Penentuan Dosis Aluminium Sulfat Cair

34 Dapat ditarik kesimpulan bahwa dosis yang optimum diberikan adalah sebesar 60 ppm, karena selain nilai pH yang diperoleh lebih cenderung mendekati angka 7 juga nilai turbiditas yang diperoleh cukup rendah, sebesar 4 NTU. Pemberian dosis 55 ppm cukup memberikan penurunan yang signifikan terhadap parameter turbiditas, namun bila melihat pH yang diperoleh cukup rendah dibandingkan dengan pemberian dosis 60 ppm, maka dosis optimum koagulan aluminium sulfat bubuk yang tepat adalah sebesar 60 ppm. Dengan mengacu pada data hasil jar test pada tahun 2009 dengan dosis koagulan aluminium sulfat bubuk yang diberikan sebesar 60 ppm maka dapat diperoleh nilai efisiensi pH dan turbiditas dari pemberian dosis 60 ppm tersebut dengan menggunakan persamaan 6. Untuk pH diperoleh efisiensi sebesar 11,82 dan efisiensi turbiditas sebesar 99,32. Dengan diperolehnya nilai efisiensi untuk turbiditas yang hampir mendekati 100 ini dapat disimpulkan bahwa dosis 60 ppm pemberian koagulan aluminium sulfat bubuk sangat efisien untuk penurunan nilai turbiditas air.

4.2.3 Penentuan Dosis Aluminium Sulfat Cair

Langkah – langkah yang dilakukan untuk menentukan dosis yang optimum pada penggunaan koagulan aluminium sulfat cair sama dengan langkah – langkah yang dilakukan untuk menentukan dosis optimum aluminium sulfat bubuk. Data hasil jar test yang digunakan adalah data sejak alumunium sulfat cair mulai digunakan sebagai koagulan yakni sejak bulan Juli tahun 2011 hingga April 2012. Dilihat dari konsentrasi aluminium sulfat cair sebesar 17 maka dosis yang diberikan pada proses koagulasi dua kali lebih besar dibandingkan dosis yang diberikan untuk penggunaan aluminium sulfat bubuk konsentrasi 8. Aluminium sulfat cair belum sepenuhnya digunakan sebagai koagulan pada proses koagulasi. Gambar 20. Turbiditas vs pH sebelum jar test dosis100 ppm 35 Gambar 21. Turbiditas vs pH sesudah jar test dosis100 ppm Dari data hasil jar test yang diperoleh nilai dosis yang diberikan sebesar 100, 110, 115 dan 120 ppm. Dari keempat dosis tersebut, dosis 100 ppm yang memberikan nilai hasil yang cukup baik dengan nilai turbiditas yang yang rendah yakni 5,07 NTU dan nilai pH yang mendekati 6,5 seperti terlihat pada Gambar 22. Untuk parameter warna sebelum diberi koagulan aluminium sulfat cair parameter nilai tertinggi mencapai 472 PtCo. Setelah diberi koagulan sebesar 100 ppm, nilai standar 20 PtCo selalu tercapai. Pada pemberian koagulan aluminium sulfat cair dengan dosis 110, 115 dan 120 nilai 20 PtCo tetap tercapai. Maka dapat disimpulkan baik dengan menggunakan aluminium sulfat bubuk dan cair, nilai standar untuk parameter air sebesar 20 PtCo selalu tercapai. Untuk efisiensi dengan menggunakan persamaan 6 diperoleh nilai efisiensi turbiditas sebesar 85,8 dan untuk pH sebesar 19,8. Gambar 22 . Turbiditas vs warna sebelum jar test dosis100 ppm Pada Gambar 22 yang merupakan perbandingan antara turbiditas dan pH sesudah jar test, terlihat seiring meningkatnya nilai turbiditas maka nilai pH menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh mekanisme Al 2 SO 4 didalam air. Aluminium sulfat atau tawas dengan rumus kimia Al 2 S0 4 .11H 2 O atau 14 H 2 O atau 18 H 2 O umumnya yang digunakan adalah 18H 2 O. Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH lebih besar dari 7 terbentuk Al OH 2+ , Al OH 2 4+ , Al 2 OH 2 4+ . Pada pH 7 terbentuk Al OH -4 . Flok-flok Al OH 3 mengendap berwarna putih. 36 Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau kelebihan dosis maka air akan tampak keputih – putihan karena terlalu banyak konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses penjernihan air. Reaksi aluminium dalam larutan dapat dituliskan.: Al 2 S0 4 + 6 H 2 O  Al OH 3 + 6 H + + SO 4 2- Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H + dengan kadar yang tinggi ditambah oleh adanya ion aluminium. Ion Aluminium bersifat amfoter sehingga bergantung pada suasana lingkungan yang mempengaruhinya. Karena suasananya asam maka alumunium akan juga bersifat asam sehingga pH larutan menjadi turun. Warna dan kekeruhan pada air dapat berkurang apabila suasana dalam air bersifat asam. Karena telah terjadi penurunan pH diakibatkan dari reaksi alumunium sulfat dengan air yang terjadi maka suasana air menjadi lebih asam dari sebelumnya, dan penurunan warna pun dapat terjadi.

4.2.4 Hubungan Dosis Koagulan dengan Kadar Alkalinitas di dalam Air