4.4.6 Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Perumusan strategi penanggulangan kemiskinan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh hasil analisis sebelumnya dan studi mendalam. Hasil
dari tabulasi tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
Analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threats SWOT dilakukan untuk memperkuat analisis strategi penanggulangan kemiskinan. Perumusan strategi
dengan analisis SWOT dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap masukan input stage
, tahap pemaduan matching stage dan tahap pengambilan keputusan decision stage
. Tahap masukan adalah menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi dengan menyimpulkan matriks Internal
Faktor Evaluation IFE dan External Faktor Evaluation EFE. Tahap pemaduan
merupakan tahap dimana berbagai informasi dasar tersebut dipadukan untuk merumuskan alternatif strategi. Tahap kedua ini menggunakan matriks SWOT.
Sedangkan tahap ketiga yaitu tahap pengambilan keputusan merupakan tahap pemilihan strategi dengan menggunakan Quantitative Strategic Matrix QSP.
4.4.6.1 Matriks Internal Faktor Evaluation dan External Faktor Evaluation
Matriks EFE digunakan untuk meringkas faktor-faktor eksternal yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang diahdapi wilayah. Sedangkan
penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki wilayah. Langkah dalam melakukan penilaian internal
adalah dengan menggunakan matriks IFE.
David 2002, matriks EFE dan IFE diolah dengan menggunakan beberapa langkah berikut :
1. Identifikasi faktor internal dan eksternal wilayah Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasikan faktor internal
yaitu dengan mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki wilayah. Daftarkan kekuatan terlebih dahulu, baru kemudian kelemahan wilayah.
Kemudian identifikasikan faktor eksternal wilayah dengan melakukan pendaftaran semua peluang dan ancaman. Hasil identifikasi faktor-faktor di atas menjadi
faktor penentu eksternal dan internal yang selanjutnya akan diberikan bobot dan rating
. 2. Penetuan bobot setiap variabel
Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal kepada stakeholder dengan menggunakan metode paired
comparison . Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot
setiap faktor penentu internal dan eksternal. Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan memberikan skor 1, 2
dan 3. Skor yang digunakan untuk pengisian kolom adalah: skor 1 = jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal,
skor 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal, skor 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap veriabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:
a
i
=
n
i i
i
X X
1
dimana: ai
= Bobot Variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke – i
I = 1, 2, 3, …..n N = Jumlah Variabel
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1.0. Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom IFE – IFE. Bentuk penilaian bobot faktor
strategis internal wilayah dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan penilaian bobot faktor strategis eksternal disajikan pada Tabel 7.
Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Wilayah Faktor Strategis Internal
A B
C D
… Total
Bobot A
B C
D
…….. Total
Sumber: David, 2002
Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Wilayah Faktor Strategis Internal
A B
C D
… Total
Bobot A
B C
D
… Total
Faktor strategis Eksternal A
B C
…… Total
Bobot A
B C
D
…….. Total
Faktor strategis Eksternal A
B C
…… Total
Bobot A
B C
D
…….. Total
Sumber: David, 2002
3. Penentuan peringkat rating Peringkat masing-masing variabel terhadap kondisi wilayah diukur
dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4. Skala nilai peringkat yang digunakan adalah dalam matriks EFE:
1 = tidak berpengaruh 3 = kuat pengaruhnya
2 = kurang kuat pengaruhnya 4 = sangat kuat pengaruhnya
Sedangkan untuk matriks IFE, skala nilai peringkat yang digunaka yaitu: 1 = kelemahan utama
3 = kekuatan kecil 2 = kelemahan kecil
4 = kekuatan utama 4. Menghitung skor pembobotan
Skor pembobotan diperoleh dengan mengalikan nilai pembobotan dengan peringkat pada tiap faktor.
5. Menjumlahkan skor pembobotan Semua skor pembobotan dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh
total skor pembobotan. Total skor berkisar antara 1.0 sampai 4.0 dengan rata-rata 2.5. Total skor 4.0 pada matriks EFE menunjukan wilayah merespon peluang dan
memanfaatkan dengan sangat baik peluang-peluang yang ada untuk menghadapi ancaman-ancaman. Skor 1.0 menunjukkan wilayah tidak dapat memanfaatkan
peluang-peluang yang ada untuk menghindari dan menghadapi ancaman-ancaman yang dihadapi. bentuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 8.
Total skor dibawah 2.5 pada matriks IFE menunjukan bahwa wilayah tersebut memiliki kondisi internal yang lemah. Sedangkan jika total skor di atas
2.5 menunjukan bahwa wilayah memiliki kondisi internal yang kuat. Tabel 9 menunjukan bentuk Matriks IFE.
Tabel 8. Matriks External Faktor Evaluation Faktor Eksternal
Bobot Rating
Total Skor Kekuatan
1. 2.
3.dst Kelemahan
1. 2.
3. Total
Sumber: David, 2002
Tabel 9. Matriks Internal Faktor Evaluation Faktor Eksternal
Bobot Rating
Total skor Peluang
1. 2.
3. dst Ancaman
1. 2.
3. dst Total
Sumber: David, 2002
4.4.6.2 Matriks SWOT