Hubungan Dosis Koagulan dengan Kadar Alkalinitas di dalam Air

36 Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau kelebihan dosis maka air akan tampak keputih – putihan karena terlalu banyak konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses penjernihan air. Reaksi aluminium dalam larutan dapat dituliskan.: Al 2 S0 4 + 6 H 2 O  Al OH 3 + 6 H + + SO 4 2- Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H + dengan kadar yang tinggi ditambah oleh adanya ion aluminium. Ion Aluminium bersifat amfoter sehingga bergantung pada suasana lingkungan yang mempengaruhinya. Karena suasananya asam maka alumunium akan juga bersifat asam sehingga pH larutan menjadi turun. Warna dan kekeruhan pada air dapat berkurang apabila suasana dalam air bersifat asam. Karena telah terjadi penurunan pH diakibatkan dari reaksi alumunium sulfat dengan air yang terjadi maka suasana air menjadi lebih asam dari sebelumnya, dan penurunan warna pun dapat terjadi.

4.2.4 Hubungan Dosis Koagulan dengan Kadar Alkalinitas di dalam Air

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion – ion bikarbonat HCO 3 - , karbonat CO 3- dan hidroksida OH - yang merupakan penyangga buffer terhadap pengaruh keasaman. Apabila aluminium sulfat Al 2 SO 4 3 .14 H 2 O ditambahkan kedalam air yang mengandung alkalinitas, reaksi yang akan terjadi adalah sebagai berikut : Al 2 SO 4 3 .14 H 2 O + 6 HCO 3 ↔ 2 Al OH 3 . 3H 2 Os + 6CO 2 + 8 H 2 O + 3SO 4 2- Masing – masing mol aluminium yang ditambahkan menggunakan enam buah mol alkalinitas dan menghasilkan enam molekul karbon dioksida. Reaksi ini menyebabkan pergeseran kesetimbangan karbon dan menurunkan pH. Dosis optimum untuk penggunaan aluminium sulfat bubuk adalah sebesar 60 ppm, diperoleh nilai alkalinitas sebesar 37,2 mg L. Dengan menggunakan persamaan 7 langkah – langkah perhitungannya sebagai berikut : 1. Diketahui bahwa 6 buah mol HCO 3 digunakan untuk masing – masing mol alum yang ditambahkan 2. Nilai mol L alum yang digunakan : = = 1,01 x 10 -4 mol L 3. mol L HCO 3 - yang digunakan 61,01 x 10 -4 mol L = 6,06 x 10 -4 mol L 4. ke Mg L = 6,06 x 10 -4 mol L BM HCO 3 - = 6,06 x 10 -4 mol L 61 gr mol = 37,2 mg L HCO 3 - 37 Perhitungan alkalinitas juga dilakukan dengan langkah yang sama seperti pada perhitungan alkalinitas untuk penggunaan aluminium sulfat bubuk. Dosis optimum aluminium sulfat cair adalah sebesar 100 ppm maka perhitungan alkalinitasnya : 1. Diketahui bahwa 6 buah mol HCO 3 - digunakan untuk masing – masing mol aluminium yang ditambahkan 2. Nilai mol L aluminium yang digunakan : = = 1,68 x 10 -4 mol L 3. mol L HCO 3 - yang digunakan 6 1,68 x 10 -4 mol L = 1,01 x 10 -3 mol L 4. Konversi ke Mg L = 1,01 x 10 -3 mol L BM HCO 3 - = 1,01 x 10 -3 mol L 61 gr mol = 61,6 mg L HCO 3 Dari perhitungan diperoleh baik pada penggunaan aluminium sulfat cair dan aluminum sulfat bubuk nilai alkalinitas yang diperoleh lebih besar dari 20 ppm hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam atau basa sehingga kapasitas buffer basa lebih stabil.

4.2.5 Probabilitas 90 Dosis Aluminium Sulfat Bubuk dengan Kualitas Air