12. Instansi dan organisasi yang terlibat dalam pengelolaan hutan rakyat cukup
banyak tetapi tidak ada satupun yang bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hutan rakyat.
13. Perundangan, kebijakan, tata nilai, tata prilaku dan sebagainya belum
optimal mendukung pengembangan hutan rakyat. Hasil kajian yang dilakukan oleh Martin et al. dalam Winarno dan Waluyo
2007, status perkembangan hutan rakyat di Propinsi Sumatera Selatan terdapat 3 tiga pola pengelolaan hutan rakyat diantaranya yaitu hutan rakyat tradisional
yang merupakan hutan rakyat yang dikembangkan secara turun-temurun oleh beberapa kelompok masyarakat asli di Sumsel, seperti Kebun Bambang dan
Benuaran Durian di Kabupaten Lahat, Kebun Duku di Kabupaten OKI, OKU, Lahat, Muara Enim dan MUBA. Ciri utama hutan rakyat tradisional adalah
menggunakan jenis tanaman dan teknik budidaya yang diwariskan turun menurun.
Menurut Awang 2004 dalam banyak literatur hutan rakyat dikenal dengan istilah farm forestry. Hutan rakyat adalah hutan yang mempunyai ciri
kegiatan penanaman pohon atau tanamannya dilaksanakan di atas lahan milik rakyat. Walaupun demikian kegiatan ini dapat juga dilaksanakan di atas lahan
negara yang diperuntukkan untuk kegiatan penanaman pohon yang manfaatnya untuk masyarakat. Hutan rakyat terdiri dari dua jenis, yaitu hutan rakyat bersifat
swadaya dan hutan rakyat dengan tujuan komersial.
2.2 Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat 1990 budaya adalah daya dari budi yang berupa rasa, cipta dan karsa sedangkan kebudayaan adalah hasil dari rasa, cipta
dan karsa tersebut. Definisi lain kebudayaan yaitu keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Menurut Koentjaraningrat 1990 terdapat tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu: 1.
Sistem religi yang meliputi: a.
Sistem kepercayaan.
b. Sistem nilai dan pandangan hidup.
c. Komunikasi keagamaan.
d. Upacara keagamaan.
2. Sistem kemasyarakat atau organisasi sosial a.
Kekerabatan. b.
Asosiasi dan perkumpulan. c.
Sistem kenegaraan. d.
Sistem kesatuan hidup. e.
Perkumpulan. 3. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
a. Flora dan fauna.
b. Waktu, ruang dan bilangan.
c. Tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
4. Bahasa yaitu alat untuk komunikasi berbentuk: a.
Lisan. b.
Tulisan. 5. Kesenian yang meliputi:
a. Seni patung pahat.
b. Relief, lukis, gambar dan rias.
c. Vokal dan musik.
d. Bangunan.
e. Kesusastraan dan Drama.
6. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi meliputi: a.
Berburu dan mengumpulkan makanan. b.
Bercocok tanam. c.
Peternakan, perikanan dan perdagangan. 7. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
a. Produksi, distribusi dan transportasi.
b. Peralatan komunikasi.
c. Peralatan konsumsi dalam bentuk wadah.
d. Pakaian dan perhiasan.
e. Tempat berlindung dan perumahan.
f. Senjata.
Kebudayaan universal yaitu kebudayaan yang bersifat universal, artinya unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat ditemukan di dalam kebudayaan bangsa
manapun di dunia. Unsur kebudayaan universal menjelma dalam tiga wujud, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik.
Wujud sistem budaya dari suatu unsur kebudayaan universal berupa adat pada tahap pertama dapat diperinci ke dalam beberapa komplek budaya. Tiap
komplek budaya dapat diperinci lebih lanjut ke dalam beberapa tema budaya dan akhirnya pada tahap ke tiga tiap tema budaya dapat diperinci ke dalam gagasan.
Wujud sistem sosial dari suatu unsur kebudayaan universal berupa aktivitas sosial pada tahap pertama dapat diperinci ke dalam beberapa komplek sosial. Tiap
komplek sosial dapat diperinci lebih lanjut ke dalam beberapa pola sosial dan akhirnya pada tahap ke tiga tiap pola sosial dapat diperinci ke dalam tindakan.
2.3 Pengetahuan Lokal