Sifat Antimikroba Tumbuhan Kecombrang Etlingera elatior

Jafar et al., 2007 mengatakan kecombrang mengandung minyak esensial yang bersifat bioaktif daun 0,0735; bunga 0,0334; batang 0,0029 dan rhizome 0,0021.

2.1.2 Sifat Antimikroba

Kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam, yang berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan Buckle, 2007. Bakteri merupakan organisme yang sangat kecil berukuran mikroskopi. Bakteri rata-rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga 10 mikron 1mikron = 10 -3 mm. Itu berarti pula bahwa jasad renik ini tipis sekali sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Untuk melihat bakteri dengan jelas, tubuhnya perlu diisi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Diantara bermacam-macam bakteri yang dicat, ada yang dapat menahan zat warna ungu dalam tubuhnya meskipun telah didekolorisasi dengan alkohol atau aseton. Dengan demikian tubuh bakteri itu tetap berwarna ungu meskipun disertai dengan pengecatan oleh zat warna kontras, warna ungu itu tetap dipertahankan. Bakteri yang memberi reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram positif. Sebaliknya , bakteri yang tidak dapat menahan zat warna setelah didekolorisasi dengan alkohol akan kembali menjadi tidak berwarna dan bila diberikan pengecatan dengan zat warna kontras, akan berwarna sesuai dengan zat warna kontras. Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram negatif Irianto, 2006. Naufalin et al 2005 melaporkan bahwa zat antibakteri dari ekstrak etanol dan etil asetat dari bunga kecombrang dapat menghambat berbagai bakteri seperti Bacillus cereus, P.aeroginosa, S.typhimurium, E.coli, L.monocytogenes, S. aureus dan A.hydrophilia.Sedangkan ekstrak airnya bersifat antibakteri terhadap S. aureus dan E.coli Hudaya, 2010. Berdasarkan hasil uji in planta penggunaan bunga kecombrang pada konsentrasi 50 terlihat cukup efektif dalam mencegah perkembangan penyakit busuk buah salak yang disebabkan jamur Chalaropsis sp. Pada penerapan di tingkat lapang, aplikasi bunga kecombrang dapat dilarutkan dalam air yang bersifat polar dengan konsentrasi maksimum 50 untuk selanjutnya diaplikasikan pada buah salak baik yang masih menempel pada tandan, Universitas Sumatera Utara maupun yang sudah lepas tandan. Untuk lebih efektifnya, aplikasi ekstrak bunga kecombrang dengan air dapat disemprotkan pada buah salak yang masih menempel pada tanaman sebelum Dipanen Pramoto, 2011.

2.2 Minyak Atsiri