Kondisi Topografi dan Iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi dan Potensi Perikanan

Kegiatan perikanan yang memberikan sumbangan produksi tertinggi di kota Sibolga yang cukup tinggi ada pada perikanan tangkap dibandingkan dengan perikanan budidaya. Kondisi ini memberikan implikasi penetapan subsektor perikanan menjadi sektor unggulan pembangunan di kota Sibolga selain sektor kepariwisataan dan sektor perhubungan laut DKPP Kota Sibolga, 2011. Lebih lanjut diuraikan bahwa untuk pengembangan subsektor perikanan, yang dapat diandalkan dalam pengembangannya di kota Sibolga adalah kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Prioritas pembangunan perikanan di tiga sektor tersebut sesuai dengan pernyataan Dahuri 2002. Dari sisi penangkapan dan budidaya, kegiatan ini langsung terkait dengan produksi ikan, sedangkan pengolahan lebih ditekankan pada peningkatan nilai tambah hasil produksi yang diperoleh melalui penangkapan maupun budidaya.

5.1.1 Perikanan Tangkap

Usaha perikanan tangkap menghasilkan produksi sebesar 99,99 persen dari total produksi perikanan di kota Sibolga, sisanya diperoleh melalui kegiatan budidaya. Produksi perikanan tangkap yang dihasilkan, merupakan hasil aktivitas yang dilakukan di laut, sedangkan perikanan tangkap di perairan umum seperti sungai dan danau di kota Sibolga tidak ada. Kondisi ini dapat dipahami mengingat kota Sibolga tidak memiliki sungai yang berpotensi untuk perikanan tangkap diperairan umum. Perkembangan produksi ikan di kota Sibolga dari tahun 2006 hingga 2010 meningkat dari tahun ke tahunnya. Gambaran produksi ikan ini dapat dilihat pada Gambar 9. Pada Tabel 13 terlihat bahwa setiap tahunnya produksi ikan selalu meningkat. Ini menunjukkan peluang penangkapan ikan masih cukup tinggi. Produksi hasil rata-rata dalam lima tahun terakhir hasil tangkapan ikan laut sebesar 41.656,67 ton. Nilai produksi tertinggi dicapai pada tahun 2010 dengan 50 jumlah 52.693,30 ton atau senilai Rp 879,41 Miliyar, sedangkan pada tahun 2006 produksi mencapai angka terendah yaitu 29.207,50 ton. Gambar 9 Hasil perikanan tangkap tahun 2006 – 2010 ton. Tabel 13 Perkembangan hasil tangkapan ikan tiap triwulan dari tahun 2006-2010 ton Triwulan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 I 7.166,25 8.152,00 12.045,90 14.074,80 13.138,20 II 7.740,00 7.929,30 10.038,25 13.793,32 12.217,50 III 7.965,00 7.794,30 10.841,31 11.963,73 13.806,90 IV 6.336,25 7.744,40 8.030,60 12.385,82 13.530,70 Sumber : DKPP Kota Sibolga 2011 Peningkatan produksi dari tahun 2006 hingga tahun 2010 memiliki angka pertumbuhan rata-rata sebesar 17,31 persen, artinya produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan di kota Sibolga meningkat setiap tahunnya. Angka pertumbuhan produksi ditahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 berturut-turut adalah 8,26 persen, 29,53 persen, 27,50 persen dan 0,91 persen. Untuk melihat produktivitas tiap nelayan dapat dihitung melalui pembagian antara jumlah produksi ikan dengan jumlah nelayan. Angka produduktivitas nelayan di kota Sibolga lima tahun dari tahun 2006 hingga tahun 2010 sebesar 5,34 tontahun Tabel 14. Tabel 14 Produktivitas kapal dan nelayan di kota Sibolga tahun 2006-2010 Tahun Nelayan Jiwa Kapal Penangkap Unit Produksi Ton Produktivitas Kapal TonKapalTahun Produktivitas Nelayan TonJiwaTahun 2006 7.131 608 29.207,50 48,04 4,10 2007 9.742 586 31.620.00 53,96 3,25 2008 7.606 566 40.956,06 72,36 5,38 2009 8.360 544 52.217,67 95,99 6,25 2010 7.014 614 52.693,30 88,41 7,74 Sumber : Data BPS 2011a data diolah. 29.207,50 31.620,00 40.956,06 52.217,67 52.693,30 - 20.000 40.000 60.000 2006 2007 2008 2009 2010