Latar Belakang Pengetahuan Lokal dalam Pengelolaan Hutan (Kasus di Desa Cijagang dan Desa Sukamulya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan masyarakat pedesaan, terutama masyarakat yang berada di sekitar hutan sangat tergantung pada sumberdaya hutan. Penggunaan sumberdaya alam berupa tanah, air, hutan sangat tergantung pada pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memelihara sumberdaya alam tersebut. Masyarakat mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang beragam dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan. Kegiatan membaca alam tersebut diperoleh setelah memperhatikan posisi bintang ataupun gejala alam lainnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya merupakan penelitian dalam bidang pertanian terpadu, pengelolaan taman nasional, pengelolaan sumberdaya laut, pengelolaan hutan lindung dan pengelolaan repong damar. Penelitian mengenai pengetahuan yang dilakukan oleh Arafah 2002 adalah mengenai kegiatan pengelolaan pertanian dengan pengetahuan lokal yang ada serta peran pengetahuan lokal dalam menunjang sistem pertanian terpadu. Penelitian ini juga membahas tentang sistem pertanian berdasarkan coraknya. Pengetahuan Lokal Suku Moronene dalam sistem pertanian yaitu penentuan lokasi yang terdiri atas berbagai kegiatan berupa meninjau lokasi, memberi tanda, upacara penentuan lokasi kesuburan tanah, dan upacara pembukaan lahan. Pembukaan lahan dan persiapan tanaman yang terdiri dari pembersihan lahan, membakar dan membuat pagar. Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman serta pemanenan yang terdiri dari berbagai kegiatan berupa memotong padi, menumbuk atau menggiling padi dan pesta panen. Pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan taman nasional yang dilakukan oleh Pratomo 2005 yaitu penelitian mengenai pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Karimun Jawa. Konsep pengenalan komponen dan fungsi lingkungan secara kultural dapat diterangkan melalui pembagian tata ruang yang terdiri dari pengetahuan tentang tata ruang berupa bola atau rumah panggung, pekarangan, kebon atau kebun, alas atau hutan, pesisir, pantai, laut dan bagian-bagiannya. Pengetahuan lokal tentang musim, sumberdaya laut dan perilaku ikan serta teknologi lokal yang digunakan. Penelitian ini juga membahas tentang pengaruh kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut serta peran dan fungsi pengetahuan lokal bagi Masyarakat Kamujan. Pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan lindung yang dilakukan oleh Nurhayati 2006 membahas pengetahuan dalam penggunaan lahan berupa pengetahuan tentang hutan, kebun, ladang, pemukiman, pemanfaatan tumbuhan obat, tumbuhan aromatik, tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan untuk ritual dan pakan ternak. Penelitian ini juga membahas tentang proses pewarisan pengetahuan yang terjadi dalam masyarakat. Pengetahuan lokal masyarakat di Desa Manyancang dan Pahmugan dalam pengelolaan repong damar cukup memadai. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh petani terdiri dari berbagai kegiatan seperti penanaman, penyiangan, penyiraman, pemangkasan dan pemanenan. Penelitian ini juga membahas tentang sikap, tindakan dan pemilihan jenis tanaman berdasarkan tingkat kesukaan masyarakat Desa Manyancang dan Pahmugan dalam pengelolaan repong damar Kaskoyo dan Kustanti, 2005. Pengetahuan lokal tentang gejala-gejala alam memperlihatkan bahwa keberadaan alam dan lingkungan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari- hari dan mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakatnya, oleh karena itu penelitian tentang pengetahuan lokal menarik untuk dilakukan karena dapat mengetahui perubahan yang terjadi serta faktor penyebab perubahan tersebut. Penelitian mengenai pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan rakyat penting untuk dilakukan karena pengetahuan lokal dapat membantu petani menentukan cara yang harus dilakukan agar pengelolaan hutan rakyat dapat berjalan dengan baik serta memperoleh hasil yang optimal dan lestari tanpa merusak lingkungan, selain itu dapat menciptakan kebersamaan antar petani dan dapat mengetahui perubahan pengetahuan lokal yang terjadi. Hal ini penting karena dapat membantu petani dalam memilih cara yang baik dan tepat untuk digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan pengelolaan hutan rakyat yang lestari. Petani harus mengetahui peran pengetahuan lokal secara ekonomi, ekologi dan sosial. Secara ekonomi pengetahuan lokal berperan dalam membantu petani untuk menggunakan cara terbaik dalam pengelolaan hutan rakyat sehingga hasil tanamannya meningkat, secara ekologi pengetahuan lokal dapat membantu petani dalam menentukan cara mempertahankan kesuburan tanah, menjaga lahan dari longsor dan mencegah banjir agar pengelolaan hutan rakyat menjadi lestari. Dari segi sosial pengetahuan lokal berperan dalam rangka menjaga kebersamaan dan sikap saling menghargai dan menolong antar petani sehingga persaudaraan diantara mereka tetap kokoh dan untuk mempertahankan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat. Penelitian ini difokuskan pada pengelolaan hutan rakyat yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah kebon. Berbagai jenis kebon yang diusahakan antara lain kebon campuran dan kebon monokultur. Kebon campuran yaitu kebon yang ditanami dengan berbagai kombinasi tanaman yaitu tanaman utama berupa karet, tanaman kombinasinya yaitu padi, pisang dan tanaman pertanian. Di setiap sisi lahannya petani memanfaatkannya dengan menanam beberapa pohon jengjen ataupun buah-buahan. Sedangkan kebon monokultur yaitu kebon yang ditanami satu jenis tanaman yaitu karet ataupun jengjen.

1.2. Tujuan dan Manfaat