Metode Deskriptif Kuantitatif Metode Importance Performance Analysis IPA

34

4.3 Metode Analisis Data

4.3.1 Metode Deskriptif Kuantitatif

Metode deskriptif kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk melihat gambaran umum PT. K-Link Indonesia dari sisi distributor. Analisis dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari hasil laporan perkembangan usaha PT. K-Link Indonesia selama ini

4.3.2 Metode Importance Performance Analysis IPA

Dalam menganalisis kinerja manajemen perusahaan berdasarkan penilaian distributor, digunakan metode Importance Performance Analysis. Metode ini merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan itu sendiri yang berguna untuk pengembangan kinerja manajemen PT. K-Link Indonesia. Atribut yang digunakan dalam menganalisis manajemen PT. K-Link Indonesia dari 14 aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan terhadap distributor. 35 Tabel 5. Variabel – Variabel Analisis Tingkat Kepentingan dan Penilaian distributor Terhadap Kinerja manajemen Perusahaan. Pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaankinerja terhadap 14 atribut aspek – aspek kinerja manajemen perusahaan digunakan skala likert lima tingkat yaitu, sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Tingkat kepentingan dari kemampuan kinerja manajemen perusahaan adalah seberapa penting suatu variabel dari aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan bagi distributor terhadap perkembangan perusahaan. Skor dari kelima tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaankinerja dapat dilihat pada Tabel 6. No Variabel 1 Kemampuan dalam pengadaan barang di stokist 2 Kemampuan memberikan Training The Presenter bagi distributor 3 Kemampuan memberikan seminar Product Talk 4 Sistem Marketing Plan 5 Kedekatan pemimpin perusahaan dengan distributor 6 Ketepatan dalan Pembayaran Bonus bagi Distributor 7 Transparansi pelaporan bonus Distributor 8 Kemampuan perusahaan dalam memberikan kelonggaran waktu tutup point bagi Distributor 9 Adanya sanksi bagi distributor yang tidak menaati peraturan 10 Kemampuan dalam memberikan informasi jadwal training dan seminar 11 Kemampuan dalam memberikan fasilitas informasi perkembangan jaringan 12 Kemampuan memberikan seminar BOP 13 Ketepatan dalam pengiriman Bonus Stetment 14 Kemampuan menjaga kualitas produk 36 Tabel 6. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skala Nilai 1 2 3 4 5 Tidak penting Kurang penting Cukup penting Penting Sangat penting Sangat sulit Sulit Biasa Mudah Sangat mudah Sangat lama Lama Kadang - kadang Tepat waktu Sangat tepat Sangat tidak tepat Tidak tepat Kurang tepat Tepat Sangat tepat Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat buruk Kualitas buruk Biasa Kualitas baik Kualitas sangat baik Sangat mahal Mahal Sedang Murah Sangat murah Sangat tidak ramah Tidak ramah Biasa Ramah Sangat ramah Sangat jelek Jelek Sedang Bagus Sangat bagus Sangat lambat Lambat Sedang Cepat Sangat cepat Sangat jauh Jauh Sedang Dekat Sangat dekat Sangat tidak nyaman Tidak nyaman Biasa Nyaman Sangat nyaman Sangat buruk Buruk Biasa Bagus Sangat bagus Sangat tidak cukup Tidak cukup Kurang cukup Cukup Sangat cukup Total penilaian tingkat kepentingan masing – masing variabel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing – masing skala dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing – masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada skala tersebut. Dalam menginterpretasikan bagaimana suatu variabel dinilai oleh keseluruhan tingkat pelaksanaannya, dibutuhkan suatu rentang skala. Adapun range untuk setiap skala adalah : Range = Pengukuran Skala Banyaknya Xik Xib − Dimana : Xib = Skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat pentingsangat 37 baik skor 5 terhadap setiap unsur i dari aspek kemampuan kelompok. Xik = Skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak pentingtidak baik skor 1 terhadap setiap unsur i aspek kemampuan kelompok. Maka besarnya range untuk tiap kelas yang diteliti adalah : Range = [ ] 40 5 50 1 50 5 = × − × Sehingga pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan adalah : a 50 – 89 : tidak pentingtidak puas b 90 – 139 : kurang pentingkurang puas c 140 – 179 : cukup pentingcukup puas d 180 – 219 : pentingpuas e 220 – 259 : sangat pentingsangat puas Hasil perhitungan di atas kemudian dinyatakan dalam diagram kartesius. Masing – masing atribut diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rata – rata penilaian terhadap kinerjapelaksanaan X menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut pada sumbu Y ditunjukan oleh skor rata – rata penilaian tingkat kepentingan terhadap suatu atribut Y. Rumus yang digunakan adalah : n Yi i Y dan n Xi i = = Χ Keterangan : i X = Skor rata – rata tingkat kinerjapelaksanaan per indikator i 38 i Y = Skor rata – rata tingkat kepentingan per indikator i Xi = Total skor tingkat kinerjapelaksanaan pada responden ke-i Yi = Total skor tingkat kepentingan pada responden ke-i n = Jumlah responden Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus Rangkuti, 2003 pada titik A,B dimana A adalah rata – rata dari skor rata – rata tingkat kinerja, sedangkan B adalah rata – rata dari skor rata – rata tingkat kepentingan seluruh dimensi bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen. Dalam penelitian ini terdapat sepuluh atribut K = 14 dari penjabaran aspek kinerja manajemen perusahaan yang diukur. Nilai A dan B diukur dengan menggunakan rumus : k i X A n i = = 1 dan k i Y B n i = = 1 A = Batas Sumbu x tingkat kinerja B = Batas Sumbu x tingkat kepentingan i X = Skor rata – rata tingkat kinerjapelaksanaan pada indikator ke – i i Y = Skor rata – rata tingkat kepentingan pada indikator ke – i k = banyaknya indikator dimensiatribut penjabaran aspek kemampuan distributor dalam penelitian ini k = 14 39 adapun diagram kartesius dapat ditunjukan pada Gambar 4 dibawah ini Y Tingkat Kepentingan X Tingkat Kinerja Pelaksanaan Gambar 4. Diagram Kartesius Metode Importance Performance Analysis Diagram kartesius diatas terbagi kedalam empat kuadran. Masing – masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda – beda. Kuadran A. Prioritas Utama Menunjukan indikator – indikator pelaksanaan aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan yang dirasa sangat penting oleh distributor, namun pihak perusahaan belum melaksanakannya sesuai dengan harapan distributor. Kuadran B. Pertahankan Prestasi Menunjukan indikator – indikator pelaksanaan aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan yang dirasa sangat penting oleh distributor, telah dilaksanakan oleh pihak perusahaan sesuai dengan yang diharapkan distributor. Kuadran C Prioritas Rendah Menunjukan indikator – indikator pelaksanaan aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan yang dirasa kurang penting oleh distributor dan pelaksanaannya masih kurang baik. Prioritas utama I Under Act Pertahankan prestasi II Maintain Prioritas rendah III Low Priority Berlebihan IV Overact 40 Kuadran D. Berlebihan Menunjukan indikator – indikator pelaksanaan aspek kemampuan kinerja manajemen perusahaan yang dirasakan kurang penting oleh distributor, namun pihak perusahaan telah melaksanakannya dengan baik sehingga dianggap berlebihan.

4.3.3 Definisi Operasional