terhadap jumlah populasi rumpun, pengaruh yang paling besar oleh faktor kualitas air rawa 10,0 . Parameter iklim, tanah, dan kualitas air rawa yang
paling berpengaruh terhadap tumbuhan sagu masing-masing temperatur dan kelembaban mikro, bulk density, kemasaman tanah, dan salinitas.
6. M. rumphii Mart. dan M. sylvestre Mart. merupakan spesies sagu yang
memiliki kapasitas produksi tinggi, masing-masing mencapai 566,04 dan 560,68 kgbatang, sedangkan kapasistas produksi spesies M. longispinum Mart.
dan M. sagu Rottb. masing-masing hanya sekitar 245,21 dan 237,22 kgbatang. 7.
Tumbuhan sagu yang tumbuh dan berkembang dalam wilayah P. Seram Maluku menurut spesies biologi hanya terdiri dari dua spesies yaitu 1
Metroxylon rumphii Mart., dan 2 Metroxylon sagu Rottb. Spesies sagu M. rumphii Mart. terdiri dari tiga varietas yaitu 1 varietas microcanthum Becc.,
2 varietas sylvestre Becc., dan 3 varietas rotang Becc. Sedangkan spesies M. sagu Rottb. hanya tediri dari varietas molat. Varietas microcanthum terdiri
dari dua subvarietas, yaitu subvarietas tuni Becc. dan subvarietas makanaro Becc.
5.2. Saran
1. Berkenaan dengan pemanfaatan sagu di P. Seram, terdapat luas lahan sagu
sekitar 18.239 ha, dengan jumlah populasi rumpun mencapai 3,22 juta rumpun, pohon 1,47 juta individu, dan pohon panen sekitar 350 ribu individu
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan atau bahan baku industri. 2.
Dalam rangka budidaya dan pengembangan sagu dimasa yang akan datang, dapat dilakukan dengan mengembangkan subvarietas tuni Becc. Pada tipe
habitat lahan kering dan tergenang temporer air tawar dapat pula dikembangkan varietas sylvestre Becc. Sedangkan pada kondisi habitat yang
tergenang permanen dapat diusahakan varietas molat Becc. Varietas sagu ini selain memiliki daya adaptasi yang baik pada lahan tersebut, juga memiliki
kandungan pati yang berwarna putih, sangat disukai masyarakat Maluku dan Papua sebagai bahan pangan.
3. Varietas atau subvarietas sagu yang kurang produktif seperti subvarietas
makanaro Becc. dan varietas rotang Becc. dapat dikembangkan sebagai tumbuhan konservasi sumber mata air, sekaligus melestarikan sumberdaya
genetiknya. 4.
Dalam upaya untuk meningkatkan dan menjamin kontinuitas produksi pati
sagu dapat dilakukan dengan memodifikasi pola pertumbuhan ke pola
pertumbuhan stabil melalui upaya sortasi anakan dan pengaturan jarak tumbuh antar individu.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan luas lahan yang
sesuai bagi pengembangan sagu di P. Seram, terutama pada yang belum dimanfaatkan.
6. Perlu dilakukan analisis genetik menggunakan marker yang lebih tajam untuk
memperkuat atau menguji keakuratan hasil klarifikasi jumlah spesies yang dicapai ini.
7. Mengingat tingginya perubahan penggunaan lahan untuk berbagai
peruntukkan, oleh karena itu diperlukan suatu penelitian tentang laju penyusutan perubahan tutupan lahan sagu.