Pengamatan tumbuhan sagu Metode 1. Penelitian tahap I : Distribusi spasial tumbuhan sagu di P. Seram,
Tabel 6. Fase pertumbuhan sagu
No Fase tumbuh Kriteria BPPT 1982
Kriteria modifikasi 1.
Semai seedling Tinggi batang bebas daun
0-0,5 m. Sejak mulai muncul anakan
sd tinggi batang bebas daun 0 m terbentuk roset.
2. Sapihan sapling
Tinggi batang bebas daun 0,5-1,5 m.
Tinggi batang bebas daun 0-2 m.
3. Tiang pole
Tinggi batang bebas daun 1,5-5,0 m.
Tinggi batang bebas daun 2-5 m.
4. Pohon trees
Tinggi batang bebas daun 5 m.
Tinggi batang bebas daun 5 m.
5. Pohon Masak panen
harvesting Masa primodia berbunga sd
terbentuk bungabuah Masa primodia berbunga sd
terbentuk bungabuah. 6.
Pohon veteranmelewati masak panen post
harvesting Masa berbuah sampai
tumbuhan sagu mati Masa berbuah sampai
tumbuhan sagu mati Keterangan : Sjachrul 1993.
3. Struktur populasi tumbuhan sagu. Pola pertumbuhan suatu organisme
ditentukan oleh jumlah individu dalam setiap fase pertumbuhannya. Pola pertumbuhan ini selanjutnya mencerminkan parameter struktur populasi suatu
organisme. Dalam kaitan ini, struktur populasi yang dimaksudkan adalah struktur populasi tumbuhan sagu.
4. Mekansime adaptasi sagu. Pengamatan parameter ini dilakukan dengan
mencermati sifat pertumbuhan sagu untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan atau habitat yang senantiasa tergenang. Suatu kondisi yang seringkali tidak
baik untuk jenis tumbuhan tertentu. Dengan kata lain merupakan kondisi yang bersifat marjinal bagi sebagian jenis tumbuhan, artinya tumbuh-tumbuhan
tertentu tidak dapat bertahan hidup atau pertumbuhannya terganggu pada kondisi yang tergenang itu.
5. Mekanisme pembentukan rumpun. Tumbuhan sagu pada umumnya dapat
berkembangbiak atau memperbanyak individu melalui organ biji danatau anakan berupa stolon atau rhyzome. Mekanisme pembentukan rumpun yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pembentukan individu baru yang berasal dari rhyzome menjauh dari pangkal pohon induk, kemudian terpisah dari
pohon induk membentuk rumpun sendiri.
6. Produksi pati sagu. Parameter ini ditetapkan dengan cara menimbang hasil
panen per batang pohon panen. Penimbangan dilakukan dengan cara menimbang pati sagu basah yang telah dimasukkan ke dalam wadah yang
disebut ”tumang”. Kemudian dikoreksi dengan jumlah tumang pada setiap batang panen. Pada setiap tipe habitat diambil tiga batang untuk diukur
besarnya produksi pati sagu.