Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kecombrang Etlingera elatior adalah sejenis tanaman rempah dan merupakan tumbuhan tahunan yang berbentuk terna tumbuhan yang batangnya lunak dan tidak membentuk kayu dimana bunga, buah serta bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Kecombrang mempunyai nama lain cekala Medan, Siantan Melayu, Honje Sunda, Bongkot Bali, Kantan Malaysia Wikipedia, 2008. Tanaman kecombrang tumbuh pada iklim tropis basah dan lembab. Komposisi kimiawi kecombrang antara lain polifenol, alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, dan saponin. Manfaat bunga kecombrang diantaranya untuk menghilangkan bau badan, sebagai obat penyakit kulit dan sebagai antimikroba Ngening, 2011. Orang tua zaman dahulu memanfaatkan kecombrang untuk membersihkan darah. Untuk itu biasanya bunganya dimakan sebagai pecal atau dibuat masakan seperti sering dilakukan orang-orang Tapanuli Selatan. Di Malaysia air rebusan bunga kecombrang dipakai mengobati sakit telinga sedang daunnya dipakai sebagai pencuci luka Trubus, 1988. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya essential oil, ethereal oil, volatile oil. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang, karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan terbuka. Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri, antara lain dalam industri kosmetik sabun, pasta gigi, shampoo, lotion dalam industri makanan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa, dalam industri parfum sebagai pewangi, dalam industri farmasi atau obat-obatan sebagai antinyeri, antiinfeksi, pembunuh bakteri, dalam industri bahan pengawet, bahkan digunakan sebagai insektisida Lutony, 1994. Universitas Sumatera Utara Penelitian terhadap minyak atsiri kecombrang sudah dilakukan oleh Naufalin, 2005 mengamati aktivitas antibakteri dan antikapang serta menentukan nilai MIC Minimum Inhibition Concentration dari ekstrak bunga kecombrang, Sukandar et al 2011 juga meneliti aktivitas antibakteri dari ekstrak air daun kecombrang, Wijekoon et al 2009 juga meneliti tentang ekstraksi senyawa fenolik yang terdapat dalam bunga kecombrang dan menguji aktivitas antioksidannya, serta Perangin-angin, 2012 juga meneliti aktivitas antibakteri dari minyak atsiri bunga kecombrang. Akan tetapi penelitian terhadap komponen minyak atsiri buah kecombrang masih terbatas. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menganalisis komponen minyak atsiri dari buah kecombrang serta menguji aktivitas antioksidan dari minyak atsiri buah kecombrang dan juga aktivitas antioksidan ekstrak air dan ekstrak etanol dari buah kecombrang tersebut.

1.2 Permasalahan