Sifat Antioksidan Tumbuhan Kecombrang Etlingera elatior

Gambar 2. 3 Buah Kecombrang f. Biji Tanaman kecombrang mempunyai biji banyak berwarna coklat kehitaman dan diselubungi selaput biji arilus berwarna putih bening atau kemerahan yang berasa asam wikipedia, 2008. Gambar 2.4 Biji Kecombrang

2.1.1 Sifat Antioksidan

Menurut Hudson 1990 definisi antioksidan secara umum adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses oksidasi. Antioksidan dapat menghambat laju oksidasi bila bereaksi dengan radikal bebas. Secara alami beberapa jenis tumbuhan merupakan sumber antioksidan, hal ini dapat ditemukan pada beberapa jenis sayuran, buah-buahan segar, beberapa jenis tumbuhan dan rempah-rempah Dalimarta dan Soedibyo, 1998. Selain itu antioksidan juga dapat menetralisir radikal bebas sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron sehingga tidak reaktif lagi Kosasih et al, 2004. Tubuh manusia sebenarnya memproduksi beberapa jenis enzim antioksidan yaitu superperoksida dimutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase. Enzim-enzim antioksidan ini sangat ampuh menetralisir berbagai tipe penyakit yang muncul karena adanya serangan radikal bebas Kosasih et al, 2004. Universitas Sumatera Utara Radikal bebas merupakan suatu molekul yang sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif karena kehilangan satu atau lebih elektron yang bermuatan listrik, dan untuk mengembalikan keseimbangannya maka radikal bebas berusaha mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak berpasangan tersebut. Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel, asam nukleat, protein dan jaringan lemak. Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernafasan Dalimartha dan Soedibyo, 1998. Radikal bebas ialah atom atau molekul dengan susunan elektron tidak lengkap atau tidak berpasangan sehingga bersifat tidak stabil dan kecenderungan kuat untuk berpasangan. Radikal bebas bertendensi kuat memperoleh elektron dari atom lain, sehingga atom lain yang kekurangan satu elektron ini menjadi radikal bebas pula yang disebut radikal bebas sekunder. Proses ini akan berlangsung secara berantai dan menyebabkan kerusakan biologik. radikal bebas dapat terbentuk akibat hilangnya maupun penambahan elektron di lintasannya pada saat terputusnya ikatan kovalen atom dan molekul bersangkutan sehingga menyebabkan instabilitas dan bersifat sangat reaktif. Susunan elekton yang tidak lengkap menyebabkan atom atau molekul sangat terpengaruh oleh medan magnet. Energi untuk memutuskan ikatan kovalen berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan. Hilang atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain menyebabkan terjadinya radikal bebas baru dan mengakibatkan perubahan dramatis secara fisik dan kimiawi pada tubuh manusia. Mula- mula dirangsang initiation terjadinya radikal bebas, kemudian radikal bebas cenderung bertambah banyak membentuk propagasi rantai reaksi dengan molekul lain. Senyawa reaksi berantai ini mempunyai massa paruh yang lebih panjang dan potensial menyebabkan kerusakkan sel. Fase inisiasi dan propagasi dapat dinetralisir oleh antioksidan yang berasal dari endogen maupun eksogen Kosasih et al, 2004. Ketika radikal bebas menempel pada molekul yang berpasangan, yang dilakukannya hanyalah merusak DNA sel-sel molekul tersebut untuk membentuk keseimbangan elektron agar proses metabolism tubuh berjalan normal. Tetapi ketika dua radikal bebas yang mencari pasangan bertemu, mereka akan menciptakan hubungan yang stabil Siagian, 2012. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam tiga tipe antioksidan, yaitu: 1. Primary Antioxidants Antioksidan Utama Antioksidan Primer Termasuk di sini: - SOD Superoxide Dismutase - GPx Glutathion Peroxidase - Metalbinding protein seperti Ferritin atau Ceruloplasmin. Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh Antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. 2. Secondary Antioxidants Antioksidan Kedua Antioksidan Sekunder Antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh: antioksidan sekunder : vitamin E, vitamin C, betakaroten, asam urat, bilirubin dan albumin. 3. Tertiary antioxidants Antioksidan Ketiga Antioksidan Tersier Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidan reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah penyakit misalnya kanker Kosasih et al, 2004. Pengujian antiradikal bebas senyawa-senyawa bahan alam atau hasil sintesis secara UV- Tampak dapat dilakukan secara kimia menggunakan DPPH difenilpikril hidrazil. DPPH berfungsi sebagai senyawa radikal bebas stabil yang ditetapkan secara spektrofotometri melalui persen peredaman absorbansi. Peredaman warna ungu merah pada panjang gelombang λ 517 nm dikaitkan dengan kemampuan minyak atsiri sebagai antiradikal bebas. Kereaktifan dari golongan senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai antiradikal bebas ditentukan adanya gugus fungsi –OH hidroksil bebas dan ikatan rangkap karbon-karbon, seperti flavon, flavanon, skualen, tokoferol, β-karoten, Vitamin C dan lain-lain Rahmawati, 2004. Beberapa nilai IC 50 untuk senyawa antioksidan mgmL Asam askorbat : 1,96 +- 0,013 Universitas Sumatera Utara Alpa-tokoferol : 7,3 +- 0,308 Sayur-sayuran : 4,7 Gamma oryzanol : 50 +-0,408 Pohon pinus OPC : 4,0 – 13,5 Quercetin : 2,457 +-0,192 Asam Ferulat FRAC : 31,3 +-0,327 Hesperidin : 500 Ronald, 2004. Penggunaan senyawa alami sebagai antioksidan sudah sangat lama. Hal itu meliputi pengasapan dan pembumbuan untuk pengawetan daging, ikan, dan makanan lain yang kaya lemak. Perlakuan tersebut diakui dapat memberi efek penghambat tengik. Hal ini tidak lazim untuk mencoba mendefenisikan antioksidan alami dapat mempengaruhi zat yang terbentuk sebagai konsekuensi dari memasak atau pengolahan bahan nabati atau hewani untuk makanan. Antioksidan alami hampir ditemukan pada semua mikroorganisme, jamur, dan bahkan di jaringan hewan dan tumbuhan ini sebagian besar adalah senyawa fenolik dan yang merupakan beberapa dari kelompok antioksidan alami adalah flavonoid, asam fenolik dan minyak atsiri Pokornya, 2001. Kebanyakan komponen minyak atsiri merupakan kelompok besar dari terpen Hamid, 2011. Terpen yang juga dikenal sebagai terpenoid atau isoprenoid membentuk kelompok terbesar dari produk tanaman alam. Dalam ilmu medis, terpen biasanya digunakan sebagai agen antiseptik, anti-flamasi, untuk penyakit kanker dan malaria serta antioksidan Degenhardt, 2003. Komponen senyawa yang tidak jenuh dan teroksigenasi lebih stabil dalam melawan pengaruh oksidasi dibandingkan komponen lainnya, yakni golongan monoterpen dan seskui terpen Handa, 2008. Monoterpen juga merupakan komponen primer dari minyak atsiri dan mempunyai pengaruh medis didalamnya. Beberapa komponen senyawa yang mempunyai yaitu karvakrol, timol, α-terpinen Bakkali, 2008, α-pinen, α-tujon, kamfor, 1,8-sineol, β- tujon dan borneol Kadri, 2011. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kecombrang Nicolaia speciosa Horan mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida yang berperan sebagai antioksidan Naufalin, 2005. Universitas Sumatera Utara Jafar et al., 2007 mengatakan kecombrang mengandung minyak esensial yang bersifat bioaktif daun 0,0735; bunga 0,0334; batang 0,0029 dan rhizome 0,0021.

2.1.2 Sifat Antimikroba