Perikanan Budidaya Kondisi dan Potensi Perikanan

66 Untuk stuktur komponen upah dan gaji merupakan suatu komponen nilai tambah yang langsung diterima dibawa pulang oleh pekerja, sebaliknya surplus usaha merupakan komponen yang diterima oleh pengusaha. Untuk pajak taklangsung merupakan nilai yang tambah yang masuk ke kas negara sebagai penghasilan negara, sedangkan biaya penyusutan akan dinikmati oleh sektor jasa dan sektor perdagangan sebagai penyedia input. Komposisi komponen NTB dari analisis tabel I-O tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Komposisi komponen upah dan gaji dari nilai tambah bruto menurut tahun 2010 Peri- ngkat Kode I-O Nama Sektor Komponen Nilai Tambah Bruto Rp juta Upah dan Gaji Surplus Usaha Penyusutan Pajak Tak Langsung 1 2 Perik. Tangkap 86.386,98 244.038,85 6.092,89 1.812,41 2 8 Perdagangan 70.089,29 217.837,90 27.777,77 11.772,07 3 16 Jasa Pemerintah dan Swasta 167.671,76 37.557,10 20.187,38 2.877,05 4 15 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 30.101,12 97.958,40 12.932,85 3.138,73 5 5 Industri Bukan Migas 21.283,83 97.687,93 9.383,69 3.012,44 6 11 Angk. Jalan Raya 25.581,32 53.984,17 10.601,81 1.280,66 7 7 Konstruksi 45.402,43 29.865,21 6.597,12 4.004,45 8 14 Komunikasi 21.287,00 26.798,79 10.677,86 301,85 9 12 ASDP 16.322,25 25.587,52 5.999,27 732,73 10 13 Jasa Penunjang Angkutan 7.643,11 18.194,32 3.178,42 53,05 11 6 Listrik, Gas dan Air Bersih 6.182,81 4.479,94 4.118,86 951,23 12 10 Restoran 4.586,55 9.078,85 971,55 520,06 13 3 Perik. Budidaya 345,19 13.657,93 302,50 236,67 14 9 Perhotelan 2.936,63 6.112,36 983,64 354,64 15 1 Peternakan 1.156,27 2.945,44 54,57 14,20 16 4 Pertambangan 21,35 67,24 3,71 0,76 Dari Tabel 26 untuk komponen nilai tambah bruto untuk upah dan gaji perikanan tangkap berada pada nilai Rp 86.386,98 juta, sedangkan nilai surplus usaha mencapai Rp 244.038,85 juta atau 2,8 kali lebih besar dari komponen upah dan gaji. Surplus usaha sendiri merupakan komponen keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan perikanan tangkap itu sendiri atau akibat adanya investasi pada kegiatan perikanan tangkap. Surplus usaha yang dihasilkan belum tentu dapat dinikmati oleh tenaga kerja. Tetapi jika surplus usaha ini kembali dijadikan 67 kembali sebagai investasi usaha, maka akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja. Kondisi ideal untuk pengembangan wilayah berdasarkan struktur NTB, seharusnya menempatkan proporsi komponen upah dan gaji lebih besar dari komponen-komponen lain, dikarenakan komponen ini dapat langsung dinikmati oleh masyarakat secara langsung. Namun demikian, proporsi komponen surplus usaha yang besar dibandingkan dengan upah dan gaji ini tetap baik apabila keuntungan usaha tersebut diinvestasikan kembali di wilayah tersebut, karena investasi ini memberikan pengaruh positif bagi wilayah keseluruhan, serta mampu mengurangi kekmungkinan terjadinya kebocoran wilayah.

5.2.5 Keterkaitan Sektoral

Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengetahui keterkaitan sektoral ini adalah analisis input-output I-O. Dari hasil analisis I-O dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang bisa dijadikan leading sector atau sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi sehingga dengan memfokuskan pembangunan pada sektor-sektor yang menjadi pemimpin maka target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat dicapai dengan lebih baik. Pertumbuhan perekonomian akan bersinergi dengan baik dengan adanya keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi yang ada. Makin kuat keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi yang ada, maka akan makin kecil ketergantungan sektor tersebut pada impor. Hal ini akan memperkecil terjadinya kebocoran wilayah, sehingga nilai tambah yang dihasilkan dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayahnya sendiri. Analisis keterkaitan antar sektor pada dasarnya melihat dampak output dan kenyataan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian tersebut saling mempengaruhi Rustiadi et al., 2011. Parameter teknis yang bisa diketahui dari analisis I-O adalah keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, indeks penyebaran dan indeks kepekaan. Dengan analisis tersebut dapat diketahui tingkat hubungan atau keterkaitan teknis antar sektor-sektor perekonomian suatu wilayah. Keunggulan suatu sektor dapat dilihat dari tingkat keterkaitan antara sektor tersebut dengan sektor lainnya dalam aktivitas perekonomian Daryanto 68 dan Hafizrianda, 2010. Keterkaitan yang kuat dari suatu sektor ditandai dengan nilai-nilai parameter keterkaitan yang tinggi. Sektor yang mempunyai keterkaitan ke depan yang kuat berarti mampu mendorong aktivitas sektor-sektor perekonomian yang ada di hilirnya depan, sedangkan sektor dengan angka keterkaitan ke belakang yang tinggi menunjukkan bahwa peningkatan output sektor tersebut dapat menarik aktivitas sektor-sektor di belakangnya hulu. Keterkaitan langsung ke belakang atau Direct Backward Linkage DBL menunjukkan akibat dari kenaikan produksi dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian ditampilkan pada Gambar 11. Nilai DBL yang memiliki nilai indeks ≥1 hanya ada pada sektor perhotelan dengan nilai DBL sebesar 0,5847. Untuk perikanan tangkap sendiri memiliki nilai sebesar 0,0718, sedangkan perikanan budidaya bernilai 0,5770. Jika dilihat dari kegiatan perikanan tangkap diartikan bahwa untuk menghasilkan output sebesar Rp 1 maka penggunaan input antara dari sektor-sektor lain yang menyediakan input ke perikanan tangkap digunakan sebesar Rp 0,0718, sedangkan sisanya sebesar Rp 0,9282 =Rp 1 – Rp 0,0718 di ambil dari input primer. Untuk kegiatan perikanan budidaya sendiri input antara yang digunakannya sebesar Rp 0,5770 per peningkatan output sebesar Rp 1 dan sisanya sebesar Rp 0,4230 = Rp 1 – Rp 0,5770. Gambar 11 Keterkaitan langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian DBL. 0,4239 0,0718 0,5770 0,1724 0,4245 0,5561 0,5840 0,2346 0,5847 0,2731 0,4127 0,4511 0,3906 0,2344 0,1826 0,1543 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertambangan dan Penggalian Industri Bukan Migas Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Perhotelan Restoran Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut, Sungai, Danau dan… Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta