2.5.2. Tujuan Kredit
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari
pemberian kredit, yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Karena Pancasila adalah dasar falsafah negara, maka tujuan kredit
tidak semata-mata mencari keuntungan melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila Simorangkir, 2004. Tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya
bank pemerintahan yang mengemban tugas sebagai agent of development, yaitu turut menyukseskan program pemerintah
dibidang ekonomi dan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin
kebutuhan masyarakat dan memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya
Simorangkir, 2004.
2.5.3 Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan: 1 kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya
guna uang; 2 kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang; 3 kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang; 4
kredit menupakan salah satu alat stabilitas ekonomi; 5 kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha; 6 kredit dapat meningkatkan
pemerataan pendapatan; 7 kredit merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional Simorangkir, 2004.
2.6. Perhitungan Suku Bunga Kredit
Bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman Kasmir, 2004.
Bank-bank yang mampu mengendalikan komponen-komponen pokok dalam menentukan tingkat suku bunga kredit Lending rate akan
mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan bank-bank lainnya, karena dalam industri perbankan yang sangat kompetitif,
penentuan tingkat suku bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategik. Faktor penentu suku bunga meliputi COLF, Overhead Cost,
Risk factor, Spread dan pajak Dendawijaya, 2001. Penjelasan masing- masing komponen dapat dijelaskan di bawah ini :
a. Cost of Loanable Fund Biaya dana bank menurut pendekatan ini dihitung dengan
memperlihatkan peran masing-masing sumber dana dan faktor lain yang secara langsung mempengaruhi biaya dana, misalnya ketentuan tentang
cadangan wajib atau likuiditas wajib minimum reserve requirement. Konsep ini secara langsung menentukan biaya dana yang harus dibayar
oleh bank untuk setiap rupiah dana setalah dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib Dendawijaya,
2001. b. Overhead Cost
Overhead Cost adalah seluruh biaya di luar biaya dana yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitasnya. Biaya-biaya
yang termasuk dalam overhead cost ditanggung oleh seluruh jumlah aktiva yang menghasilkan pendapatan atau total aktiva produktif total
earning asset Dendawijaya, 2001. Dalam menetapkan besarnya presentasi overhead cost terhadap
tingkat lending rate, maka tiap bank memiliki kebijakan masing-masing. Hal itu sangat tergantung kepada tingkat efisiensi bank yang
bersangkutan dalam mengontrol biaya-biaya dan kemampuan bank dalam mengontrol earning asset. Bank yang memiliki volume kredit
besar akan cenderung memiliki overhead cost rendah, dengan syarat bank tersebut mampu mengendalikan biaya dalam batas-batas yang
wajar Dendawijaya, 2001.
Diharapkan pada berbagai kondisi persaingan yang ada, dalam praktik perbankan sehari-hari, para eksekutif dapat menetapkan
kebijakan untuk memasang tarif dalam perhitungan overhead cost antara 2 - 4 Dendawijaya, 2001.
c. Risk factor Risk factor adalah komponen dalam penentuan lending rate yang
sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, termasuk kredit macet. Bank Indonesia dalam rangka pelaksanaan
prudential banking sangat meminta agar setiap bank membentuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan. Besarnya cadangan
tersebut akan sangat menentukan dalam perhitungan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan Dendawijaya, 2001.
Penentuan besarnya presentasi risk factor terhadap lending rate ditunjukan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya resiko
kredit. Selain itu, para eksekutif perbankan juga berusaha untuk menekan tingkat risk factor sebagai komponen lending rate dalam upaya
memperbesar pendapatan dan menghadapi persaingan dalam industri perbankan Dendawijaya, 2001.
d. Spread Spread atau net margin adalah pendapatan bank yang utama dan
akan menentukan besarnya pendapatan bersih net income bank. Besarnya net margin bank bervariasi tergantung pada besarnya volume
kredit yang disalurkan oleh bank. Besar kecilnya volume kredit akan berpengaruh pada margin selisih antara cost of funds dan tingkat bunga
pinjaman lending rate Dendawijaya, 2001. Semakin besar volume kredit memberikan kesempatan bagi bank
untuk menekan tingkat spread, yang pada akhirnya akan dapat menurunkan tingkat lending rate sehingga bank akan lebih kompetitif
dalam memberikan pelayanan kepada nasabah yang membutuhkan kredit Dendawijaya, 2001.
Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank dan target market. Pengelompokan
jenis industri serta peringkat usaha bank merupakan salah satu pertimbangan untuk menetapkan tinggi rendahnya
spread Dendawijaya, 2001.
e. Pajak Pembebanan pajak sebagai komponen dari penentuan tingkat
bunga kredit dapat dibebankan penuh atau sebagian, tergantung pada kebijakan bank yang bersangkutan dalam menghadapi persaingan
Dendawijaya, 2001.
2.7. Management Gap