kantor Internasional. b. Pengembangan Jasmani Pengembangan jasmani melibatkan pengembangan karakteristik- karakteristik yang memberikan seorang anak manfaat yang penuh dari kapasitas jasmani mereka, seperti ketrampilan-ketrampilan motorik dan kenikmatan dari kesehatan yang baik. Standar- standar Pengembangan Jasmani : • Setiap kali ada anak yang terluka atau sakit parah, staf Yayasan Compassion Indonesia dan staf Gereja Mitra akan bertindak dan terlibat seperti yang siperlukan • Anggota staf Gereja Mitra akan diajarkan dan diberikan pelatihan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan jasmani. • Jaringan kerja akan dilakukan dan hubungan formal akan di bangun dengan klinik-klinik atau organisasi lain untuk memenuhi kebutuhan pengembangan jasmani. • Semua anak akan memiliki evaluasi sederhana tentang pengembangan jasmani sesuai dengan usia mereka setidaknya setiap tahun, evaluasi dilakukan berdasarkan indikator berikut : o Menunjukkan pemahaman yang baik tentang tubuh jasmaninya o Lebih jarang sakit, kekurangan izi dan mengalami halangan karena kondisi jasmani. o Bertanggung jawab untuk memilih cara hidup bijaksana mengenai kesehatan dan seksualitas • Laporan yang teratur dan disesuaikan denan standar mengenai hasil dan indikator pengembangan jasmani akan dibuat dan dikirimkan oleh Gereja Mitra kepada Yayasan Compassion Indonesia. Laporan tersebut akan dikirimkan oleh Yayasan Compassion Indonesia kepada Kantor Area, yang akan mengirimkannya kepada Kantor Internasional. Analisa data kesehatan juga akan dilaporkan kembali dari Yayasan Compassion Indonesia kepada Gereja Mitra. • Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Mitra akan mengidentifikasi penyebab penyakit yang paling sering terjadi, mengevaluasi efektifitas kegiatan saat ini, dan merevisi serta menerapkan strategi-strategi meningkatkan hasil pengembangan jasmani. • Pemeriksaan kesehatan untuk anak dibawah 11 tahun akan dilakukan dua kali dalam setahun dan pemeriksaan untuk anak remaja berusia 12 tahun ke atas akan dilakukan satu tahun sekali. Semua pemeriksaan kesehatan akan dilakukan oleh ahli kesehatan yang handal dalam ruangan tertutup selama paling sedikit 10 menit bagi setiap anak. Pencatatan yang disesuaikan dengan standar dari setiap pemeriksaan kesehatan harus disimpan dalam file anak. • Data pemeriksaan kesehatan akan dilaporkan dan dianalisa di Yayasan Compassion Indonesia dan digunakan sebagai sumber informasi utama berkaitan dengan indikator kesehatan yang telah ditetapkan. c. Pengembangan Kognitif Pengembangan kognitif mengacu pada bagaimana kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan yang mengembangkan keahliannya. Adapun standar pelaksanaan pengembangan kognitif adalah sebagai berikut : • Staf pengembangan anak menerima pelatihan untuk menidentifikasi kecerdasan dan kemampuan dari setiap anak yang mereka layani, bagaimana meningkatkam kekuatan-kekuatan dan mengurangi kelemahan-kelemahan melalui rencana pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang mereka terapkan. • Kurikulum pengembangan kognitif harus mencakup topic cara berkomunikasi melalui surat yang memiliki arti dan efektif. • Staf gereja mitra bekerja besama dengan para orang tuawali anak untuk mengembangkan kesempatan belajar di rumah, berdasarkan kegiatan-kegiatan tambahan yang dirancan oleh Yayasan Compassion Indonesia. • Staf pengembangan anak mengetahui standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dan menggunakan rencana pelajaran dan kegiatan-kegiatan untuk menolong anak-anak memenuhi standar yang diharapkan di sekolah. Mereka tidak menjiplak pelajaran pengembangan kognitif yang diberikan di sekolah, tetapi membantu anak pada bidan pelajaran yang mereka kurang mampu dan melengkapi bagian yang bisa ditingkatkan dengan tambahan pendidikan non formal. • Gereja mitra akan menyediakan lingkungan fisik yang mendukung untuk program pengembangan holistic anak dan remaja yang efektif. • Semua anak akan memiliki evaluasi sederhana tentang pengembangan kognitif sesuai dengan usia mereka setidaknya setiap tahun, berdasarkan pada indikator berikut : o Menyelesaikan setidaknya pendidikan dasar o Mengembangkan kecerdasan dan minat kejuruan yang unik o Belajar menggunakan setidaknya satu keahlian yang menghasilkan uang • Laporan yang teratur dan disesuaikan dengan standar mengenai hasil dan indikator pengembangan kognitif akan dibuat dan dikirimkan oleh Gereja Mitra kepada Yayasan Compassion Indonesia. Laporan tersebut kemudian akan dikirimkan oleh Yayasan Compassion Indonesia kepada Kantor Inernasional D. Pengembangan Sosio- Emosional Pengembangan sosio-emosional mencakup ekspresi perasaan: kemampuan untuk berinteraksi timbal-balik dengan sesama; mengetahui dan memperhatikan diri sendiri, orang lain dan sekitar; membuat keputusan yang benar dan bertanggung jawab. Standar-standar pengembangan sosio-emosional : • Semua anak akan mendapatkan evaluasi sederhana pengembangan sosial- emosional yang sesuai dengan usia mereka setidaknya setiap tahun sekali, berdasarkan indikator sebagai berikut o Belajar mengatur diri sendiri o Menerapkan kesadaran diri dan sosial dalam menentukan pilihan- pilihan hidup yang bertanggung jawab o Memperlihatkan keahlian dalam menjalin hubungan interpersonal antar pribadi yang mencakup : komunikasi, membangun hubungan, negoisasi dan mengatasi penolakan. • Laporan yang teratur dan disesuaikan dengan standar tentang hasil dan indikator pengembangan sosio-emosional akan dibuat dan dikirimkan oleh Gereja Mitra kepada Yayasan Compassion Indonesia. Laporan tersebut akan dikirimkan oleh Yayasan Compassion Indonesia kepada Kantor Internasional. • Kebijakan-kebijakan dan prosedur formal untuk tindakam yang cepat harus diterapkan di tingkat Gereja Mitra jika ditemukan terjadinya kasus pelecahan atau kekerasan fisik atau seksual. • Yayasan Compassion Indonesia harus mengidentifikasi pelayanan kesehatan mental yang menjaga kerahasiaan dan sesuai dengan budaya setempat dan menawarkan hal tersebut kepada anak-anak atau remaja dan orang tua atu wali anak mereka. Jika terjadi pelecahan atau kekerasan seksual. Karena banyak anak yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual tidak mrmprtlihatkan gejala apapun sampai mereka berusia remaja., para remaja harus secara teratur diberikan informasi mengenai pelayanan-pelayanan semacam ini yang tersedia bagi mereka. • Menanggulangi trauma- segera dan jangka panjang o Pada saat bencana atau trauma terjadi di komunitas, apakah merupakan ttrauma priadi atau bencana pribadi, ataupun keluarga, atau bencana daerah, pelayanan kesehatan mental para-profesional harus diberikan kepada semua yang terlibat secepatnya setelah kejadaian terjadi. o Pelayanan kesehatan mental termasuk pekerja sosial dan koordinasi kasus kemungkinan besar akan dibutuhkan oleh mayoritas orang- orang yang terlibat untuk empat bulan pertama setelah kejadian, kemudian dipilih kelompok yang memerlukan penanganan lebih lanjut untuk 12 bulan kemudian atau lebih lama dalam situasi khusus.

5.4.3.3 Tata Cara Pelaksanaan Program Tambahan Complementary Intervention- CIV

Program tambahan CIV merupakan program yang dirancang untuk langsung memberi pengaruh kepada anak yang terdaftar dalam CSP. Program tambahan Yayasan Compassion Indonesia dikategorikan kedalam dua kelompok yaitu YCI, 2007:63 i. Suplemental Development Activities - SDA Suplemental Development Activities Kegiatan Pelengkap Program Pengembangan dirancang untuk memberi pengaruh langsung kepada hasil akhir pengembangan anak melalui pelaku-pelaku utama didalam kehidupan anak yang terdaftar. Adapun SDA mencakup kegiatan berikut : a. Education – Edu Pendidikan • Menyediakan biaya tes atau biaya lab untuk perorangan sampai sejumlah US50 setahun • Menyediakan kursus-kursus pra universitas, termasuk tes ujian masuk. Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu tidak lebih dari dua tahun dengan dana total tidak lebih dari US500 • Menyediakan bantuan bagi anak yan disponsori dalam jumlah terbatas untuk kursus setelah menyelesaikan sekolah menengah yang dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari tiga than dengan total dana tidak lebih dari US1.500. Fasilitas ini sangat terbatas dan sangat dimonitor oleh Yayasan Compassion Indonesia karena pendidikan di atas sekolah menengah bukan hasil yan ditargetkan bagi semua anak yang disponsori oleh CSP • Dana untuk kebutuhan di atas ini tidak oleh digunakan untuk biaya transportasi atau biaya rumah. • Pendidikan Education- Edu disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. b. Non- Formal Education NFE Pendidikan non formal • Anak secara individual: Menyediakan pendidikan nonformal dan pelatihan sekolah kejuruan teknik atau program magang. Ini termasuk pelatihan ketrampilan tingkat pra-universitas akademi, juga perlengkapan untuk meningkatkan penghasilan. Manfaat yang disediakan bagi setiap anak dapat mencapai tiga tahun dengan total dana sebesar US1.500 • Sekelompok anak : Menyediakan kegiatan pendidikan nonformal. Kegiatan kelompok bagi anak yang terdaftar dapat termasuk pelatihan kejuruan dan pelatihan teknik, pengelolaan uang dan anggaran belanja keluarga, ketrampilan mencari pekerjaan, Rencana masa depanku My Plan for Tomorrow, kegiatan peduli lingkungan, olahraga, camping dan retreat. • Menyediakan sumber-sumber pendidikan non formal di lokasi gereja. Hal ini dapat termasuk taman bermain, perpustakaan, laboratorium computer dan pusat sumber daya resources centers • NFE tidak dapat digunakan untuk memenuhi biaya pendidikan formal sekolah menengah. • NFE sudah disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. c. Kesehatan Health- HH • Nutrisi dan pelatihan pendidikan kesehatan : Menyediakan pelatihan bagi anak yang terdaftar dan para orang tua wali dalam bidang kesehatan dan nutrisi. Hal ini dapat termasuk topic-topik mengenai tentang makanan, pengembangan kesehatan jasmani, vaksinasi, nutrisi, penyakit- penyakit menular, rehidrasi oral, kesehatan dan kebersihan. Ini termasuk materi dan tambahan pelatihan yang didanai oleh bantuan anak bulanan. • Sanitasi : Menyediakan jamban atau kamar mandi di lokasi gereja mitra. Proyek sanitasi pada umumnya didanai dengan mengajukan proposal permohonan dana dan tidak dapat dilaksanakan kecuali bila pendanaan sudah terjamin. • Vaksinasi dan imunisasi : Menyediakan imunisasi bagi kelompok anak yang terdaftar, dan dapat juga diberikan kepada anak yang tidak terdaftar namun teridentifikasi dari keluarga yang lemah. Vaksinasi dan imunisasi disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. • Makanan tambahan dalam situasi bukan bencana : Menyediakan makanan tambahan kepada kelompok anak yang didiagnosa kekurangan gizi atau sangat membutuhkan makanan tambahan karena penyakit yang diideritanya. Program makanan tambahan disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. • Kampanye Perawatan Gigi secara Kelompok : Menyediakan kampanye gigi untuk kelompok anak untuk pembersihan, pencegahan, menambal lubang gigi, pencabutan gigi, dll. Kampanye untuk beberapa proyek dan kelompok anak telah disetujui sebelumnya melalui proes perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian disetujui secara resmi melalui pengujian permohonan dana. d. Reimbursable Medical Fund- MED Dana Pengobatan yang Mendapat Penggantian • Dana ini untuk membiayai perawatan penyakit atau luka yang dapat diobati; kebutuhan penglihatan termasuk kebutuhan kacamata; kehilangan pendengaran, termasuk alat bantu pendengaran; konseling trauma dalam kasus pelecehan, kematian akibat kekerasan atau kejadian lain yang menyebabkan trauma; kebutuhan perawatan gigi khusus • Dana ini digunakan untuk perawatan masalah kesehatan atau luk yang tidak rutin dengan biaya tidak lebih dari US1.500, dan membutuhkan kontribusi dari keluara, gereja, atau masyarakat minimum sebesar 10. • Dana ini didanai melalui sistem pembiayaan yang mendapat penggantian dan akan dicatat di dalam laporan keuangan bulanan Yayasan Compassion Indonesia. e. Major Medical Pengobatan besar • Dana ini menutupi biaya pengobatan besar, termasuk biaya operasi, perawatan dan alat-alat statis atau bergerak • Anak-anak yang mendapat luka atau penyakit yang dapat diobati harus selalu menerima pengobatan yang mereka perlukan • Jumlah maksimum dari biaya pengobatan yang dibayar biasanya tidak lebih dari US5.000 setahun untuk setiap anak secara individual • Program pengobatan besar dengan biaya total perawatan melebihi US5.000 memerlukan persetujuan awal dari Kantor Internasional • Kontribusi pembiayaan sebesar 10 diperlukan dalam dana pengobatan yang mendapat penggantian • Pengeluaran major medical kurang dari US5.000 didanai melalui sistem pembayaran yang mendapat penggantian reimbursable system f. Partner Development – PDL Pengembangan Mitra • Kerangka kerja dari PDL adalah pengarahan visi dan pelatihan yang menolong para mitra agar lebih efektif menjalankan aspek-aspek program, pensponsoran dan administrasi. • Dana ini membiayai kegiatan awal dalam hubungan kemitraan antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Mitra • Pengembangan itra disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. g. Parental Education- PED • Menyediakan pelatihan dan kegiatan untuk orang tua dan wali di dalam semua Program Inti untuk memungkinkan mereka memberikan perawatan dan pemeliharaan yang lebih baik kepada anak mereka • Pendidikan orang tua dapat termasuk pendidikan membaca, seminar tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan anak, pelatihan kepada orang tua wali dalam pengembangan anak dan topik-topik yang berhubungan dengan kesehatan, dan ketrampilan dasar sebagai orang tua, juga topik-topik lain yang sesuai • Pendidikan orang tua disetuui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan IRKRAB dan kemudian secara resmi disetujui melalui pengajuan permohonan dana. h. The AIDS Iniatiative- AIDS Gerakan Penanganan AIDS • Menyediakan bantuan kepada anak-anak terinfeksi HIV- positif atau negative terpengaruh dan kepada orang tua wali atau saudara kandung mereka terkena HIV- Positif. • Pelayanan secara individual yang dapat disediakan melalui dana ini termasuk bantuan nutrisi, Antiretroviral Therapy ARV, bantuan transportasi, perawatan karena adanya kemungkinan terinfeksi, uji laboratorium, bantuan psikososial, perawatan di rumah, kegiatan untuk mencegah penulaean HIV dari ibu ke anak, bantuan perumahan dan kegiatan untuk meningkatkan penghasilan • Kegiatan- kegiatan umum yang dapat dilaksanakan melalui dana ini termasuk pendidikan HIV AIDS, kampanye- kampanye kesadaran konseling pencegahan, fasilitasi kelompok-kelompok sebaya, anjuran untuk terbuka mengenai status HIV, mempromosikan Pemeriksaan dan Konseling secara sukarela Voluntary Counseling dan Testing- VCT, pengerahan gereja mengenai HIVAIDS, pelatihan untuk Staf Pengembangan Anak memproduksi materi dan evaluasi ketekunan melakukan terapi ARV. • Hanya Gereja Mitra yang telah melakukan survey dasar dan menerima pengakuan yang dapat dibantu untuk melakukan kegiatan-kegiatan perawatan. ii. Kegiatan Peningkatan Progran Program Enhancement Activities- PEA Kegiatan peningkatan Program adalah kegiatan yang berfokus pada peningkatan kondisi di lingkungan anak, membuatnya kondusif bagi pengembangan yang sehat bagi anak. Kegiatan ini dirancang untuk memberi pengaruh tidak langsung kepada hasil akhir pengembangan anak. Adapun PEA mencakup kegiatan berikut : a. Water Projects- WTP Proyek- proyek pengadaan Air • Menyediakan sumber air bersih dan aman di loksai Gereja Mitra dan bila memungkinkan, di lingkungan masyarakat setempat. • Setiap proyek pengadaan air harus ditentukan berdasarkan penilaian kebutuhan. • Kegiatan ini berdasarkan pengajuan permohonan, membutuhkan donatr tertentu, dan tidak dapat dilaksanakan sampai dana benar-benar tersedia. b. Microenterprise Income Generation- IGP Usaha Kecil Peningkatan Penghasilan • Menyediakan kegiatan untuk meningkatkan penghasilan dn kegiatan usaha kecil, peralatan untuk peningkatan penghasilan bagi orang tua wali, pengelolaan pinjaman, ketrampilan dasar mengenai bisnis dan akunting. • YAYASAN COMPASSION INDONESIA akan berusaha untuk menghubungkan penerima manfaat dengan institusi kredit usaha kecil lain tetapi tidak akan secara langsung menjalankan program pinjaman atau menyokong program dimana gereja lokal secara langsung memberikan pinjaman untuk usaha kecil. • Kegiatan ini berdasarkan pengajuan permohonan, membutuhkan donatur khusus dan tidak dapat dilakukan sampai dana benar-benar tersedia. c. Disaster Relief Fund Activities- DAP DRF Kegiatan pendanaan Bantuan Bencana • Menyediakan sumber daya untuk memberikan pertolongan dan untuk memperbaiki kondisi pada tingkat rehabilitasi yang wajar bagi anak yang dibantu Compassion, keluarga mereka dan Gereja Mitra setelah terjadinya bencana. • Bencana Keluarga DAP : Didefenisikan sebagai bencana yang menimpa keluarga dari penerima manfaat Compassion. o Kegiatan pertolongan relief termasuk penyediaan makanan dan air darurat tempat berteduh terpal, tenda, atau rumah di penampungan sementara, kebutuhan pribadi perlengkapan mandi, popok, perlengkapan kebersihan wanita, dll, peralatan memasak, konseling trauma dan dukungan spiritual bila diperlukan o Kegiatan rehabilitasi termasuk penyediaan bantuan material bangunan untuk membangun kembali sebuah rumah dengan kondisi yang setara dengan rumah sebelumnya tetapi tidak melebihi kondisi di lingkungan sekitarnya. Pembelian tanah untuk rumah tidak diperbolehkan. Kegiatan rehabilitasi lain yang diperbolehkan termasuk penyediaan pakaian dan perlengkapan sekolah, penggantian alat- alat rumah tangga, dan memperbaiki hal-hal untuk mata pencaharian dan perlengkapan sekolah, penggantin alat-alat rumah tangga dan memperbaiki hal-hal untuk mata pencaharian, juga konseling lanjutan dan bantuan dalam kasus tertentu bila diperlukan o Jika dana yang diberikan adalah untuk melakukan pembangunan kembali juga termasuk peningkatan teknik untuk mengurangi resiko bagi setiap orang bila terjadi kembali bencana di masa depan. o Bencana keluarga bagi banyak keluarga didanai melalui pendanaan dari Mitra- Mitra Compassion. Dana ini disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan dan kemudian akan disetujui sebelumnya melalui proses perencanaan tahunan dan kemudian akan disetujui secara resmi melalui pengajuan permohonan dana. • Bencana skala luas DRF : Didefenisikan sebagau bencana yang menimpa banyak daerah di sebuah negara atau di beberapa negara dan telah dinyatakan berada dalam keadaan darurat oleh pemerintah berwenang. o Program bencana skala luas bukan hanya komponen bantuan dan rehabilitasi tetapi juga termasuk kegiatan untuk mengurangi efek dan usaha pencegahan bencana yang mungkin terjadi di masa depan. Mereka menyediakan sumber daya untuk segera memberikan bantuan mereka, Gereja mitra dan masyarakat setelah terjadinya bencana tersebut. Penerima manfaat harus termasuk minimum 75 anak yang terdaftar di Compassion dan keluarganya. o Kegiatan pertolongan relief termasuk penyediaan makanan dan air darurat tempat berteduh terpal, tenda, atau rumah di penampungan sementara, kebutuhan pribadi perlengkapan mandi, popok, perlengkapan kebersihan wanita, dll, peralatan memasak, konseling trauma dan dukungan spiritual bila diperlukan o Kegiatan rehabilitasi termasuk penyediaan bantuan material bangunan untuk membangun kembali sebuah rumah dengan kondisi yang setara dengan rumah sebelumnya tetapi tidak melebihi kondisi di lingkungan sekitarnya. Pembelian tanah untuk rumah tidak diperbolehkan. Kegiatan rehabilitasi lain yang diperbolehkan termasuk penyediaan pakaian dan perlengkapan sekolah, mengadakan kembali sekolah atau kegiatan anak, konseling trauma dan bantuan spiritual bila diperlukan, penggantin alat-alat rumah tangga dan memperbaiki hal-hal untuk mata pencaharian. o Usaha-usaha bantuan dan rehabilitasi bencana skala luas di danai melalui dana bencana Kantor Internasional dan melalui penggalangan dana kepada sponsor dan donatur. • Bencana yang menimpa Gereja Mitra : Bantuan dapat diberikan untuk memperbaiki atau membangun kembali infrastruktur yang digunakan oleh program Compassion, termasuk tetapi tidak terbatas pada : ruang kelas, ruang serbaguna, dapur, ruang makan dan kamar mandi. Perbaikan terhadap sarana-sarana seperti air, listrik, gas dan saluran pembuangan air juga diperbolehkan. Perbaikan ruang ibadah tidak diperbolehkan kecuali tempat itu digunakan untuk melaksanakan program Compassion.

5.4.4. Sistem Keuangan

Aturan kerjasama dalam bidang keuangan antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil bertujuan untuk memampukan Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil bekerja secara efektif dan efisien, serta dapat memberi pertanggungjawaban yang baik untuk menjaga integritas dalam hal pengelolaan keuangan di PPA. Adapun aturan kerjasama tersebut, meliputi YCI, 2007: 22 :

5.4.4.1. Sistem Pengawasan Internal

Pengawasan internal berfungsi untuk menjaga tanggung jawab dan memastikan penggunaan dana bantuan yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan intermal yaitu : 1. Pemisahan dan tanggung jawab Penting adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab secara jelas untuk masing- masing staff PPA sehingga staff PPA dapat bekerja secara professional, efektif dan efisien sesuai tugas dan tanggung jawab masin-masing. Dalam hal keuangan ada 3 fungsi yang perlu diperhatikan, yaitu : • Fungsi Kasir, dijabat oleh bendahara. Tugas Bendahara adalah memegang kas kecil atau petty cash, menuliskan cekslip pengembilan dan sejenisnya serta mencatat transaksi keuangan pada buku kas kecil. • Fungsi Pembukuan akan dijabat oleh Sekretaris yang bertugas untuk membukukan dan membuat laporan keuangan • Fungsi Pengesahan akan dijabat oleh Komisi PPA yang terpisah dari fungsi kasir dan fungsi pembukuan. 2. Anggaran Pembuatan anggaran haruslah diikuti oleh komitmen untuk melaksanakan dan mengaendalikannya. Disamping itu anggaran haruslah merupakan kata sepakat dari Koordinator PPA, komisi PPA, dan Gembala Jemaat Pimpinan Gereja.

5.4.4.2. Sistem Keuangan PPA

• Tanda tangan slip kosong pengembalian uang sangat tidak diperkenankan • Pengeluaran hanya bisa dilakukan setelah Informasi Rencana Kegiatan Rencana Anggaran Belanja IRKRAB disetujui oleh Yayasan Compassion Indonesia • Setiap PPA harus memiliki Cash Box yang terpisah dari cash box gereja dan tersimpan dengan aman dan terkunci • Jumlah saldo kas kecil PPA maksimal 2 dua minggu transaksi secara rata-rata. • Permintaan KAS BON harus segera dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu 48 empat puluh delapan jam • Pengembalian dana dari PPA akan dilakukan dengan cara pemotongan dana support pada bulan berikutnya setelah ada pemberitahuan tertulis ke Yayasan Compassion Indonesia

5.4.4.3. Penerimaan

Setiap awal tahun Yayasan Compassion Indonesia akan mengirimkan jadual rencana pengiriman dana bantuan kepada seluruh PPA. Harapannya agar PPA tidak akan terganggu dalam merencanakan kegiatannya karena pengiriman dana bantuan yang terlambat sampai ke PPA. Yayasan Compassion Indonesia akan mengirimkan dana bantuan rutin bulanan tersebut antara tanggal 10 sampai dengan tanggal 15 setiap bulannya. Bentuk dana yang Yayasan Compassion Indonesia kirimkan secara rutin ada beberapa jenis yaitu: o Support Fund CHS adalah dana untuk anak-anak yang sudah memiliki sponsor o Unsponsored Children Fund USP adalah dana unuk anak- anak yang belum memiliki sponsor. Secara bertahap Unsponsored Children Fund tidak akan dikirimkan lagi apabila 80 dari jumlah anak yang terdaftar sudah mendapatkan sponsor o Gift GFT adalah hadiah dari sponsor untuk anak-anak yang sudah ada sponsornya. Support Fund and Unsponsored Children Fund merupakan hak milik anak yang terdaftar didalam PPA yang tercantum dalam SG List. Dalam hal ini PPA tidak diperbolehkan untuk membatasi kebutuhan anak dengan menentukan batasan sejumlah uang tertentu kepada setiap anak. Anak hanya menerima manfaat dari program kegiatan bukan menerima uang tunai.

5.4.4.4. Pengeluaran

Penerimaan dana bantuan yang akan dibelanjakan sesuai dengan IRKRAB yang telah disetujui oleh Yayasan Compassion Indonesia yang tercakup dalam 5 lima kategori pengeluaran yaitu : • Kerohanian Spiritual • Jasmani Physical • Pendidikan Cognitive • Sosio- Emosional Socio- emotional • Administrasi Administration Penerimaan hadiah Gift akan dibelanjakan sesuai instruksi Support Gift List dan langsung diberikan kepada anak yang berhak menerima hadiah tersebut. Penerimaan dana tambahan baik karena pengajuan proposal tambahan dapat dikeluarkan sesuai dengan tujuannya dan tidak boleh dialihkan di luar dari tujuan pengiriman dana tersebut. Namun sebaliknya PPA tidak doperbolehkan menggunakan dana bantuan rutin untuk kegiatan-kegiatan yang seharusnya dibiayai oleh dana Program tambahan. Dana Compassion tidak boleh dipergunakan : 1. Sebagai alat pinjam meminjam 2. Membangun gedung, renovasi gedung 3. Sewa rumah untuk kegiatan 4. Pembelian tanah 5. Pembelian serta pemeliharaan kendaraan 6. Hal- hal lainnya sesuai dengan perkembangan dari kebijakan yang berlaku di Yayasan Compassion Indonesia Pencatatan dan bukti-bukti atas seluruh pengeluaran haruslah didukung dengan data-data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan oleh mereka yang menerima manfaat atas dana-dana yang telah dikirimkan tersebut.

5.4.4.5 Pelaporan keuangan

1. Ketentuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan PPA harus sudah masuk ke kantor Yayasan Compassion Indonesia paling ambat tanggal 6 setiap bulannya. Jika PPA tidak menyerahkan laporannya hinga batas waktu yang telah ditentukan maka dana bantuan bulan berikutnya akan ditahan sampai lapora keuangan tersebut diterima oleh Yayasan Compassion Indonesia. 2. Komponen Laporan Keuangan Komponen yang harus ada dalam laporan keuangan terdiri dari : • Foto copy posisi transaksi terakhir buku tabungan atau giro PPA • Lembar laporan keuangan bulanan PPA • Bukti pengiriman dana bantuan bulanan Fund Transfer Memo dan All Gift List yang sudah ditandatangani • Buka kas dan bank, ledger, data-data lainnya seperti Compassion Fund CFN Pengobatan. 3. Pengesahan Laporan Keuangan Setiap laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh Bendahara. Koordinator dan diketahui oleh Komisi PPA. Laporan keuangan dianggap sah jika keseluruhan dari pihak yang berwenang tersebut menandatangani Laporan keuangan yang telah disusun.

5.4.5. Jangka Waktu

CSP adalah program yang jangka waktunya paling lama diantara program Yayasan Compassion Indonesia lainnya. Program CSP dimulai ketika anak berumur antara 3-8 tahun dan melayani mereka sampai mereka berumur antara 15-22 tahun. Sebagai pelayanan holistik, Yayasan Compassion Indonesia berusaha membimbing anak dalam merencanakan masa depan mereka dan menyelesaikan program dengan berhasil dan bertanggung jawab. Oleh karenanya setiap anak yang berusia 12 tahun akan masuk dalam Program Completion dengan konsep program berikut YCI, 2007: 57 : a. Rencana Masa Depanku My Plan For Tomorrow Kegiatan program yang menjadi fasilitas bagi anak-anak usia 12 tahun ke atas untuk mulai memikirkan dan merencanakan masa depan mereka. Setiap anak akan melakukan evaluasi dan melengkapi atau mengubah rencana mereka paling sedikit setahun sekali dalam sebuah buku khusus dan buku ini disimpan dalam file anak. Untuk mendukung pencapaian masa depan anak secara maksimal, Gereja Mitra dan PPA akan mengembangkan anak usia SMP dalam kemampuan khusus. b. Pada usia SMA, anak akan dibekali dengan program pengembangan secara mental dan financial untuk mandiri c. Pada usia 18 akan dibekali dengan program penelitian dan praktek lapangan yang akan berguna sebagai bekal dalam menempuh kehidupan ditengah masyarakat nantinya Satu hal yang juga perlu diperhatikan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai jangka waktu kerjasama antara Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Penyebaran Injil. Hanya saja ada beberapa hal yang dapat membuat hubungan kerjasama antara pihak Yayasan Compassion Indonesia dan Gereja Mitra dalam hal ini Gereja Penyebaran Injil berakhir, yakni : a. Prestasi yang buruk dalam menangani program b. Hal-hal mengenai integritas keuangan yang tidak diselesaikan dengan baik c. Tidak dapat memberikan perlindungan kepada anak d. Terjadi perubahan besar dalam strategi Yayasan Compassion Indonesia yang mengharuskan untuk mengakhiri kemitraan di daerah-daerah tertentu atau dengan jenis-jenis mitra tertentu. e. Gereja Mitra dan Compasion yakin bahwa kemitraan tidak lagi diperlukan sehubungan dengan tingkat kematangan dan kemapanan gereja atau berkurangnya kemiskinan di lingkungan itu. f. Gereja Mitra memutuskan untuk menghentikan kemitraan dengan Compasiion karena alasan-alasan sendiri.

5.5 Keadilan