134
tingginya proporsi penduduk yang menerima kartu sehat, 6 minimnya tenaga medis, 7 banyaknya penduduk yang sulit mengakses listrik, dan 8 tingginya
proporsi penduduk miskin.
6.3 Faktor Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan Desa Berdasarkan
Kepadatan Penduduk
6.3.1 Jarang
Berdasarkan hasil pengolahan daya seperti terlihat pada Lampiran 9, diketahui bahwa nilai uji KMO sebesar 0.56 dengan nilai signifikansi 0.00. Nilai
KMO yang dihasilkan di atas 0.50 dan nilai signifikansi di bawah 0.05 maka data yang digunakan sudah cukup untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.
Tabel Total Variance Explained, faktor yang terbentuk sebanyak lima faktor dengan kriteria nilai Cummulative Sums of Square Loadings ≥ 60 persen.
Setelah dirotasi, faktor pertama mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 16.38 persen, faktor kedua mampu menerangkan sebesar 15.93 persen,
faktor ketiga mampu menerangkan sebesar 14.14 persen, faktor keempat mampu menerangkan sebesar 12.69 persen dan faktor kelima mampu menerangkan
sebesar 12.63 persen. Secara bersama-sama kelima faktor ini mampu menerangkan keragaman data awal sebesar 71.78 persen.
Tabel 35 menunjukkan bahwa faktor pertama berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga rawan bencana dan rumahtangga bukan pengguna listrik.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor ini berhubungan dengan bencana alam dan sumber penerangan. Faktor kedua berkorelasi tinggi dengan indikator lahan yang
tidak diusahakan dan rumahtangga penerima kartu sehat, faktor ini berhubungan dengan pemanfaatan lahan. Faktor ketiga berkorelasi tinggi dengan indikator desa
135
yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan dan tenaga medis, faktor ini berhubungan dengan keterampilan dan kesehatan. Faktor keempat berkorelasi
tinggi dengan indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan dan fasilitas ekonomi, faktor ini berhubungan dengan pendidikan dan ekonomi. Faktor kelima
berkorelasi tinggi dengan indikator rumahtangga miskin BKKBN, faktor ini berhubungan dengan status kemiskinan.
Tabel 35. Nilai Beban Faktor yang Telah Dirotasi pada Desa Berpenduduk Jarang
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Secara ringkas, jumlah faktor yang terbentuk berdasarkan kesembilan indikator tersebut terdiri atas faktor bencana alam dan sumber penerangan, faktor
keterampilan, faktor pemanfaatan lahan dan kesehatan, faktor pendidikan dan ekonomi serta faktor status kemiskinan. Selanjutnya, kelima faktor ini akan
dilibatkan dalam analisis gerombol. Analisis gerombol melalui teknik berhierarki dengan pendekatan metode
ward digunakan untuk menentukan desa miskin dan tidak miskin di wilayah yang jarang penduduknya. Hasil pengolahan seperti terlihat pada Lampiran 10
menunjukan, dari 108 desa yang jarang penduduknya, 12 desa 11.11 persen Faktor
Indikator 1
2 3
4 5
Zscore : Rawan Bencana
0.83
0.25 0.09
0.02 -0.06
Zscore : Pengguna Listrik
0.83
-0.11 -0.11
0.14 -0.03
Zscore : Lahan
-0.06
0.86
0.04 0.07
-0.06 Zscore
: Kartu Sehat 0.21
0.76
0.00 0.01
0.29 Zscore
: P. Keterampilan 0.03
-0.01
0.81
-0.09 0.21
Zscore : Tenaga Medis
-0.06 0.05
0.77
0.20 -0.15
Zscore : Fasilitas Pendidikan
0.08 0.01
0.04
0.89
-0.07 Zscore
: Fasilitas Ekonomi 0.13
0.17 0.11
0.52
0.47 Zscore
: Rumahtangga Miskin -0.13
0.08 0.01
-0.03
0.87
136
diantaranya dikategorikan miskin dan 96 desa 88.89 persen dikategorikan tidak miskin. Penetapan ini didasarkan pada nilai rata-rata kelompok seperti yang
tertera pada Tabel 36. Tabel 36. Nilai Rata-Rata Skor Faktor pada Masing-Masing Kelompok di Desa
Berpenduduk Jarang
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 36 menunjukkan bahwa kelompok satu dikategorikan sebagai kelompok tidak miskin. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata faktor
negatifnya yang lebih banyak dari kelompok dua. Nilai-nilai negatif pada kelompok satu adalah faktor bencana alam dan sumber penerangan, faktor
pemanfaatan lahan, dan faktor pendidikan dan ekonomi sedangkan faktor keterampilan dan kesehatan dan faktor status kemiskinan bernilai positif.
Sementara nilai-nilai pada kelompok dua merupakan kebalikan dari kelompok satu, dengan demikian kelompok dua dikategorikan sebagai kelompok miskin.
Secara umum karakteristik desa miskin dan tidak miskin di wilayah berpenduduk jarang dapat di lihat pada Tabel 37. Terdapat tiga indikator yang
memiliki nilai di atas nilai rata-rata total yaitu indikator ketiadaan fasilitas keterampilan pendidikan, ketiadaan tenaga media serta rumahtangga miskin
BKKBN pada kelompok desa tidak miskin. Meskipun digolongkan sebagai Faktor
Kelompok 1 Tidak Miskin
Kelompok 2 Miskin
Bencana alam dan sumber penerangan -0.01
0.07 Pemanfaatan lahan
-0.24 1.91
Keterampilan dan kesehatan 0.15
-1.21 Pendidikan dan ekonomi
-0.05 0.42
Status kemiskinan 0.07
-0.60 Jumlah desa
96.00 12.00
Persentase 88.89
11.11
137
kelompok tidak miskin namun ketiga indikator ini masih rendah. Sedangkan pada kelompok desa miskin, terdapat enam indikator yang memiliki nilai di atas nilai
rata-rata total yaitu rumahtangga rawan bencana, rumahtangga bukan pengguna listrik, lahan yang tidak diusahakan, rumahtangga penerima kartu sehat, ketiadaan
fasilitas pendidikan dan ketiadaan fasilitas ekonomi. Secara spesifik karakteristik desa miskin dan tidak miskin divisualisasikan melalui diagram batang bar chart.
Tabel 37. Nilai Rata-Rata Indikator dan Total Menurut Status Desa di Desa Berpenduduk Jarang
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 24 menunjukkan bahwa berdasarkan faktor satu, sebanyak 45 desa tidak miskin 46.88 persen dan lima desa miskin 16.67 persen memiliki
nilai rata-rata rumahtangga bukan pengguna listrik di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Sedangkan untuk indikator rumahtangga rawan bencana, sebanyak
23 desa tidak miskin 23.96 persen dan lima desa miskin 41.67 persen memiliki nilai rata-rata di atas nilai rata-rata seluruh desa. Hasil ini menunjukkan bahwa
hanya sebagian kecil baik desa miskin maupun tidak miskin yang memiliki nilai rata-rata kedua indikator di atas nilai rata-rata total.
Status Desa Indikator
Miskin Tidak Miskin
Total Bencana
41.67
22.99 25.07
Listrik
57.52
52.57 53.11
Lahan
15.94
0.95 2.61
Kartu Sehat 63.28
33.69 36.97
Fasilitas Pendidikan
52.92
46.82 47.50
Fasilitas Ekonomi
98.75
97.97 98.06
Pendidikan Keterampilan 93.75
99.84
99.17 Tenaga Medis
70.83
80.10
79.07 Miskin
43.44
51.97
51.02
138
Gambar 24. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Jarang Berdasarkan Indikator pada Faktor Satu
Gambar 25. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Jarang Berdasarkan Indikator pada Faktor Dua
Gambar 25 menunjukkan bahwa berdasarkan faktor dua, sebanyak sembilan desa tidak miskin 9.38 persen dan delapan desa miskin 66.67 persen
memiliki nilai rata-rata indikator lahan yang tidak diusahakan di atas rata-rata
139
seluruh desa yang diteliti. Artinya, sebagian besar desa miskin memiliki memiliki lahan yang tdak diusahakan. Sedangkan untuk indikator rumahtangga penerima
kartu sehat, sebanyak 32 desa tidak miskin 33.33 persen dan 10 desa miskin 83.33 persen yang nilai rata-ratanya berada di atas rata-rata seluruh desa.
Artinya, sebagian besar desa miskin memiliki penduduk yang memiliki kartu sehat.
Gambar 26 menunjukkan bahwa berdasarkan faktor tiga, sebanyak 95 desa tidak miskin 98.96 persen dan sembilan desa miskin 75.00 persen
memiliki nilai rata-rata indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan keterampilan di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Artinya sebagian besar
desa miskin dan tidak miskin memiliki fasilitas keterampilan yang tidak memadai. Sedangkan untuk indikator desa yang tidak memiliki tenaga medis, sebanyak 53
desa tidak miskin 55.21 persen dan lima desa miskin 41.67 persen yang nilai rata-ratanya berada di atas rata-rata seluruh desa. Artinya sebagian besar desa
tidak miskin memiliki tenaga medis yang kurang. Gambar 27 menunjukkan bahwa berdasarkan faktor empat, sebanyak 62
desa tidak miskin 64.58 persen dan tujuh desa miskin 58.33 persen memiliki nilai rata-rata indikator desa yang tidak memiliki fasilitas pendidikan di atas rata-
rata seluruh desa yang diteliti. Artinya sebagain besar dsa miskin dan tidak miskin memiliki fasilitas pendidikan yang tidak memadai. Sedangkan untuk indikator
desa yang tidak memiliki fasilitas ekonomi, sebanyak 84 desa tidak miskin 87.50 persen dan 11 desa miskin 91.67 persen yang memiliki nilai rata-rata di atas
rata-rata total. Artinya, sebagian besar desa miskin dan tidak miskin memiliki memiliki fasilitas ekonomi yang tidak memadai.
140
Gambar 26. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Jarang Berdasarkan Indikator pada Faktor Tiga
Gambar 27. Karakteristik Kemiskinan Desa Berpenduduk Jarang Berdasarkan Indikator pada Faktor Empat
Gambar 28 menunjukkan bahwa berdasarkan faktor lima, sebanyak 62 desa tidak miskin 46.88 persen dan tujuh desa miskin 16.67 persen memiliki
141
nilai rata-rata indikator rumahtangga miskin BKKBN di atas rata-rata seluruh desa yang diteliti. Artinya hanya sebagian kecil desa miskin dan tidak miskin yang
memiliki proporsi penduduk miskin besar.
Gambar 28. Karakteristik kemiskinan Desa Berpenduduk Jarang Berdasarkan
Indikator pada Faktor Lima Secara keseluruhan, uraian karakteristik kemiskinan desa di wilayah
berpenduduk jarang di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa permasalahan diantaranya, pada kelompok desa miskin yaitu: 1 minimnya fasilitas penddikan
keterampilan, 2 minimnya fasilitas pendidikan, 3 minimnya fasilitas ekonomi, 4 kurangnya pengusahaan lahan, 5 tingginya proporsi penduduk yang
menerima kartu sehat, dan 6 banyaknya penduduk yang sulit mengakses listrik. Sedangkan permasalahan yang dapat dijabarkan pada kelompok desa tidak miskin
yaitu: 1 minimnya fasilitas pendidikan keterampilan, 2 minimnya fasilitas pendidikan, 3 minimnya tenaga medis, dan 4 minimnya fasilitas ekonomi.
142
6.3.2 Sedang