115 Tabel 9. Sebaran Formasi Geologi Kawasan Jabodetabek
. No
Formasi Geologi Luas
Hektar 1
Alluvium
181.845 27,28
2
Miocene Volcanic
8.988 1,35
3
Miocene, Batu Gamping
4.108 0,62
4
Miocene, Sedimentary Facies
86.255 12,94
5
Old Volcanic Materials
13.182 1,98
6
Pleicone, Sedimentary Facies
23.503 3,53
7
Pleistocene Volcanic Facies
236.172 35,43
8
Pleistocene, Sedimentary Facies
1.578 0,24
9
Young Volcanic Materials
110.874 16,64
Jumlah 666.505
100,00
Sumber : Hasil Analisa
b. Endapan Pematang Pantai Qbr
Terdiri  dari  pasir  halus-kasar,  warna  kelabu tua  dan  terpilah  bagus. Sebarannya berarah timur-barat searah dengan bentuk pasir sekarang. Kenampakan
di  lapangan  sangat  sulit  dikenal  karena  sudah  tertutup  oleh  pemukiman.  Namun masih  tampak  pada  foto  udara,  yaitu  berupa  tanggul  dengan  morfologi
menggelombang. Berdasarkan  kenampakan  morfologi  dan  batuan  penyusunnya, diduga satuan ini terbentuk karena endapan angin yang membentuk onggokan pasir
sand dune.
c. Aluvium Qa
Terdiri  dari  lempung  pasir,  kerikil  ,  kerakal  dan  bongkahan. Endapan  ini meliputi endapan  pantai  sekarang,  endapan  sungai  dan  rawa.  Sebaran  satuan  ini
terlampar di sepanjang pantai utara dan di sepanjang lembah sungai besar. Endapan ini menyebar luas ke arah timur pada lembar Karawang  yang terdiri dari  endapan
sungai muda Qa, endapan dataran banjir Qaf dan endapan batu dangkal Qac.
4.2.3.2. Batuan Sedimen a. Formasi Klapanunggal
Terdiri  dari  batu  gamping  koral  dengan  sisipan  batu  gamping  pasiran, napal,  batu  pasir  kuarsa  glokonitan  dan  batu  pasir  hijau.
Batu  gamping  koral, tersusun  dari  cangkang  moluska  dan  koral,  makin  ke  atas  berubah  menjadi  batu
116 gamping  pasiran,  pejal,  berlapis,  kelabu  muda,  tebal  20-50  cm,  kemiringan  200
dengan  arah  jurus  timur  laut-barat  daya.  Setempat  mempunyai  retakan  dengan kemiringan 50-600 ke arah timur laut. Batu gamping pasiran, kelabu kekuningan,
glokonitan,  mengandung  moluska,  foraminifora  dan  koral,  berlapis  baik  dengan tebal  5-20  cm,  kemiringan  20-500,  setempat  sampai  700  dengan  arah  jurus  timur
laut-barat  daya.  Batu  gamping  ini  berselingan  dengan  napal  dan  batu  pasir  hijau. Beberapa  sayatan  sisipnya  menunjukkan  bahwa  batu  ini  mengandung  glokonit,
moluska,  foraminifera,  echinodermata  dan  bahan  rombakan  berupa  kuarsa berhablur  tunggal  atau  banyak,  felspar,  fragmen  batuan  andesitan  dan  granitan,
hornblenda,  biotit,  piroksen,  epidot,  turnalin  dan  magnetit  yang  tersemen  oleh sparit  dan  matrik  mikrit.
Napal,  kelabu,  tidak  berlapis  dan  lunak  mengandung foraminifera,  moluska,  berhablur  priti,  berselingan  dengan  batu  gamping  pasiran,
tebal  40-200  m.  Batu  pasir  kuarsa  glakoinitan,  kelabu  kehijauan,  banyak mengandung  kuarsa,  berbutir  halus  hingga  sedang,  membundar  tanggung-bundar,
terpilih baik, tebal 40-80 cm, menyisip dengan batu lempung. Berdasarkan  bentuk  sebaran  dan  umurnya,  formasi  ini  menjemari  dengan
kelapanunggal. Nama Formasi Jatiluhur pertamakali diusulkan oleh Effendi 1986 dan menerus ke lembar Karawang dan lembar Bogor.
b. Formasi Bojongmanik Tmb
Terdiri  dari  perselingan  batu  pasir  dan  batu  lempung  dengan  sisipan  batu gamping.
Batu  pasir,  kelabu  kehijauan,  berbutir  halus-sedang,  membundar tanggung-membundar, terpilih baik, tersusun oleh kuarsa dan banyak glokonit tebal
40-80 cm. Batu lempung, kelabu kebiruan, berlapis baik, berstruktur perairan, agak padat, tebal berkisar antara 10-30 cm.
Secara  umum  formasi  ini  menunjukkan  perlapisan  bagus  dengan  struktur sedimen  lapis  bersusun,  simpang  siur  dan  struktur  perairan,  yang  menunjukkan
sedimen  ini  diendapkan  dalam  lingkungan  air  yang  berarus. Pada  lembar  Bogor, Formasi Bojongmanik  Tmb  ini  tertindih  oleh  tuf  dan  breksi  Tmtb,  sedangkan
pada  lembar  Jakarta  tuf  dan  Breksi  merupakan  bagian  dari  Formasi  Bojongmanik Tmb.