196 2 Validasi perilaku model
Validasi perilaku model merupakan pengujian apakah model mampu membangkitkan perilaku yang mendekati sistem nyata. Proses pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan data hasil pemodelan dengan dunia nyata data empirik. Pengujian dilakukan pada beberapa peubah yang meliputi: Populasi,
dan PDRB. Tabel 37. Pengujian Nilai Tengah Mean Data Historis dan Data
Pemodelan
No Peubah
Satuan Nilai-t
Kesimpulan Hitung
Sig 1
Penduduk DKI Jakarta
orang 0,562
0,583 TB
2 Penduduk Bodetabek
orang 1,677
0,082 TB
3 Penduduk Sisa Indonesia
orang 0,585
0,568 TB
4 PDRB DKI Jakarta
Rp juta 1,629
0,271 TB
5 PDRB Bodetabek
Rp juta 1,905
0,082 TB
6 PDRB Sisa Indonesia
Rp juta 1,199
0,068 TB
Keterangan : TB = Tidak berbeda nyata Sumber : Hasil analisa dengan menggunakan SPSS 16
Hasil pemodelan dibandingkan dengan data historis yang tersedia tahun 2002 sampai 2009, untuk mengetahui apakah kedua nilai tengahnya
mean berbeda. Pengujian perbedaan kedua nilai tengah data dilakukan dengan menggunakan uji-t
dua arah two tail pada taraf nyata 5. Hasil pengujian model menunjukkan bahwa
nilai tengah antara data historis dan data pemodelan dari peubah yang diuji, tidak berbeda nyata.
Berdasarkan validasi struktur dan perilaku, dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun adalah valid.
7.3. Simulasi Model Kawasan Jabodetabek
Simulasi merupakan tahap dimana model dioperasikan untuk mempelajari secara detail bagaimana perlakuan kebijakan terhadap peubah tertentu dapat
197 berpengaruh terhadap sistem. Melalui simulasi kita dapat menarik kesimpulan-
kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem, melalui penelaahan model dimana
hubungan sebab-akibatnya
seperti yang
ada pada
sistem yang
sebenarnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ruang lingkup penelitian ini,
maka simulasi dan penerapan model mencakup simulasi peningkatan P D R B , s i m u l a s i p e r u b a h a n p e n d u d u k d a n simulasi untuk prediksi perubahan
penggunaan lahan. Khusus untuk
perubahan investasi dalam simulasi yang dilakukan terhadap PDRB dan untuk melihat keterkaitan antar sektor dan antar
wilayah. Untuk memperoleh tingkat ketelitian yang tinggi, maka dilakukan analisis
Monte Carlo
untuk mengetahui tipe distribusi sebaran data yang
digunakan sebagai variabel dalam simulasi. Hasil optimasi menunjukkan bahwa pemukiman perkapita sebesar 13,7
m
2
per kapita memberikan efek pada penurunan lahan pertanian lahan hijau di DKI Jakarta gambar 40 dan Bodetabek Gambar 41 sedangkan lahan terbangun
makin meningkat baik di DKI Jakarta Gambar 42 dan Bodetabek Gambar 43.
2.002 2.003
2.004 2.005
2.006 2.007
2.008 2.009
2.010 2.011
2.012 2.013
2.014 2.015
2.016 2.017
2.018 2.019
2.020 2.021
2.022 2.023
2.024 2.025
2.026 2.027
2.028 2.029
2.030 2.031
2.032 2.033
2.034 2.035
2.036 2.037
2.038 2.039
2.040 2.041
2.042 2.043
2.044 2.045
2.046 2.047
2.048 2.049
2.050 2.051
5.000 10.000
Lahan_tani_DKI10Percentile Lahan_tani_DKI25Percentile
Lahan_tani_DKI75Percentile Lahan_tani_DKI90Percentile
For evaluation purposes only
Gambar 40. Grafik Simulasi Pemukiman Per Kapita terhadap Lahan Pertanian DKI Jakarta