4.2.5 Angkatan Kerja, Mata Pencaharian dan Perekonomian Masyarakat
Berdasarkan daftar isian potensi Desa Cijagang pada tahun 2006 penduduk usia 15-55 tahun yang merupakan angkatan kerja yaitu 2.597 jiwa yang terbagi
dalam tiga kategori yaitu yang berstatus bekerja penuh sebanyak 1.046 jiwa, bekerja dengan status bekerja tidak tentu sebanyak 1.006 jiwa dan yang berstatus
pengangguran sebanyak 545 jiwa lihat Tabel 7. Di Desa Sukamulya Penduduk yang berusia 15 sampai dengan 55 tahun sebanyak 1.789 jiwa yaitu yang berstatus
bekerja penuh sebanyak 375 jiwa, bekerja dengan status bekerja tidak tentu sebanyak 566 jiwa. Dan yang berstatus pengangguran sebanyak 848 jiwa.
Tabel 7 Jumlah tenaga kerja di Desa Cijagang dan Desa Sukamulya menurut jenis pekerjaan
No Jenis Pekerjaan
Desa Cijagang Desa Sukamulya
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1 Petani
400 55,0
568 80,3
2 Buruh
205 28,2
15 2,1
3 Pegawai negeri sipil
30 4,1
16 2,3
4 Perdagangan
27 3,4
46 6,5
5 Jasa
4 0,8
4 0,6
6 Transportasi
56 7,8
56 7,9
7 TNI Polri
5 0,7
2 0,3
Jumlah 727
100,0 707
100,0 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Cijagang dan Desa Sukamulya 2006
Sebagian besar penduduk Desa Cijagang mempunyai mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 55,0 , buruh sebanyak 28,2, transportasi 7,7,
Pegawai negeri sipil sebanyak 4,1, perdagangan sebanyak 3,4, jasa sebanyak 1,6 , dan TNIPOLRI sebanyak 0,7. Dengan demikian tiga sektor pekerjaan
yang terbesar di desa Cijagang ialah sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar sebanyak 55,0 kemudian buruh 28,2 dan transportasi 6,9. Hal ini
disebabkan karena luasnya lahan di Desa Cijagang yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian selain itu juga tanahnya subur dan air yang selalu
melimpah. Sektor buruh menempati posisi kedua, karena sebagian masyarakat
sebagian cenderung memilih bekerja di kota dan adapula yang ke luar negeri menjadi TKW dengan harapan mendapat gaji yang besar. Sektor transportasi
menempati posisi ke tiga, hal ini karena kendaraan khususnya motor harganya relatif terjangkau oleh masyarakat dan dapat membantu kegiatan perekonomian
masyarakat. Petani di Desa Cijagang setelah pulang dari ladang kemudian mencari tambahan nafkah dengan menjadi petugas pengambil tiket masuk kemakam
Eyang Cikundul lihat Gambar 1 dan sebagian lagi sebagai juru kunci makam. Makam keramat tersebut dapat membawa berkah terhadap masyarakat desa
sekitar dengan menjual jasa kepada para pengunjung yang jumlahnya selalu banyak terutama pada saat malam jum at kliwon dibulan mulud dan rajab.
Gambar 1 Makam Keramat Eyang Cikundul Berdasarkan Tabel 7 hal. 27, Penduduk Desa Sukamulya sebagian besar
mempunyai mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 80,3, buruh sebanyak 2,1, transportasi 7,92 , Pegawai negeri sipil sebanyak 2,3 ,
perdagangan sebanyak 6,5, jasa sebanyak 0,6, dan TNIPOLRI sebanyak 0,3. Tiga sektor pekerjaan yang terbesar di Desa Sukamulya ialah sektor
Pertanian yang merupakan sektor terbesar sebanyak 80,3 kemudian transportasi 7,9 dan perdagangan 6,5, hal ini disebabkan karena lahan pertanian di desa
Kurang luas sehingga petani lebih banyak menjadi buruh tani baik yang ada di Desa Sukamulya maupun diluar Desa Sukamulya. Sektor transportasi menempati
posisi ke tiga hal ini karena kendaraan khususnya motor harganya relatif terjangkau oleh masyarakat dan dapat membantu kegiatan perekonomian
masyarakat.
Komoditas pertanian yang dihasilkan dari Desa Cijagang berupa tanaman padi. Pada tahun ini padi yang dihasilkan menghasilkan uang sebanyak
Rp.16.000.000. dari luas lahan yang ditanami padi 116,10 ha. Jumlah komoditas buah-buahan yang berasal dari pisang yang dibudidayakan sebanyak 15 ha dan
menghasilkan 10 ton. Dari hutan rakyat diperoleh hasil getah karet 1,5 ton dari lahan yang diusahakan seluas 30 ha. Hasil hutan lainnya yaitu bambu sebanyak
1000 batang tahun. Komoditas pertanian yang dihasilkan dari Desa Sukamulya berupa tanaman padi. Pada tahun ini padi yang dihasilkan sebanyak 179 ton Ha
dari luas lahan yang ditanami padi 25 ha, kemudian mentimun dengan luas lahan yang ditanami 3 Ha menghasilkan 5 ton Ha. Jumlah komoditas buah-buahan yang
berasal dari pisang yang dibudidayakan sebanyak 4 ha dan menghasilkan 8 ton. Komoditas pertanian seperti pisang, singkong dan mentimun melebihi kebutuhan
konsumsi masyarakat setempat, sehingga sebagian besar dipasarkan ke luar daerah.
Kepemilikan lahan pertanian tanaman pangan sebagai berikut: Jumlah rumah tangga yang memiliki tanah pertanian 650 RTP dengan rincian yang
memiliki kurang dari 0,5 ha sebanyak 800 RTP, yang memiliki antara 0,5-1.0 ha sebanyak 150 RTP, yang memiliki lebih dari 1,0 ha sebanyak 175 RTP. Jenis
komoditas buah-buahan yang dibudidayakan berupa pisang sebanyak 150 ha dan menghasilkan pisang 10 ton ha, sedangkan kepemilikan lahan pertanian di Desa
Sukamulya berupa tanaman pangan sebagai berikut: Jumlah rumah tangga memiliki tanah pertanian 718 RTP dengan rincian yang memiliki kurang dari 0,5
ha sebanyak 353 RTP, yang memiliki antara 0,5-1,0 ha sebanyak 233 RTP, yang memiliki lebih dari 1,0 ha sebanyak 132 RTP. Sektor peternakan berupa
pembudidayaan kerbau sebanyak 18 ekor yang berfungsi sebagai hewan peliharaan juga dapat dimanfaatkan tenaganya untuk membantu petani membajak
sawahnya. Ayam sebanyak 1.875 ekor, bebek 175 ekor dan kambing 275 ekor. Bahan galian yang diusahakan berupa galian pasir.
Luas dan hasil perkebunan di Desa Cijagang menurut jenisnya berupa kelapa yang diusahakan rakyat seluas 5 ha menghasilkan kelapa 5 tonha. Karet
yang diusahakan oleh rakyat seluas 30 ha menghasilkan 1,5 tonha. Kepemilikan lahan perkebunan yaitu Jumlah rumah tangga pemiliki perkebunan 1.125 RTP
dengan rincian yang memiliki kurang dari 0,5 ha sebanyak 700 RTP, yang memiliki antara 0,5-1,0 ha sebanyak 115 RTP, yang memiliki lebih dari 1,0 ha
sebanyak 330 RTP. Luas menurut pemilikan hutan 363,41 yang terbagi ke dalam dua yaitu hutan milik adat masyarakat adat yang diusahakan oleh masyarakat
seluas 195,23 ha sedangkan yang dikelola oleh Perhutani seluas 168,19 ha. Luas lahan penggembalaan ialah 5 ha, sedangkan bahan galian berupa batu sebanyak
100 ton tahun.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebon campuran yaitu kebon yang ditanami dengan berbagai kombinasi tanaman yaitu tanaman utama berupa karet, tanaman kombinasinya yaitu padi,
pisang dan tanaman pertanian. Di sisi lahannya petani memanfaatkannya dengan menanam beberapa pohon jengjen ataupun buah-buahan. Sedangkan kebon
monokultur yaitu kebon yang ditanami satu jenis tanaman yaitu karet ataupun jengjen. Petani lebih banyak menggunakan sistem kebun campuran karena
hasilnya lebih banyak yaitu adanya hasil sementara dari tanaman kombinasi sebelum tanaman utama dipanen.
Kepemilikan tanah yang digunakan untuk kebon yaitu tanah milik dan tanah kas desa tanah gege. Penggarapan tanahnya ada yang dilakukan oleh
pemilik lahan dan adapula yang menggunakan jasa buruh tani. Petani yang mempunyai lahan cukup luas memberikan kesempatan kepada petani yang tidak
mempunyai lahan untuk menanam tanaman pertanian di lahan miliknya yang ditanami karet dengan syarat lahan tersebut harus dipelihara. Pembagian hasil
pertanian tidak ditetapkan besarnya tetapi secara sukarela. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani berkisar antara 1-3 hektar orang.
Menurut Geertz dalam Iskandar 2001, praktek berladang atau kebon memberikan keuntungan antara lain memberikan hasil yang berkelanjutan, adanya
keanekaragaman bahan pangan yang dihasilkan sepanjang tahun, terhindar dari bahaya kegagalan panen karena hama, mereduksi tumbuhan pengganggu, efisien
dalam penggunan energi, menjaga unsur hara tanah dan konservasi keanekaragaman genetik.
5.1 Pengetahuan dalam Pengelolaan Kebon