2.1.2.2 Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan Gender PUG atau Gender Mainstreaming telah diadopsi secara resmi di Indonesia mulai tahun 2000 dengan dikeluarkannya
Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000. kemunculan dari Inpres ini sendiri merupakan suatu bentuk komitmen pemerintah Indonesia untuk mengikuti
kesepakatan Internasional, serta desakan masyarakat sipil agar pemerintah melakukan tindakan-tindakan konkrit dan sistematis dalam mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian PUG adalah strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan
gender. Berbicara mengenai kesetaraan dan keadilan gender tidak lepas dari adanya perubahan baik yang kasat mata tangiable maupun yang tidak kasat mata
intangiable dalam kondisi relasi antara laki-laki dan perempuan. Konsep PUG pertama kali muncul saat Konferensi PBB untuk Perempuan IV di Beijing pada
tahun 1995. menurut Dewan Ekonomi dan Sosial PBB Gender Mainstreaming adalah strategi agar kebutuhan dan pengalaman perempuan dan laki-laki menjadi
bagian tak terpisahkan dari desain, implementasi, monitoring dan evaluasi kebijakan dan program dalam seluruh lingkup politik, ekonomi dan sosial
sehingga laki-laki dan perempuan sama-sama mendapatkan keuntungan dan tidak akan terjadi ketidakadilan.
Prinsip utama PUG ada 3, yaitu menempatkan manusia sebagai manusia seutuhnya yang menganggap laki-laki dan perempuan mempunyai prinsip Hak
Asasi Manusia yang sama, demokrasi dimana laki-laki dan perempuan diberi kebebasan yang sama dalam bidang politik dan fairness, justice,dan equity
pemerataan, penegakan hukum dan kesetaraan. Pengarusutamaan Gender
menekankan tentang pentingnya enabling tools dan technical tools yang dalam Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000 dikategorikan menjadi 7 unsur, yaitu
dukungan politik, kebijakan, sumberdaya, sistem data dan informasi, kelembagaan, alat analisis gender dan dukungan masyarakat sipil.
2.1.2.3 Analisis Gender