2.5. Pranata Lembaga Sosial
Pranata atau lembaga adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi
Soekanto, 2003. Di dalam pranata warga masyarakat dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi sudah diikat oleh aturan-aturan yang telah disepakati bersama.
Lembaga sosial atau pranata sosial memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa diantara lembaga sosial yang turut ambil andil
dalam usaha kesejahteraan sosial adalah Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Lokal.
a. Lembaga swadaya masyarakat LSM Menurut Peter Hannan 1988, seorang pakar ilmu-ilmu sosial dari
Australia yang pernah melakukan penelitian tentang LSM di Indonesia pada tahun 1986, menyebutkan bahwa LSM adalah organisasi yang bertujuan untuk
mengembangkan pembangunan di tingkat grassroots, biasanya melalui penciptaan dan dukungan terhadap kelompok-kelompok swadaya lokal.
Menurut Korten 2001:5, identitas LSM tersebut dapat dilihat melalui pengelompokan atau pengklasifikasian LSM, yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi Sukarela Voluntary Organization atau VO yang melakukan misi sosial, terdorong oleh suatu komitmen kepada nilai-
nilai yang sama 2. Organisasi Rakyat People’s Organization atau PO yang mewakili
kepentingan anggotanya, mempunyai pimpinan yang bertanggun jawab kepada anggota dan cukup mandiri.
3. Kontraktor Pelayanan Umum Public Service Contractor atau PSC yang berfungsi sebagai usaha tanpa laba, berorientasi pasar untuk
melayani kepentingan umum. 4. Lembaga swadaya masyarakat pemerintah Government Non
Government atau GONGO dibentuk oleh pemerintah dan berfungsi sebagai alat kebijakan pemerintah.
Dalam buku The State and NGOs 2002:165 dikatakan bahwa kebanyakan LSM di Indonesia berbentuk Yayasan. Yayasan merupakan suatu
hunian dan perkumpulan yang berbentuk badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 butir 1 Undang-undang No.16 Tahun 2001
tentang yayasan yaitu suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial,
keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Berdasarkan defenesi tersebut yayasan memiliki ciri-ciri khas, yaitu :
1. Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. 2. Tidak semata-mata mengutamakan keuntungan atau mencuri
penghasilan yang sebesar-besarnya. 3. Tidak mempunyai anggota
b. Lembaga sosial lokal
Lembaga sosial pada tingkat lokal telah diakui memainkan peran penting dalam proses pembangunan di masyarakat. Lembaga ini pada
hakekatnya menunjuk pada organisasi informal yang tumbuh di lingkungan
yang secara geografis dan kultural merepresentasikan komunitas setempat yang kecil dan terbatas.
Organisasi ini biasanya dibentuk secara swadaya untuk menyelenggarakan pelayanan sosial atau merespon permasalahan sosial
berbasiskan pada sumber-sumber setempat. Kepengurusan dan fungsi dari lembaga ini umumnya tidak kaku seperti pada organisasi-organisasi formal.
http:www.policy.husuhartomodul_amakindo_03.htm diakses pada 14:00 21 november 2013
Mengacu pada World Bank 1998: 3 mengenai yayasan dan lembaga kemasyarakatan, maka sedikitnya ada enam kriteria yang dapat dijadikan
patokan mendefinisikan lembaga sosial lokal:
1. Grantmaking
2. Fund raising both local and external to community
3. Broadly defined vision
4. Local Board of trustees reflective of community
5. Serving geographical defined community
6. Building endowment
Beberapa contoh lembaga sosial lokal dapat berupa organisasi semi- pemerintah, seperti Karang Taruna, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,
Posyandu, atau murni mewakili kepentingan masyarakat madani, semisal Mitra Cai, Kelompok Pengajian, dan Kelompok
Arisan. http:www.policy.husuhartomodul_amakindo_03.htm diakses pada 14:00 21 november 2013
Menurut Yayasan Compassion Indonesia 2007:6 Gereja bukan semata-mata lembaga agama melainkan bagian dari lembaga sosial lokal.
Gereja adalah lembaga unik secara lokal dan juga global. Karena gereja adalah bagian dari masyarakat dimana ia berada, gereja memiliki pengetahuan dan
rasa hormat mendalam terhadap kebudayaan dan konteks setempat dan juga dapat mencerminkan inisiatif local sesungguhnya. Pernyataan ini juga
didukung melalui buku The Social Web an Introduction to Sociology 1988: 316, bahwa, A church is a religious organization that is thoroughly
institutionalized and well integrated into the social and economic order of society
2.6 Pelayanan Sosial