Validasi dan Verifikasi Model

113 Kondisi kelerengan kawasan Jabodetabek adalah sekitar 62,13 dari total luas lahan atau sekitar 424.099 Ha berada pada kelerengan datar 0 – 8 . Berikutnya sekitar 13,28 dari total luas lahan atau sekitar 88.508 Ha pada kelas lereng 8 – 15, 11,37 dari total luas lahan atau sekitar 75.797 Ha pada kelas lereng 15 – 40 dan 12,17 dari lahan atau sekitar 81.132 Ha pada kelas lereng lebih dari 40 . Berdasarkan kelerengan kawasan Jabodetabek maka sebagian besar akan diklasifikasikan pada kelas I – III di bagian utara, sedangkan kelas VI – VIII yaitu dengan lereng berkisar 40 atau lebih menempati kawasan Jabodetabek di bagian selatan.

4.2.3. Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar Bogor oleh Effendi 1986 yang dikorelasikan dengan peta geologi lembar Jakarta oleh Turkandi 1992 dapat dikelompokan secara sederhana menjadi 3 satuan batuan, yaitu : batuan sedimen tersier, batuan vulkanik dan terobosan dan batuan endapan permukaan. Wilayah Jabodetabek termasuk ke dalam 2 zona fisiografi, yakni zona Bogor, menempati wilayah Bogor yang dicirikan oleh adanya antiklinorium dengan arah barat-timur dan wilayah Sukabumi merupakan kelanjutan dari zona Bandung yang dicirikan oleh adanya tinggian yang terdiri dari sedimen tua menyembul di antara endapan vulkanik. Batas kedua zona tesebut di lapangan tidak terlalu jelas karena tertutup oleh endapan gunung api Kuarter. Batuan tertua menempati initi antiklin yang secara berurutan ditutupi oleh batuan yang lebih muda yang tersingkap pada bagian sayap antiklin di bagian utara dan selatan. Geologi daerah Jakarta seluruhnya terbentuk oleh batuan sedimen yang berumur Miosen Awal-Plistosen, batuan vulkanik dan endapan permukaan yang berumur sekarang.

4.2.3.1. Endapan Permukaan a. Satuan Batu Pasir Tufan dan KonglomeratKipas Aluvium Qav

Tuf halus berlapis, tuf konglomerat berselang-seling dengan tuf pasiran dan batu apung. Tuf halus, kelabu muda, berlapis tipis, pejal, merupakan bagian bawah 115 Tabel 9. Sebaran Formasi Geologi Kawasan Jabodetabek . No Formasi Geologi Luas Hektar 1 Alluvium 181.845 27,28 2 Miocene Volcanic 8.988 1,35 3 Miocene, Batu Gamping 4.108 0,62 4 Miocene, Sedimentary Facies 86.255 12,94 5 Old Volcanic Materials 13.182 1,98 6 Pleicone, Sedimentary Facies 23.503 3,53 7 Pleistocene Volcanic Facies 236.172 35,43 8 Pleistocene, Sedimentary Facies 1.578 0,24 9 Young Volcanic Materials 110.874 16,64 Jumlah 666.505 100,00 Sumber : Hasil Analisa

b. Endapan Pematang Pantai Qbr

Terdiri dari pasir halus-kasar, warna kelabu tua dan terpilah bagus. Sebarannya berarah timur-barat searah dengan bentuk pasir sekarang. Kenampakan di lapangan sangat sulit dikenal karena sudah tertutup oleh pemukiman. Namun masih tampak pada foto udara, yaitu berupa tanggul dengan morfologi menggelombang. Berdasarkan kenampakan morfologi dan batuan penyusunnya, diduga satuan ini terbentuk karena endapan angin yang membentuk onggokan pasir sand dune.

c. Aluvium Qa

Terdiri dari lempung pasir, kerikil , kerakal dan bongkahan. Endapan ini meliputi endapan pantai sekarang, endapan sungai dan rawa. Sebaran satuan ini terlampar di sepanjang pantai utara dan di sepanjang lembah sungai besar. Endapan ini menyebar luas ke arah timur pada lembar Karawang yang terdiri dari endapan sungai muda Qa, endapan dataran banjir Qaf dan endapan batu dangkal Qac.

4.2.3.2. Batuan Sedimen a. Formasi Klapanunggal

Terdiri dari batu gamping koral dengan sisipan batu gamping pasiran, napal, batu pasir kuarsa glokonitan dan batu pasir hijau. Batu gamping koral, tersusun dari cangkang moluska dan koral, makin ke atas berubah menjadi batu