Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pengetahuan Lokal

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pengetahuan Lokal

Pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat mengalami perubahan seiring dengan munculnya beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi masyarakat. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: 1. Perkembangan jumlah penduduk. 2. Perubahan orientasi ekonomi. 3. Pergeseran fungsi pengetahuan lokal baik secara kultural maupun struktural. Semakin bertambah jumlah penduduk, maka persaingan untuk memperoleh lahan dan sumber penghidupan semakin ketat. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk mencari sumber pendapatan diluar pertanian sehingga terjadi gerakan urbanisasi ke kota. Masyarakat yang mempunyai pengetahuan lokal dan tidak mempunyai lahan tidak lagi menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dan tidak mewariskan ke generasi selanjutnya. Akibat dari keadaan ini maka pengetahuan lokal yang dimiliki petani tersebut hilang. Orientasi masyarakat yang lebih ke arah ekonomi membuat petani tidak menggunakan pengetahuan lokal dalam bertani sehingga apapun dilakukan asalkan lahan miliknya memperoleh hasil yang melimpah tanpa mempedulikan keadaan ekologisnya. Menurut arafah 2002: Pergeseran fungsi pengetahuan lokal secara struktural dapat terlihat dari pelaksanaan ritual yang tidak seluruhnya dilaksanakan lagi disederhanakan dan banyak larangan yang tidak bisa dilaksanakan lagi. Pergeseran peran pengetahuan lokal secara struktural peranan Tampuroo Suku Adat semakin berkurang karena kendala regenerasi dan institusi kelembagaan yang pengaruhnya semakin lemah akibat adanya lembaga-lembaga baru yang kurang mengakomodasi sistem pengetahuan lokal setempat. BAB III METODOLOGI Penelitian ini difokuskan pada penelitian pengelolaan hutan rakyat yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan kebon. Terdapat berbagai jenis kebon yang diusahakan antara lain kebon campuran dan kebon monokultur. Kebon campuran yaitu kebon yang ditanami dengan berbagai kombinasi tanaman yaitu tanaman utama berupa karet, tanaman kombinasinya yaitu padi, pisang dan tanaman pertanian. Di sisi lahannya petani memanfaatkannya dengan menanam beberapa pohon jengjen ataupun buah-buahan, sedangkan kebon monokultur yaitu kebon yang ditanami satu jenis tanaman yaitu karet ataupun jengjen. Petani lebih banyak menggunakan sistem kebun campuran karena hasilnya lebih banyak yaitu adanya hasil sementara dari tanaman kombinasi sebelum tanaman utama dipanen.

3.1 Kerangka Pemikiran