3.3.4.2 Analisis FT-IR
Minyak atsiri dioleskan pada plat KBr hingga terbentuk lapisan tipis transparan dan diukur spektrumnya dengan alat spektrofotometer FT-IR model I.R-420.
3.3.5 Uji Sifat Antioksidan Minyak Atsiri, Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Buah Kecombrang Dengan Metode DPPH
3.3.5.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,03 mM
Larutan DPPH 0,3mM dibuat dengan melarutkan 11,85 mg serbuk DPPH dalam etanol p.a dalam labu takar 100 mL, kemudian dihomogenkan.
3.3.5.2 Pembuatan Variasi Minyak Atsiri, Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Buah Kecombrang
Minyak Atsiri Buah Kecombrang dibuat larutan induk 1000 ppm ; dengan melarutkan 0,025 g minyak atsiri dengan pelarut etanol p.a dalam labu takar 25 mL. Kemudian dari
larutan induk 1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Kemudian dari larutan 100 ppm dibuat lagi variasi konsentrasi 10, 20, 30, dan 40 ppm untuk uji aktivitas antioksidan. Dilakukan
perlakuan yang sama untuk ekstrak air dan ekstrak etanol dari buah kecombrang.
3.3.5.3 Uji Aktivitas Antioksidan 3.3.5.3.1 Larutan Blanko
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3 mM ditambahkan 2,5 mL Etanol absolut, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah
itu, diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimum 515 nm
3.3.5.3.2 Uji Aktivitas Antioksidan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3mM ditambahkan 2,5 mL minyak atsiri buah kecombrang dengan konsentrasi 10 ppm, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan
selama 30 menit pada ruang gelap . Setelah itu diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimum 515 nm. Dilakukan dengan perlakuan yang sama untuk konsentrasi 20, 30 dan 40
ppm. Diulangi perlakuan yang sama untuk variasi ekstrak air dan ekstrak etanol buah kecombrang.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Isolasi Minyak Atsiri Buah Kecombrang Dengan Destilasi Stahl
Buah Kecombrang Segar dicuci bersih
dipisahkan kulit dengan bijinya kulit buah
biji buah dihaluskan
ditimbang sebanyak 600 g dimasukkan ke dalam labu Stahl 2 L
ditambahkan air suling secukupnya dipasang alat destilasi Stahl
dipanaskan selama 4-5 jam minyak atsiri dan sedikit air
residu dan ekstrak air dimasukkan ke dalam botol vial
ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrous minyak atsiri
ditutup rapat dan disimpan dalam lemari pendingin
disaring
GC-MS FT-IR
uji aktivitas antioksidan residu
ekstrak air dipekatkan
dikeringkan disokletasi
dipekatkan ekstrak pekat etanol
uji aktivitas antioksidan uji aktivitas antioksidan
ditimbang sebanyak 15 g
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Skrining Fitokimia
ekstrak air buah kecombrang dimasukkan ke dalam tabung reaksi secukupnya
diskrining fitokimia dengan penambahan pereaksi untuk masing-masing golongan
golongan alkaloid golongan flavonoid
golongan steroidterpenoid dengan pereaksi
wagner dengan pereaksi
maeyer dengan pereaksi
bouchardart dengan pereaksi
dragendorf dengan pereaksi
FeCl
3
1 dengan pereaksi
NaOH 10 dengan pereaksi
H
2
SO
4
dengan pereaksi Lieberman-bouchard
dengan pereaksi CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10 dengan pereaksi
Salkowsky
Hasil Hasil
Hasil
Dilakukan perlakuan yang sama untuk ekstrak etanol dari buah kecombrang
3.4.3 Uji Sifat Antioksidan Minyak Atsiri, Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Buah Kecombrang Dengan Metode DPPH
3.4.3.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,03 mM
11,85 mg serbuk DPPH dimasukkan ke dalam labu takar 100mL
ditambahkan etanol p.a hingga garis batas dihomogenkan
larutan DPPH 0,3 mM
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.2 Pembuatan Variasi Minyak Atsiri, Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Buah Kecombrang
0,025 g Minyak Atsiri dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
ditambahkan etanol p.a hingga garis tanda dihomogenkan
25 mL larutan induk 1000 ppm dipipet 2,5 mL larutan induk 1000 ppm
dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL ditambahkan etanol p.a hingga garis tanda
dihomogenkan 25 mL larutan induk 100 ppm
dibuat variasi konsentrasi 10,20,30, dan 40 ppm dipipet 2,5 mL
dengan pipet volume
dimasukkan ke dalam
labu takar 25 mL
diencerkan dengan etanol p.a
hingga garis tanda
dihomogenkan dipipet 5 mL
dengan pipet volume
dimasukkan ke dalam
labu takar 25 mL
diencerkan dengan etanol p.a
hingga garis tanda
dihomogenkan dipipet 7,5 mL
dengan pipet volume
dimasukkan ke dalam
labu takar 25 mL
diencerkan dengan etanol p.a
hingga garis tanda
dihomogenkan dipipet 10 mL
dengan pipet volume
dimasukkan ke dalam
labu takar 25 mL
diencerkan dengan etanol p.a
hingga garis tanda
dihomogenkan
larutan 10 ppm larutan 10 ppm
larutan 20 ppm larutan 10 ppm
larutan 30 ppm larutan 10 ppm
larutan 40 ppm
Dilakukan perlakuan yang sama untuk pembuatan variasi konsentrasi dari ekstrak air dan ekstrak etanol
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.3 Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Blanko