VI. KETERKAITAN ANTAR SEKTOR ANTAR WILAYAH
Struktur  perekonomian  yang  ada  di  wilayah  Indonesia  sangat  beragam, terutama  untuk  wilayah  DKI  Jakarta  dan  Bodetabek,  yang  sudah  menuju  kearah
tersier  dan  sekunder.  Sedangkan  untuk  wilayah  sisa Indonesia  masih sangat didominasi  oleh sektor  primer. Hal  tersebut  mengakibatkan  terjadi  ketimpangan
antar wilayah di Indonesia. Salah satu keunggulan analisis dengan model IRIO adalah dapat digunakan
untuk  mengetahui  berapa  jauh  tingkat  ketekaitan  antar  sektor  produksi. Keterkaitan antar sektor menunjukan adanya tingkat keterkaitan teknis antar unsur
aktif. Analisis  keterkaitan  merupakan  bagian  yang  penting  dalam  analisis input output suatu  wilayah  karena  analisis  ini  merupakan  dasar analisis  selanjutnya
seperti  analisis  daya  penyebaran, derajat  kepekaan,  serta  analisis multiplier. Analisis  yang digunakan  untuk  mengetahui  tingkat  keterkaitan  suatu  sektor
terhadap  sektor  lain  dalam  hal  penggunaan input maupun  pemanfaatan output. Selain itu,  analisis  ini  juga  dapat  digunakan  untuk  mengetahui  kemampuan  suatu
sektor dalam pembentukan output wilayah dilihat dari pemanfaatan output maupun penggunaan input.
Secara sederhana, dari hasil analisis input output interregional Tahun 2009, kontribusi input dan output di DKI Jakarta, Bodetabek, serta Sisa  Indonesia dapat
ditunjukkan  bahwa  keterkaitan  yang  ada di  Indonesia  sangat  lemah. Pemanfaatn output untuk wilayah lainnya, di DKI Jakarta sebesar 74,09 , Bodetabek sebesar
73,57 , serta Sisa Indonesia sebesar 94,38  terhadap total output nasional.
Tabel 30. Kontribusi Output Dan Input Di Masing-Masing Wilayah Di Indonesia, 2009 Dalam Persen
No InputOutput
DKI Jakarta
Bodetabek Rest of
Indonesia Indonesia
1 DKI Jakarta
74,09 0,77
25,14 100,00
2 Bodetabek
2,95 73,57
23,48 100,00
3 Rest of Indonesia
4,11 1,52
94,38 100,00
Sumber : Hasil analisa tabel IRIO tahun 2002 yang di update tahun 2009 dengan RAS
160 Output DKI  Jakarta  yang  digunakan  untuk  aktivitas input  di  Bodetabek
adalah 0,77  dan di sisa Indonesia sebesar 25,14  terhadap total output nasional. Sedangkan output Bodeabek yang digunakan untuk aktivitas input di DKI Jakarta
sebesar 2,95   dan di  sisa  Indonesia  sebesar 23,48  terhadap  total output nasional. Output di  sisa  Indonesia  yang  digunakan  untuk  aktivitas  input  di  DKI
Jakarta adalah 4,11   dan  di  Bodetabek sebesar 1,52   terhadap total output nasional.
Secara  lebih  rinci  dapat  dilihat  pada Tabel  IRIO  tahun  2009,  bahwa  pada output di  DKI  Jakarta  yang  digunakan  sebagai input oleh  DKI  Jakarta  itu  sendiri
yang tertinggi pada sektor industri, perdagangan, sektor keuangan, persewaan dan jasa  perusahaan. Output sektor  industri  di  DKI  Jakarta  yang  digunakan  sebagai
input sektor industri  di  DKI  Jakarta  sebesar Rp 38.194,16 milyar. Output sektor bank  dan  lembaga  keuangan  lainnya DKI  Jakarta  yang  digunakan  sebagai input
sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di DKI Jakarta sebesar Rp. 106.214,52 milyar. Output sektor perdagangan,  hotel  dan  restoran di  DKI  Jakarta  yang
digunakan sebagai input sektor inustri di DKI Jakarta sebesar Rp.36.580,42 milyar. Output sektor keuangan,  persewaan  dan  jasa  perusahaan di  DKI  Jakarta  yang  di
gunakan  sebagai input sektor perdagangan,  hotel  dan  restoran di  DKI  Jakarta sebesar Rp 26.643,26 milyar. Output sektor bank dan lembaga keuangan lainnya di
DKI Jakarta  yang digunakan sebagai input sektor perdagangan, hotel dan restoran di DKI Jakarta sebesar Rp 27.502,32 milyar.
Output sektor industri di DKI Jakarta  yang digunakan sebagai input sektor industri  di  Bodetabek  sebesar  Rp 1.459,84 milyar. Output sektor perdagangan,
hotel dan restoran di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri di Bodetabek sebesar  Rp 2.685,04 milyar. Output sektor bangunan  di  DKI  Jakarta
yang  digunakan  sebagai input sektor industri di  Bodetabek  sebesar Rp 1.392,06 milyar.
Output di  DKI  Jakarta yang  digunakan  sebagai input oleh  sisa  Indonesia, sektor yang memiliki nilai tertinggi adalah sektor bangunan, industri, perdagangan,
hotel dan restoran, pengangkutan serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Output sektor industri di DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor industri
di Sisa Indonesia sebesar Rp 19,099,92 milyar. Output sektor keuangan, persewaan