BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Teoritis 2.1.1. Agribisnis
2.1.1.1 Konsep dan Tahap Kerja dalam Agribisnis
Pertanian dalam arti luas dapat mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan dan perikanan. Dari segi skala yang ada, yang berskala
besar seperti perusahaan, perkebunan dan skala kecil seperti industri rumahtangga yang cakupannya mencapai 90 persen dari seluruh perusahaan agribisnis di
Indonesia. Sektor agribisnis hendaknya terus dikembangkan dengan pendekatan sistem agribisnis yang berorientasi pada komersialisasi usaha atau industri
pedesaan dan pertanian rakyat yang modern. Partisipasi masyarakat agribisnis Indonesia dalam pasar global masih
sangat kurang, hal ini didasarkan pada masih belum optimalnya produk agribisnis yang dapat dinikmati oleh negara-negara luar. Hal inilah yang mengakibatkan
tidak optimalnya penghasilan yang diperoleh oleh masyarakat petani Indonesia karena pendapatan yang seharusnya mereka terima disedot oleh para pelaku pasar
bermodal besar Intan dan Sa ’id, 2001.
Kemajuan dalam bidang Agribisnis ditandai dengan menyempitnya spesialisasi fungsional dan semakin jelasnya pembagian kerja berdasarkan fungsi-
fungsi sistem agribisnis, yang didalamnya terdapat kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, kegiatan produksi primerbudidaya,
pengolahanagroindustri, dan pemasaran. Kemudian fungsi-fungsi tersebut disusun menjadi suatu sistem dimana fungsi-fungsi tersebut menjadi subsistem
dari sistem agribisnis Soehardjo, 2001.
Davis dan Goldberg mendefinisikan agribisnis sebagai suatu rangkaian semua kegiatan mulai dari pabrik dan distribusi alat-alat maupun bahan pertanian,
kegiatan produksi on-farm atau budidaya pertanian, pengolahan, penyimpanan, serta distribusi komoditas pertanian dan barang-barang yang dihasilkannya.
Agribisnis juga merupakan rangkaian semua kegiatan yang mencakup produksi, penyimpanan storage, distribusi dan processing bahan dasar dari usahatani serta
suplai input dan penyediaan pelayanan penyuluhan, penelitian dan kebijakan. Tahap kerja dalam agribisnis meliputi 4 subsistem yaitu Pengadaan dan
penyaluran sasaran produksi SS-1, Produksi primer SS-2, Pengolahan SS-3 dan Pemasaran SS-IV. Keseluruhan subsistem diatas saling terkait satu sama
lain, sehingga ilustrasi SS-III akan berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan oleh SS-II, selain itu SS-III akan
berhasil dengan baik apabila menemukan pasar untuk penjualan produknya. Agribisnis juga memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertanahan,
keuangan, pendidikan, penelitian dan perhubungan Haritz Intan dan Gumbira Sa’id, 2001.
2.1.1.3 Agribisnis Paprika dan Pengembangannya