Konsep Distributor Dalam MLM Konsep Multi Level Marketing MLM

22 5. Empaty empathy Empaty merupakan kemampuan penyedia jasa memperlakukan konsumen sebagaii individu-individu yang spesial.

3.2 Multi Level Marketing MLM

3.2.1 Konsep Distributor Dalam MLM

Perseorangan yang telah mengisi formulir keanggotaan yang disahkan perusahaan dan dicatat secara resmi pada sistem administrasi. Distributor membeli atau mendapatkan produk dari tangan pertama. Distributor tidak diberikan hak wewenang wilayahdaerah tertentu dalam memasarkan produknya. Sedangkan agengrosir adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor yang biasanya diberi daerah kekuasaan penjualan. Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang yang dijualnya langsung ketangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran.

3.2.2 Konsep Multi Level Marketing MLM

Menurut Harefa 1999, pola Multi Level Marketing MLM memangkas jalur distribusi atau agen tunggal dan grosir atau sub agen, tetapi langsung kepada mendistribusikan produk kepada distributor independent yang bertugas sebagai pengecer atau penjual langsung kepada konsumen. Dengan cara tersebut, biaya pemasaran dan distribusi transportasi, sewa gedung, gaji dan komisi tenaga penjual, dan lainnya dimana total semuanya mencapai 60 dari harga jual dengan suatu pola berjenjang yang umumnya disesuaikan dengan pencapaian target penjualan atau omset distributor yang bersangkutan. 23 Pola MLM tidak banyak berpengaruh pada biaya produksi dan harga jual produk yang dipasarkan, sebab yang dikelola sesungguhnya hanyalah biaya pemasaran dan biaya distribusi Yusuf, 2002. Artinya, perusahaan MLM yang benar dan syah tidak memasang harga jual yang tinggi untuk produk-produknya, kerena bagaimanapun mereka tetap bersaing dengan perusahaan bukan MLM dalam hal penjualan produk sejenis. Keunikan utama pola MLM terletak antara lain pada ekslusivitas cara pendistribusiannya dimana hasil produksinya tidak dapat dibeli secara umum di tempat-tempat seperti toko, pasar swalayan atau departemen store dan lain-lain, tetapi hanya dapat diperoleh melalui para distributor langsung tersebut atau disebut member. Perusahaan MLM dapat dapat dikelompokan menjadi 3 tiga kekuatan atau power hasan, 2000. Pertama, product power yaitu perusahaan MLM yang bertumpu pada kekuatan produk. Kedua, system power perusahaan MLM yang bertumpu pada kekuatan sistem pengembangan. Ketiga, image power perusahaan MLM yang berumpu pada kekuatan penampilan walaupun bonus kecil, namun yang penting adalah penanmpilan prima. Yang terbaik adalah kekuatan produk didukung oleh sistem dan penampilan yang baik. Menurut Kotler 1996, cara kerja Multi Level Marketing terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1 Menjadi Sponsor yaitu distributor yang sudah ada dan memperkenalkan peusahaan kepada orang lain untuk bergabung dan dibinanya; 2 Bergabung dengan membayar uang pangkal tersebut; 3 Mengecerkan; 4Distribusi Produk; 5 Potongan Harga; 6 Membangun jaringan dengan menjadi sponsor dan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan; 7 Keuntungan dan Pendapatan; 8 24 Bonus dan royalty yang diberikan oleh perusahaan sebagai kompensansi terhadap penjualan yang dilakukan oleh member; 9 Bekerja Penuh; 10 Pensiun. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh bisnis MLM seperti yang dijelaskan oleh Yusuf 2001 sehingga seseorang perlu mempertimbangkan peluang yang ada antara lain : 1 Setiap orang dapat melakukannya; 2 Nyaris tanpa resiko; 3 Tidak ada atasan; 4 Pelatihan, nasional dan bantuan oleh perusahaan yang diberikan dalam bentuk buku-buku pegangan, seminar-seminar dan rapat-rapat serta pelatihan-pelatihan; 5 waktu yang diinvestasikan sekarang untuk berguna di kemudian hari; 6 Rasa aman kerena sistem pembagian bonus dan royalty kepada ahli warisnya; 7 Bisnis siap pakai dan siap dijalankan; 8 Tidak ada wilayah- wilayah yang membatasi daerah operasi para distributor; 9 Modal yang diperlukan untuk memulai bisnis sangat kecil yaitu hanya membayar formulir pendaftaran dan produk perusahaan; 10 mendapat penghasilan sesuai dengan penjualan dan pembinaan jaringan yang dikembangkannya. Pola distribusi MLM menurut Harefa, 2002 dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Pola Distribusi MLM Sumber : Harefa,2002 Promosi Tanggung Jawab Member PRODUSEN Jaringan Member Indenpenden KONSUMEN Promosi Tanggung Jawab Member 25

3.2.3 Saluran Distribusi