7 sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri
adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
F. Senyawa-senyawa kimia yang beracun Kehadiran unsur arsen As pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ± 0,05 mgl. Kehadiran besi Fe dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam,
menimbulkan warna koloid merah karat akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.5 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
2.5.1 Biaya Produksi dan Overhead
Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya pada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan
kepada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Biaya per unit adalah jumlah biaya yang berkaitan
dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya produk sering didefinisikan sebagai biaya produksi yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead produksi Hansen dan Mowen,2009
Biaya produk dapat juga berguna untuk membuat beberapa keputusan tertentu sebagai contoh biaya produk dapat menjadi input penting dalam penetapan harga penawaran dan juga
dapat digunakan untuk mengilustrasikan perbedaan antara pendekatan pembebanan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas.
Perhitungan biaya produksi berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan penelusuran langsung.
Di lain pihak, biaya overhead dibebankan dengan menggunakan biaya penelusuran penggerak dan alokasi. Secara spesifik perhitungan membebankan biaya overhead pada produk. Penggerak
aktivitas tingkat unit adalah faktor – faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring
dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Penggunaan penggerak berdasarkan unit semata – mata untuk membebankan biaya overhead pada produksi memiliki asumsi bahwa overhead
yang digunakan produk berkorelasi tingi jumlah unit yang diproduksi. Untuk biaya overhead dimana asumsi ini berlaku, pembebanan berdasarkan unit sesuai dengan penelusuran penggerak.
Untuk biaya
– biaya overhead yang tidak sesuai dengan asumsi, pembeabana biaya merupakan suatu proses alokasi. Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dari
penggerak tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur penggerak dan dan perkiraan dari overhead yang diharapkan.
2.5.2 Harga Pokok Produksi
Harga pok ok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah satu komponen dari
laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Bila berbicara mengenai HPP, terdapat tiga macam harga pokok yaitu
harga pokok persediaan, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Ketiganya adalah komponen yang yang saling terkait namun bila mendengar perkataan HPP, maka harus konsen
mana yang dimaksudkan. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian Purchase Manager lebih fokus pada harga
8 pokok persediaan, manajer produksi production manager atau manajer operasional operation
manager lebih fokus pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya akan lebih cenderung fokus pada harga pokok penjualan
. Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada perusahaan dagang
maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah digunakan, Jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok
persediaan cukup beralasan. Namun hal itu tidak cukup bagi manajer operasional karena komponen biaya produksi baik biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead pabrik juga
merupakan komponen penting yang berada dalam ruang lingkup tugasnya. Karena itu manajer produksi atau manajer operasional pada perusahaan industri akan fokus pada harga pokok
produksi yaitu Harga pokok persediaan ditambah biaya produksi. Perusahaan Jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang
terdiri dari biaya biaya operasional.
Walaupun harga pokok adalah bagian dari laporan laba rugi namun laporan harga pokok juga dilaporkan secara terpisah. Bentuk laporan harga pokok disesuaikan dengan kebutuhan
manajemen dan metode akuntansi yang dipilih. Metode pepertual inventory adalah metode yang banyak digunakan pada system akuntansi computer namun masih banyak akuntan yang sangat
familiar dengan metode fisikal inventori. Metode fisikal inventori semakin ditinggalkan karena sistem akuntansi komputer dengan metode perpetual dapat memberikan informasi setiap saat
tanpa harus menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil perhitungan harga pokok untuk suatu produk yang akan diproduksi. Dengan demikian diperoleh
laporan harga pokok dalam bentuk rencana dan laporan harga pokok realisasi.
Laporan harga pokok adalah sebuah kertas kerja berupa perhitungan secara sistematis. Pada sistem akuntansi Manual biasanya hanya ditampilkan secara periodik namun sistem
akuntansi komputer dengan menerapkan metode perpetual inventory dapat menghasilkan informasi secara visual kapan saja. Hal ini dapat dilakukan karena metode perpetual melakukan
perhitungan berdasarkan transakasi yang telah di catat ke sistem komputer sedangkan metode Phisik melakukan perhitungan berdasarkan selisih antara persediaan awal ditambah
mutasi dan dikurangi dengan sisa. Untuk mendapatkan sisa tentunya melalui perhitungan phisik. Metode phisik biasanya hanya menampilkan harga pokok produksi secara keseluruhan pada
satu periode tertentu sedangkan metode perpetual menghasilkan laporan harga pokok produksi secara spesifik misalnya untuk satu produk tertentu.
Untuk memahami komponen dari harga pokok, berikut adalah hubungan dari komponen – komponen yang saling berhubungan :
a. Harga Pokok Penjualan = Harga Pokok Produksi + Biaya Penjualan b. Harga Pokok Produksi = Harga Pokok Persediaan + Biaya Produksi
c. Harga Pokok Persediaan = Bagian Persediaan Bahan Baku yang digunakan dalam proses produksi
d. Persediaan = Pembelian bahan baku + biaya pembelian e. Biaya penjualan = Biaya yang diperlukan untuk menjual produk
Selanjutnya komponen – komponen dapat disusun secara hirarki menjadi :
Harga Pokok Penjualan a. Harga Pokok Persediaan
9 1. Biaya bahan baku yang dipakai
2. Biaya pembelian b. Biaya Tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead pabrik 1. Biaya bahan pembantupenolong
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 3. Biaya listrik dan penerangan pabrik
4. Biaya penyusutan gedung pabrik 5. Biaya penyusutan mesin
6. Biaya proses produksi lainnya
d. Biaya Penjualan 1. Biaya pengepakan
2. Ongkos angkut penjualan Biaya Delivery 3. Biaya Penjualan lainnya
2.6 Crystal Ball