Teknik Analisis Kemiskinan Rumahtangga

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama, bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang memiliki persentase penduduk miskin terbesar di Provinsi Banten pada tahun 2004. Selain itu jumlah penduduk serta persentase penduduk miskin dari tahun 2005 ke tahun 2006 cenderung mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Pandeglang, Tahun 1993-2007 Tahun Penduduk Miskin Jiwa Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Rpkapitabulan 1993 120 050 13.35 20 158 1996 111 577 11.94 32 159 1999 180 700 18.70 75 500 2000 198 983 19.80 84 725 2001 178 636 15.61 98 350 2002 157 291 15.11 105 402 2003 166 600 15.40 124 303 2004 151 500 13.77 133 300 2005 153 733 13.89 135 943 2006 177 895 15.82 144 543 2007 176 812 15.64 151 763 Sumber: BPS Pandeglang, 2007 Pertimbangan kedua adalah apabila dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang memiliki persentase penduduk miskin terbesar, Indeks Kemiskinan P1 dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2 terbesar seperti telah ditunjukan oleh Tabel 3 pada Bab 1. Hal ini menunjukkan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan di Kabupaten Pandeglang relatif lebih jauh bila dibandingkan dengan kabupaten lain. Demikian pula dengan distribusi pengeluaran penduduk miskin di kabupaten ini memiliki ketimpangan yang lebih tinggi dari ketimpangan distribusi pengeluaran penduduk miskin di kabupaten lainnya di Provinsi Banten. Pertimbangan ketiga adalah Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten rawan pangan prioritas keempat pada Food Insecurity Atlas dan merupakan salah satu kabupaten pelaksana Program Aksi Desa Mandiri Pangan di Departemen Pertanian. Penelitian dilaksanakan selama tujuh bulan, yaitu sejak Desember 2007 hingga Juni 2008.

4.2 Jenis, Variabel dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan mewawancarai rumahtangga petani dan informan kunci tokoh masyarakat, aparat kabupaten dan aparat desa dengan menggunakan daftar pertanyaan. Sementara itu data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari dari berbagai sumber data antara lain: 1. Badan Pusat Statistik Pusat, Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang. 2. Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian. 3. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pandeglang. 4. Sumber-sumber terkait lainnya.

4.2.1 Analisis Kemisikinan Wilayah Desa

Analisis kemiskinan di wilayah desa dilakukan dengan menggunakan data PODES Kabupaten Pandeglang Tahun 2005 dari BPS Kabupaten Pandeglang. Data PODES dikumpulkan dari satuan unit wilayah terkecil dari pemerintahan yaitu desa. Cakupan desa meliputi desa persiapan dan desa yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Departemen Dalam Negeri Depdagri. Berdasarkan tinjauan hasil-hasil penelitan terdahulu maka digunakan 63 variabel yang dipilih sebagai bahan penetapan desa miskin. Penentuan variabel didasari pertimbangan bahwa variabel-variabel tersebut diduga menjadi faktor penyebab kemiskinan di wilayah desa. 63 variabel yang telah ditentukan tersebut kemudian disusun menjadi 12 faktor penyebab yang diduga berpengaruh terhadap kemiskinan di suatu wilayah, yaitu: 1. Persentase Miskin BKKBN PBKKBN Persentase kemiskinan diduga menjadi salah satu indikator kemiskinan di wilayah desa. Semakin besar persentase rumahtangga miskin di desa tersebut maka diduga desa tersebut tergolong miskin. 2. Persentase Buruh Tani PBTANI Tingkat pendapatan yang diterima oleh rumahtangga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk. Tingkat pendapatan yang diterima oleh buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian sendiri relatif minim. Rendahnya pendapatan tersebut menyebabkan rendahnya kesejahteraan rumahtangga. Semakin tinggi jumlah rumahtangga yang tidak sejahtera maka akan menyebabkan desa tersebut diindikasikan sebagai desa miskin. 3. Persentase Bukan Pengguna Listrik PBLISTRIK Kemiskinan suatu wilayah diduga diindikasikan oleh keberadaan listrik masuk desa. Desa yang rumahtangganya sebagian besar tidak menggunakan listrik diduga desa tersebut adalah desa miskin.