Analisis Daya Tampung Teknik Analisis dan Pemodelan 1. Analisis Sistim Informasi Geografi

76 Keterangan : i, j : Sektor ekonomi, i = 1, 2, ......, n; j = 1, 2, ...... n 1. Sektor pertanian 2. Sektor pertambangan dan penggalian 3. Sektor industri dan pengolahan 4. Sektor industri, gas dan air bersih 5. Sektor bangunan 6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran 7. Sektor pengangkutan dan komunikasi 8. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 9. Jasa-jasa X ij JJ : banyaknya output sektor i di wilayah J DKI Jakarta yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah J DKI Jakarta X ij JB : banyaknya output sektor i di wilayah J yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah B X ij JI : banyaknya output sektor i di wilayah J yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah I X ij BB : banyaknya output sektor i di wilayah B yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah B X ij BJ : banyaknya output sektor i di wilayah B yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah J X ij BI : banyaknya output sektor i di wilayah B yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah I X ij II : banyaknya output sektor i di wilayah I yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah I X ij IJ : banyaknya output sektor i di wilayah I yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah J X ij IB : banyaknya output sektor i di wilayah I yang digunakan sebagai input sektor j di wilayah B X i J : total output sektor i di wilayah J X i B : total output sektor i di wilayah B X i I : total output sektor i di wilayah I EiJ : output sektor i dari wilayah J yang diekspordijual ke luar wilayah eksternal EiB : output sektor i dari wilayah B yang diekspordijual ke luar wilayah eksternal EiI : output sektor i dari wilayah I yang diekspordijual ke luar wilayah eksternal Y iJ : total permintaan akhir terhadap output sektor i di wilayah J Y iB : total permintaan akhir terhadap output sektor i di wilayah B Y iI : total permintaan akhir terhadap output sektor i di wilayah I W jJ : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga yang bekerja di sektor j di wilayah J W jB : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga yang bekerja di sektor j di wilayah B 77 W jI : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga yang bekerja di sektor j di wilayah I T jJ : pendapatan pemerintah Pajak Tak Langsung dari sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah J dari sektor j T jB : pendapatan pemerintah Pajak Tak Langsung dari sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah B dari sektor j T jI : pendapatan pemerintah Pajak Tak Langsung dari sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah I dari sektor j S jJ : surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha di wilayah J S jB : surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha di wilayah B S jI : surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha di wilayah I M jJ : impor sektor j di wilayah J , komponen input produksi sektor j di wilayah J yang diperolehdibeli dari luar wilayah M jB : impor sektor j di wilayah B, komponen input produksi sektor j di wilayah B yang diperolehdibeli dari luar wilayah M jI : impor sektor j di wilayah I, komponen input produksi sektor j di wilayah I yang diperolehdibeli dari luar wilayah Parameter yang paling utama adalah koefisien teknologi yang secara matematis dalam analisis IRIO. Secara teknis terdapat beberapa persamaan yang dikembangkan dalam analisis IRIO guna memperoleh kaitan langsung ke depan dan ke belakang direct bacward and forward linkages dan berbagai multiplier atau interregional spilover effect yaitu : 1 Kaitan langsung ke belakang Direct backward linkages dihitung berdasarkan kaitan langsung ke belakang di dalam wilayah intraregional dan antar wilayah interregional sehingga diperoleh :  persamaan i n i menunjukkan keterkaitan langsung ke belakang sektor j di wilayah J DKI Jakarta terhadap input dari wilayah J DKI Jakarta  persamaan ini menunjukkan keterkaitan langsung ke belakang sektor j di wilayah B Bodetabek terhadap input dari wilayah J DKI Jakarta  persamaan ini menunjukkan keterkaitan