Teknologi Budidaya Tambak Budidaya Polikultur Udang Windu dan Ikan Bandeng

dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak akan kembali. Keuntungan dari BCR adalah bahwa nilai dari ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Semakin tinggi tingkat bunganya maka semakin rendah BCR yang dihasilkan, dan jika tingkat bunga yang dipilih cukup tinggi maka BCR akan lebih besar dari satu.

2.5. Pengaruh Tambak Akuakultur Terhadap Mangrove

Menurut Kusmana 2002, mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri dari atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove. Mangrove memiliki banyak manfaat seperti proteksi dari abrasi atau erosi, pengendali intrusi air laut, habitat berbagai jenis fauna, tempat pemijahan dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang, dan lain-lain. Budidaya tambak adalah kegiatan pemeliharaan dan pembesaran biota perairan dalam suatu perairan tambak dalam waktu tertentu untuk mendapatkan hasil dengan cara memanennya. Perubahan fungsi lahan pada kawasan mangrove berubah menjadi tempat pemukiman dan pertambakan, persawahan dan perkebunan menjadi pertambakan, jalur hijau di sepanjang pantai yang tebal menjadi tipis, bahkan tidak terdapat sama sekali karena adanya penebangan yang dilakukan masyarakat sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Utojo et al , 2007. Tingginya permintaan pasar internasional dan meningkatnya teknologi telah memberikan dukungan terhadap pertumbuhan industri tambak. Oleh karena itu, seiring dengan pembangunan tambak yang kian meningkat sehingga menyebabkan lahan mangrove menjadi menurun akibat eksploitasi sumberdaya mangrove yang umumnya tidak intensif. Menurut Biao et al 2004, peningkatan permintaan dunia terhadap produk budidaya perairan dari negara berkembang akan meningkatkan keuntungan dan pendapatan, tetapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak berupa kerusakan mangrove dan lahan basah secara langsung untuk pembangunan tambak. Luas wilayah ekosistem mangrove di Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2004 menurut Direktorat Pengendalian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup seluas 42.550 km 2 . Pertumbuhan perluasan usaha tambak air payau mencapai 47 persen sepanjang tahun terakhir. Kira-kira 4,9 persen luas mangrove atau 15,96 persen kecuali Papua dikonversi menjadi tambak udang Siregar, 1999.

2.6. Penilaian Jasa Lingkungan

Barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya secara garis besar dapat digolongkan ke dalam barang dan jasa yang ada pasarnya market goods and services dan umumnya memiliki nilaiharga pasar priced goods and services dan yang tidak bersedia pasarnya non-market goods and services .Market goods and sevices dicirikan oleh karakteristik barang dan jasa yang memiliki informasi lengkap sehingga harga dapat digunakan sebagai pengarahpemimpin untuk pengambilan keputusan konsumsinya. Sementara itu, non-market goods and services memiliki karakteristik bisa jelas tetapi tidak memiliki harga sehingga keputusan pengkonsumsiannya tidak didasarkan pada harga, tetapi oleh preferensi seseorang. Pada umumnya barang dan jasa lingkungan merupakan non-market goods services RMI, 2007. Menurut RMI 2007, nilai ekonomi SDH dapat diartikan sebagai karakteristik kualitas dari SDH yang membuat sumberdaya tersebut dapat dipertukarkan dengan sumberdaya lain dengan tujuan utama untuk menentukan nilai secara komprehensif dari SDH tersebut. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk perhitungan 1 kerugian dampak suatu kegiatan, 2 biaya pencegahan dampak, 3 tarif retribusi, 4 tariftiket masuk taman nasional, 5 tarif pajak sumberdaya, 6 kompensasi yang harus dibayar oleh pembuat kerusakan lingkungan dalam kasus eksternalitas negatif dan penyedia jasa dalam kasus eksternalitas positif, 7 alokasi investasi asset untuk tujuan pengelolaan dan 8 analisis biaya manfaat suatu proyek.

2.7. Valuasi Ekonomi

Sumberdaya alam selain menghasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi, juga menghasilkan jasa-jasa lingkungan yang memberikan manfaat lain. Oleh karena itu menurut Fauzi 2004 output yang dihasilkan dari pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berupa barang dan jasa, perlu diberi nilaiharga price tag. Valuasi ekonomi merupakan upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, baik atas dasar nilai pasar market value maupun nilai non-pasar non market value . Valuasi ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi economic tool yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Secara umum terdapat empat pendekatan dalam menilai kerusakan sumberdaya alam lingkungan, Fauzi dan Anna, 2005; KNLH, 2009, yaitu: 1. Pendekatan kesejahteraan, umumnya digunakan jika kerusakan lingkungan sudah menimbulkan perubahan kesejahteraan masyarakat yang diukur melalui income perubahan surplus konsumen dan surplus produsen. 2. Pendekatan berdasarkan prinsip biaya penuh full cost principle, konsep ini mengacu pada prinsip bahwa penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan harus membayar seluruh biaya yang diakibatkan oleh perubahan pada sistem SDA dan lingkungan. Ganti rugi berdasarkan FCP harus menghitung nilai barang dan jasa menggunakan teknik Fauzi dan Anna, 2005; KNLH, 2006 berikut: a. Teknik amplop back of the envelope, yaitu konsep yang memperkirakan secara kasar namun mewakili untuk mengestimasi nilai asset yang rusak untuk ganti rugi. b. Teknik pendekatan nilai dasar baseline approach, dilakukan untuk mengestimasi nilai kerugian dengan menggunakan nilai dasar yang sudah baku untuk suatu kerusakan lingkungan. 3. Pendekatan berdasarkan biaya pemulihan costing method, konsep ini menghitung biaya berdasarkan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan restorasi terhadap lingkungan yang mengalami kerusakan injury.