b. Fixed Rate Liabilities 7 Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan
8 Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI 9 Dana sendiri
2.4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Rosmawati, 2006 mengenai manajemen suku bunga PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk dengan
regresi linear sederhana dan berganda yang menggunakan alat pengolah data MINITAB 14 menunjukan hasil, bahwa suku bunga kredit berpengaruh
secara nyata terhadap laba bersih. Setiap kenaikan bunga kredit 1 mengakibatkan laba naik Rp. 530 ribu. Sedangkan pengaruh suku bunga
DPK menunjukan apabila suku bunga DPK dinaikan 1, maka laba naik sebesar Rp. 1,37 juta.
Hasil analisis selanjutnya menunjukan faktor suku bunga yang efektif berpengaruh terhadap laba adalah parameter spread. Hasil tersebut
menunjukan apabila spread dinaikkan 1, maka laba naik Rp. 667 juta. Analisis hubungan suku bunga kredit dan suku bunga DPK menunjukan jika
suku bunga kredit dinaikan 1, maka laba naik Rp. 788 juta. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa suku bunga kredit dan suku bunga DPK
memiliki pengaruh terhadap laba bersih dengan tingkat kepercayaan sedang sebesar 44,8.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menjalankan usahanya dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi, salah satunya dalam bentuk kredit. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana, bank
sering pula disebut sebagai lembaga kepercayaan. Dari segi penyaluran dananya, hendaknya suatu bank tidak hanya semata-mata mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tetapi juga kegiatannya harus dapat diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain itu, bank merupakan badan usaha yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, maka fungsi bank sebagai
perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan yang memiliki kelebihan dana, disamping menawarkan jasa-jasa keuangan lainya.
Oleh karena itu, bank berfungsi sebagai perantara keuangan. Mencari keuntungan sebesar-besarnya merupakan salah satu tujuan
utama suatu badan usaha, termasuk bank. Keuntungan terbesar yang diperoleh bank sebagai perantara keuangan berasal dari selisih suku bunga
pinjaman kredit dengan suku bunga tabungan dana pihak ketiga setelah dikurangi biaya-biaya operasionalnya. Namun permasalahannya adalah tidak
mudah bagi suatu bank dalam menentukan besarnya bunga pinjaman dan mengelola bunga pinjaman tersebut, sehingga dapat memberikan laba yang
maksimal. Pengelolaan suku bunga yang baik dapat dilakukan oleh
manajemen gap yang bertujuan untuk mempersempit lebarnya kesenjangan antara Rate Sensitive Asset RSA dengan Rate Sensitive Liabilities RSL
dan bertujuan untuk mengelola Net Interest Income NII atau Net Interest Margin NIM untuk meningkatkan keuntungan dalam kaitannya dengan
perubahan suku bunga Riyadi, 2006.