5.3 Peran Pengetahuan Lokal Masyarakat
Peran pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat cukup penting baik secara ekonomi, ekologi maupun sosial budaya. Berikut ini
merupakan uraian mengenai kontribusi pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan:
1. Peran pengetahuan lokal pada tahap persiapan lahan Secara ekonomi pengetahuan lokal dapat membantu masyarakat
menentukan cara yang baik agar pohon yang ditanamnya dapat dipanen dengan hasil yang banyak. Salah satu pengetahuan yang dapat membantu meningkatkan
perekonomian petani yaitu pengetahuan mengenai cara membakar lahan. Pembakaran lahan dapat mematikan hama dan penyakit serta tanah menjadi subur
yang ditandai dengan munculnya petetan dari bekas pembakaran, sehingga dengan melewati proses pembakaran tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
dapat meningkatkan hasil panen. Secara sosial pembakaran dilakukan dengan memperhatikan kecepatan dan
arah angin, sehingga pada saat pembakaran api tidak akan menjalar ke lahan milik petani lainnya. Secara ekologi pengetahuan berperan dalam membantu
menghambat pertumbuhan gulma seperti ilalang yang menyebabkan tanah kering. Salah satu contoh pengetahuan tersebut adalah pengetahuan dalam pembersihan
lahan yang dilakukan pada saat membuka lahan dan pembersihan pasca pembakaran, sehingga dapat menghambat pertumbuhan gulma yang menjadi
kompetitor bagi tanaman pokok. 2. Peran pengetahuan lokal pada tahap persiapan bibit
Pengetahuan lokal petani dapat menunjang peningkatan penghasilan petani secara ekonomi. Pengetahuan tersebut yaitu pengetahuan dalam hal pembuatan
persemaian. Pengetahuan tersebut mengenai penentuan arah penanaman dan pemilihan jenis tanah yang subur. Petani melakukan persemaian dengan arah yang
menghadap Wetan alasannya karena arah tersebut merupakan arah terbitnya matahari sehingga tanaman dapat tersinari sepanjang hari. Tanaman yang tersinari
sepanjang hari tidak akan tergenangi air embun ataupun air siraman sehingga tidak lembab dan menyebabkan tanaman terbebas dari hama dan penyakit.
Akibatnya resiko kematian bibit akibat serangan hama dan penyakit dapat
berkurang dan hasil penjualan meningkat. Pengetahuan lainnya yaitu dalam hal pemilihan jenis tanah yang subur. Tanah yang digunakan untuk campuran media
yang akan dimasukkan kedalam bumbungan yaitu tanah yang berasal dari rumpun bambu. Alasan pemilihan jenis tanah seperti ini adalah karena tanah dari bawah
rumpun bambu banyak mengandung serasah yang membuat tanah subur. Apabila tanahnya subur maka tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan adanya tanah
yang subur maka petani tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pupuk yang dapat menyuburkan tanah.
Secara sosial pengetahuan dalam pembuatan persemaian dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi ibu-ibu dan anak-anak dalam memanfaatkan
waktu luang mereka. Sehingga secara sosial dapat meningkatkan kebersamaan antar masyarakat. Secara ekologi pengetahuan lokal dalam pembuatan persemaian
ataupun ipukan dapat menyebabkan tanaman lebih kuat ketika ditanam dilahan sebenarnya. Tanah yang dipakai untuk persemaian menjadi lebih subur.
3. Peran pengetahuan lokal pada tahap penanaman Pengetahuan lokal petani dalam penanaman yaitu pembuatan lombang
kemudian dibiarkan selama satu bulan tujuannya agar bakteri dan hama penyakit mati. Hal ini cukup efektif dan hasilnya dapat terlihat tanaman karet lebih sehat
dan getah yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan petani yang melakukan penanaman langsung setelah ngalombang. Apabila harga tanaman
pokok berupa jengjen terus meningkat maka hal ini akan sangat menguntungkan petani mengingat biaya perawatan jengjen tidak terlalu besar dan dapat
menggunakan tunas dari pohon yang baru ditebang. Hal ini dapat memantu meningkatkan pendapatn petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
petani. Secara sosial petani petani dapat membantu petani lainnya yang tidak
mempunyai lahan untuk menanami kebun karetnya dengan tanaman pertanian. Pengetahuan masyarakat dalam mengelola kebonnya dengan sistem tumpang sari
memberikan kesempatan petani lainnya yang tidak mempunyai lahan untuk sama- sama bertani dengan yang mempunyai lahan. Pengetahuan tentang sistem
tumpangsari dapat membantu petani dalam menjaga kesuburan lahan dari pada sistem monokultur. Tanah yang ditanami dengan sistem tumpang sari kesuburan
tanahnya tetap terjaga. Sehingga secara ekologi pengetahuan lokal dapat membantu mempertahankan kesuburan lahan.
4. Peran pengetahuan lokal pada tahap pemeliharaan Pengetahuan yang terdapat dalam pemeliharaan yaitu pengetahuan dalam
pembuatan babadak yang digunakan untuk menahan tanah dari longsor akibat air. Biaya untuk membuat babadak relatif murah sehingga dapat mengurangi biaya
pemeliharaan yang harus dikeluarkan oleh petani. Petani yang satu dengan lainnya mempunya nilai-nilai dalam menjaga
lahan miliknya dan milik orang lain. Pengetahuan tersebut yaitu dalam hal pembersihan lahan dengan lebar 2 meter untuk menjaga jika terjadi kebakaran
maka api tidak menjalar kelahan milik orang lain. Selain itu petani membuat parit untuk menjaga agar lahan yang lebih rendah agar terhindar dari longsor yang akan
merusak tanaman yang berada dibawahnya. Pengetahuan lokal mempunyai peran secara ekologi, pengetahuan yang
dimiliki oleh petani adalah pengetahuan yang masih bersifat tradisional sehingga tidak terlalu sering menggunakan bahan kimia sehingga dapat mencegah
kerusakan lingkungan. Petani mempunyai pengetahuan khusus tentang sistem konservasi tanah dan air sehingga dengan pengetahuan tersebut petani dapat turut
serta dalam penjagaan tanah dan air, jika petani tidak turut serta dalam pengelolaan hutan rakyat, maka petani tidak akan mengetahui bagaimana cara
konservasi tanah dan air sehingga kewajiban tersebut berada ditangan pemerintah. Selain itu pengetahuan lokal yang dimiliki oleh petani ialah pengetahuan yang
masih bersifat tradisional dan tidak terlalu sering menggunakan bahan kimia sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan. Petani menanam tanaman
sengon dan karet dengan menggunakan pupuk kandang sehingga aman bagi lingkungan. Dengan adanya pengetahuan lokal ini dapat membantu masyarakat
dalam penyediaan air bersih. Selain itu juga dapat membantu menjaga kelstarian alam sekitar demi kelangsungan hidup manusia.
5. Peran pengetahuan lokal pada tahap pemanenan Pengetahuan lokal petani dalam pemenenan yaitu pengetahuan dalam hal
penyadapan. Pemilihan yang tepat untuk penyadapan yaitu pada saat awal tumbuh tunas baru setelah daun gugur sampai daun nya tua. Adanya waktu dimana pohon
karet menghasilkan getah banyak maka penyadapan dapat dilakukan secara optimal dan hasilnya secara ekonomi maksiamal.
Penyadapan biasanya dilakukan oleh orang yang ahli dalam penyadapan dan cukup banyak petani yang ahli dalam penyadapan tetapi tidak mempunyai
lahan. Pemilik lahan dapat menggunakan jasa ahli sadap untuk melakukan penyadapan, sehingga antara penyadap dengan pemilik lahan saling
menguntungkan. Pengetahuan petani dalam pemanenan yaitu pengetahuan dalam
melakukan cara penebangan dengan menggunakan alat sederhana seperti gergaji tangan ataupun gergaji rantai sehingga dampak kerusakan lingkungan akibat
penebangan dapat diminimalisir. Secara umum pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat mengandung
berbagai nilai yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat. Dimana nilai tersebut berlaku juga untuk mahluk hidup lainnya. Pengetahuan
lokal juga dapat membantu masyarakat untuk mempertahankan kebudayaan dalam hal bertani sehingga masyarakat tidak meninggalkan kebiasaan bertani dengan
beralih ke profesi lain, akibatnya Indonesia sebagai negara agraris akan terus maju dengan pertaniannya. Pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan rakyat ini juga
dapat membantu meningkatkan hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan