Struktur Perekonomian Kota Sibolga

69 Perikanan tangkap memiliki keterkaitan langsung kebelakang Gambar 12 dengan tujuh sektor ekonomi lain yang ada di kota Sibolga dengan urutan tiga sektor tertinggi berturut-turut ada pada sektor perdagangan, keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta konstruksi dan bangunan. Gambar 12 Keterkaitan langsung ke belakang perikanan tangkap terhadap sektor-sektor lain. Perikanan budidaya memiliki keterkaitan langsung ke belakang dengan tujuh sektor lain Gambar 13. Keterkaitan tiga sektor tertinggi ada pada perikanan tangkap dengan nilai sebesar 0,337011 diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 0,186231 kemudian perikanan budidaya sebesar 0,052913. Gambar 13 Keterkaitan langsung ke belakang sektor perikanan budidaya terhadap sektor-sektor lain. Perikanan budidaya memiliki keterkaitan kebelakang dengan perikanan tangkap bahkan perikanan budidaya itu sendiri. Output perikanan tangkap digunakan sebagai input perikanan budidaya berupa pakan ikan serta sumber bibit untuk kegiatan KJA. Disisi perikanan budidaya outputnya digunakan sebagai input perikanan budidaya sebagai sumber bibit ikan air tawar. Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan banyaknya output suatu sektor yang digunakan oleh sektor-sektor lain atau dengan kata lain bahwa peranan suatu 0,0034 0,0046 0,0517 0,0015 0,0004 0,0064 0,0037 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Angkutan Jalan Raya Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa… Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta 0,337011 0,052913 0,000004 0,000231 0,186231 0,000514 0,000077 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Angkutan Jalan Raya Komunikasi 70 sektor untuk memenuhi permintaan akhir seluruh sektor perekonomian. Keterkaitan ini menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Pada Gambar 14 ditampilkan keterkaitan langsung ke depan atau Direct Forward Linkage DFL sektor-sektor perekonomian yang ada di kota Sibolga. Nilai DFL yang tertinggi ada pada sektor industri bukan migas dengan nilai 2,0203. Sedangkan dari subsektor perikanan sendiri, nilai DFL yang tertinggi itu ada pada perikanan tangkap dengan nilai 0,3937. Nilai ini menunjukkan bahwa apabila output subsektor perikanan budidaya naik Rp 1, maka akan mampu mensuplai input sektor-sektor yang terkait langsung terhadap sektor tersebut sebesar Rp 0,3937. Perikanan budidaya yang bernilai DFL 0,0578 yang berarti juga bahwa dengan naiknya output perikanan budidaya sebesar Rp 1, maka akan mampu mensuplai input sektor-sektor yang terkait langsung terhadap sektor tersebut sebesar Rp 0,0578. Rendahnya nilai DFL secara total pada subsektor perikanan ini menunjukkan bahwa keterkaitan subsektor perikanan ini dengan sektor ekonomi lain di kota Sibolga masih kecil. Ini berarti masih minimnya sektor-sektor ekonomi yang ada di kota Sibolga yang membutuhkan output subsektor perikanan untuk dijadikan input produksi sektor tersebut. Gambar 14 Keterkaitan langsung ke depan sektor-sektor perekonomian DFL. 0,0863 0,3937 0,0578 0,0103 2,0203 0,2478 0,2653 1,0171 0,0724 0,0097 0,1982 0,0644 0,3437 0,2075 0,3568 0,3765 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertambangan dan Penggalian Industri Bukan Migas Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Perhotelan Restoran Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut, Sungai, Danau dan… Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta 71 Untuk keterkaitan langsung ke depan perikanan tangkap Gambar 15 terkait pada lima sektor lain. Keterkaitan tertinggi ada pada perikanan budidaya dengan nilai sebesar 0,3370 diikuti oleh sektor perhotelan sebesar 0,0268, sektor angkutan laut sungai, danau dan penyeberangan sebesar 0,0166 lalu sektor restoran sebesar 0,0072 dan terakhir adalah sektor industri bukan migas sebesar 0,0060. Ini berati ada keterkaitan langsung antara perikanan tangkap dengan perikanan budidaya, dimana output perikanan tangkap digunakan sebagai input kegiatan perikanan budidaya. Sebagai contoh hubungannya adalah penggunaan bibit ikan yang berasal dari perikanan tangkap juga penggunaan ikan tangkap sebagai pakan perikanan budidaya budidaya KJA. Gambar 15 Keterkaitan langsung ke depan perikanan tangkap terhadap sektor- sektor lain. Untuk keterkaitan langsung ke depan Gambar 16 perikanan budidaya terkait dengan tiga sektor ekonomi lain yang ada di kota Sibolga dengan urutan tertinggi berturut-turut ada pada perikanan budidaya, restoran dan perhotelan. Gambar 16 Keterkaitan langsung ke depan perikanan budidaya terhadap sektor- sektor lain. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang atau Direct Indirect Backward Linkage DIBL menunjukkan akibat dari naiknya output produksi suatu sektor tertentu, maka akan menaikkan secara langsung dan tidak langsung output sektor-sektor lain yang menyediakan input bagi sektor tersebut per unit 0,3370 0,0060 0,0268 0,0072 0,0166 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Perikanan Budidaya Industri Bukan Migas Perhotelan Restoran Angkutan Laut, Sungai, Danau dan… 0,0529 0,0008 0,0038 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Perikanan Budidaya Perhotelan Restoran 72 kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang DIBL sektor-sektor perekonomian ditampilkan pada Gambar 17. Gambar 17 Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian DIBL. Berdasarkan Gambar 17 terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai DIBL tertinggi adalah sektor perhotelan dengan nilai 1,9167. Untuk besarnya peranan subsektor perikanan sebagai berikut: perikanan tangkap memiliki nilai DIBL sebesar 1,1013 menempati urutan ke-16 dan perikanan budidaya memiliki nilai DIBL sebesar 1,7158 dan menempati urutan ke-4. Dari nilai DIBL terlihat bahwa subsektor perikanan mampu menstimulasi peningkatan output sektor-sektor ekonomi lainnya untuk meningkat persatuan peningkatan output subsektor perikanan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menggerakkan stuktur perekonomian domestik wilayah kota Sibolga sebesar nilai DIBL tersebut. Angka DIBL sebesar 1,7158 pada perikanan budidaya akan memberikan pengaruh terhadap angka pengganda output sebesar nilai tersebut. Pengertiannya jika terjadi perubahan permintaan akhir pada perikanan budidaya sebesar Rp 1, sementara permintaan akhir pada sektor lainnya tidak berubah, maka output perekonomian kota Sibolga akan meningkat sebesar Rp 1,7158. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan atau Direct Indirect Foreward Linkage DIFL menunjukkan akibat dari naiknya produksi suatu sektor 1,6727 1,1013 1,7158 1,2672 1,6676 1,9165 1,9125 1,3555 1,9167 1,4240 1,5973 1,7050 1,6065 1,3837 1,2797 1,2398 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertambangan dan Penggalian Industri Bukan Migas Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Perhotelan Restoran Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut, Sungai, Danau dan… Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta 73 tertentu, akan menaikkan penggunaan output sektor tersebut terhadap sektor- sektor lain secara langsung dan tidak langsung secara total per unit kenaikan produksi. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan DIFL sektor-sektor perekonomian ditampilkan pada Gambar 18. Dari Gambar 18 tersebut bila di ranking terlihat bahwa perikanan tangkap memiliki nilai DIFL sebesar 1,4387, sedangkan perikanan budidaya memiliki nilai DIFL sebesar 1,0613 yang berada pada urutan ke-6 dan ke-14. Sedangkan tiga sektor yang berada pada posisi teratas berturut-turut ada pada sektor industri bukan migas 4,2996, perdagangan 2,5374 dan keuangan, real estate dan jasa perusahaan 1,6312. Berdasarkan nilai DIFL subsektor perikanan, maka sektor perikanan tangkap memiliki potensi sebagai komoditas unggulan dengan output yang dihasilkan dapat mengerakkan sektor-sektor ekonomi wilayah di kota Sibolga secara langsung maupun tidak langsung. Dapat diartikan bahwa jika terjadi kenaikan permintaan akhir pada perikanan tangkap sebesar Rp 1 akan meningkatkan pasokan input antara secara menyeluruh dalam perekonomian kota Sibolga sebesar Rp 1,4387. Gambar 18 Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor-sektor perekonomian DIFL. Dari hasil analisis terlihat keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor- sektor lainnya secara langsung terhadap peningkatan output sektor-sektor lain masih relatif rendah. Dengan adanya aktivitas subsektor perikanan di kota Sibolga 1,1416 1,4387 1,0613 1,0120 4,2996 1,3998 1,3777 2,5374 1,1011 1,0156 1,3703 1,0969 1,4410 1,3022 1,6312 1,5355 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 Peternakan dan Hasil-hasil Lainnya Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Pertambangan dan Penggalian Industri Bukan Migas Listrik, Gas dan Air Bersih KonstruksiBangunan Perdagangan Perhotelan Restoran Angkutan Jalan Raya A gkuta Laut, Su gai, Da au da … Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pemerintah dan Swasta