Pengukuran Warna dengan Chromameter

27 kelembaban tinggi. Meskipun RH mendekati 50 lebih sering digunakan, namun RH 75 juga banyak digunakan Veiga-Santos et al., 2005. RH lingkungan terbuka terlalu tinggi untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang dibutuhkan selama analisis.

B. KARAKTERISASI FILM KOMPOSIT PEKTINKITOSAN

1. Pengukuran Warna dengan Chromameter

Pengukuran intensitas warna edible film dilakukan dengan Chromameter Minolta CR-310. Alat ini menggunakan sistem Hunter Lab. Gambar 15. Grafik pengukuran nilai L edible film komposit pektinkitosan L menyatakan parameter kecerahan warna kromatis, 0: hitam dan 100: putih. Semakin tinggi nilai L yang terukur, maka semakin cerah warna aktual yang terlihat. Nilai L dari edible film yang tidak diplastifikasi tanpa PEG berkisar antara 84,3 - 85,4, sedangkan nilai L yang diplastifikasi PEG berkisar antara 83,6 - 88,2. Analisis sidik ragam menggunakan SPSS 15.0 terhadap nilai L pada taraf α = 5 Lampiran 2, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara film yang diplastifikasi dengan film yang tidak diplastifikasi, yaitu film dengan penambahan PEG cenderung memiliki tingkat kecerahan yang lebih tinggi dibanding film tanpa PEG. Namun secara subjektif, tidak terlihat perbedaan tingkat kecerahan yang signifikan dari kedua kelompok film. 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100 PEG 86.7 88.2 86.3 83.6 84.8 Tanpa PEG 85.4 84.4 84.3 84.3 84.6 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 L v al u e Formulasi Pektin : Kitosan 28 Pada kedua kelompok film, teramati bahwa jumlah kitosan berbanding terbalik dengan tingkat kecerahan film, semakin besar kitosan yang digunakan dalam formulasi maka tingkat kecerahan film akan semakin menurun. Film yang terbuat dari pektin murni lebih cerah dibandingkan dengan film yang dibuat dengan kitosan murni. Oleh karena itu, film komposit pektinkitosan dengan jumlah pektin lebih banyak memiliki tingkat kecerahan yang lebih tinggi. Kecerahan merupakan salah satu parameter kualitas kemasan edible yang penting. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa edible film komposit pektinkitosan yang dihasilkan memiliki tingkat kecerahan yang cukup tinggi. Nilai a dan b merupakan koordinat-koordinat chroma. Parameter a adalah cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah - hijau dengan nilai +a positif a dari nol sampai 100 merah dan nilai -a negatif a dari nol sampai 80 hijau. Parameter b adalah warna kromatik campuran biru - kuning dengan nilai +b positif b dari nol sampai 70 kuning dan nilai -b negatif b dari nol sampai 70 biru. Hasil pengukuran nilai a dan b edible film komposit pektinkitosan dapat dilihat pada Gambar 16 dan Gambar 17. Gambar 16. Grafik pengukuran nilai a edible film komposit pektinkitosan Penambahan PEG dalam pembentukan film memperbesar nilai a, artinya penambahan PEG menyebabkan peningkatan intensitas warna merah edible film yang dihasilkan. Analisis sidik ragam pada taraf α = 5 terhadap nilai a Lampiran 3, mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan untuk setiap 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100 PEG 1.0 0.1 0.2 0.4 -0.3 Tanpa PEG 0.5 -0.3 -0.2 -0.1 -0.6 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 a v al u e Formulasi Pektin : Kitosan 29 formulasi. Film pektin murni memiliki nilai a positif yang menunjukkan warna cenderung merah, sedangkan film kitosan murni memiliki nilai a negatif yang menunjukkan warna cenderung hijau. Namun pada film komposit, jumlah kitosan dalam film berbanding lurus dengan nilai a. Gambar 17. Grafik pengukuran nilai b edible film komposit pektinkitosan Hasil analisis sidik ragam menggunakan SPSS 15.0 terhadap nilai b pada taraf α = 5 Lampiran 4, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap warna edible film komposit pektinkitosan. Semakin besar jumlah kitosan yang digunakan, maka semakin besar nilai b, artinya warna film cenderung semakin kuning. Hal ini disebabkan karena sifat alami kitosan yang berwarna kekuningan. Hasil analisis sidik ragam juga menunjukkan bahwa penggunaan PEG tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai b edible film. Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan warna L, a, dan b edible film komposit pektinkitosan adalah formulasi film dan penggunaan plasticizer, sedangkan pada film pektin atau kitosan murni, warna film dipengaruhi oleh sifat alami bahan dan penggunaan plasticizer. Perbedaan warna yang terjadi antara film komposit dengan film pektin atau kitosan murni terutama disebabkan karena adanya interaksi antara pektin dan kitosan yang melibatkan asam pada film komposit. 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100 PEG -1.8 2.3 2.9 7.0 3.5 Tanpa PEG -1.2 2.2 3.2 3.7 3.8 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 b v al u e Formulasi Pektin : Kitosan 30

2. Pengukuran Aktivitas Air a

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

2 126 72

Pengaruh Konsentrasi Polietilen Glikol (PEG) 6000 Terhadap Disolusi Piroksikam Dalam Dispersi Padat

6 91 87

Pemanfaatan Gliserol Dan Turunannya Sebagai Plasticizer Pada Edible Film Gelatin Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Sebagai Antimikroba

10 107 120

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe3 O4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

0 0 5

Aplikasi Karagenan Eucheuma cottonii dengan Penambahan Minyak Sawit dalam Pembuatan Edible Film

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam - Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 2 18

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polietilen Glikol (PEG) - Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol 6000 Terhadap Sifat-sifat Fisik dan Pelepasan Natrium Diklofenak dari Cangkang Kapsul Alginat

0 0 19

Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol 6000 Terhadap Sifat-sifat Fisik dan Pelepasan Natrium Diklofenak dari Cangkang Kapsul Alginat

1 0 16

Pemanfaatan Gliserol Dan Turunannya Sebagai Plasticizer Pada Edible Film Gelatin Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Sebagai Antimikroba

0 0 13