BAB VI PEMBAHASAN
5.1 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City
Terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000 Bukit Sentul 2000.
Jenis burung dari suku Cuculidae merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak lima jenis. Pada penelitian ini tercatat lebih banyak jenis burung
jika dibandingkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Handikto 1997 di wilayah Kotamadya Bogor, dengan kesamaan jenis yang ditemukan sekitar 58.
Namun, jika dibandingkan dengan hasil penelitian Hernowo 1985 keanekaragaman jenis burung pada enam lokasi penelitian di Sentul City lebih
rendah. Hal ini diduga karena perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta tingkat gangguan pada lokasi penelitian tersebut. Pada penelitian yang dilakukan
oelh Hernowo 1985 vegetasi dominan pada lokasi penelitiannya adalah jenis- jenis tanaman buah. Selain menyediakan pakan burung berupa buah-buahan yang
dihasilkan oleh vegetasi, tanaman pekarangan juga menyediakan sumber pakan lain yaitu serangga. Kondisi vegetasi di Sentul City berupa taman-taman buatan,
sedangkan pada lokasi penelitian Hernowo 1985 pada areal pedesaan cenderung lebih alami.
Dari daftar jenis MacKinnon yang dihasilkan pada ke enam lokasi menunjukkan kurva spesies area yang semakin landai bahkan cenderung mendatar
pada daftar-daftar terakhir. Jumlah daftar yang didapatkan adalah 10 daftar jenis pada tiap lokasi penelitian. Pada cluster Argenia, kurva mulai terlihat landai pada
daftar ke 4, sedangkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura kurva mulai landai pada daftar ketiga Gambar 8. Seperti pada penelitian yang
dilakukan Dewi et al. 2007, pada habitat kebun yang menunjukkan kelandaian kurva pada daftar ke 7. Hal tersebut dapat menduga bahwa tidak ada pertambahan
jenis baru pada lokasi penelitian MacKinnon et al. 1998. Namun, pada cluster Northridge dapat terlihat bahwa kurva tidak terlihat melandai secara signifikan
seperti pada cluster perumahan yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa di lokasi tersebut masih ada kemungkinan ditemukannya jenis burung lain. Menurut
MacKinnon et al. 1998 pencatatan kekayaan jenis burung dapat menggunakan 20 jenis burung tiap daftar jenisnya. Namun hal tersebut tidak cocok diterapkan di
Sentul City, karena kekayaan jenis burung yang tidak terlalu melimpah sehingga
penggunaan 10 jenis burung tiap daftar jenis lebih cocok.
Cluster Argenia merupakan salah satu yang baru dibangun di Sentul City. Banyak jenis burung berbeda antara Argenia dengan lokasi yang lain Lampiran
2. Hal tersebut karena perbedaan umur maupun komposisi vegetasi yang ada di cluster perumahan ini. Di cluster perumahan ini banyak dijumpai jenis burung
dari suku Apodidae seperti Collocalia linchi dan Collocalia maxima, hal tersebut terkait dengan tipe habitat di perumahan ini yang terbuka dan disukai kelompok
burung ini untuk menangkap serangga saat terbang MacKinnon et al. 1998. Selain itu, jenis Collocalia linchi merupakan jenis burung walet yang umum
ditemukan pada semua ketinggian MacKinnon et al. 1998. Selain jenis tersebut, di lokasi ini juga ditemukan jenis Delichon dasypus yang sering bergabung
dengan jenis layang-layang lain ataupun kelompok walet. Letak cluster perumahan yang berdampingan dengan perbukitan merupakan habitat yang sesuai
bagi jenis burung yang tergolong ke dalam keluarga layang-layang ini MacKinnon et al. 1998.
Cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan yang paling sedikit dijumpai jenis burung dibandingkan lokasi lainnya, meskipun jenis vegetasi yang ada di
dalamnya tidak terlalu berbeda dengan cluster perumahan lain yang menjadi lokasi penelitian. Hal tersebut diduga karena lokasi ini berbatasan langsung
dengan areal di luar Sentul City yang memiliki komposisi vegetasi yang lebih beragam sehingga memberikan daya dukung habitat yang lebih baik, sehingga
burung-burung yang ada diduga terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki daya dukung yang lebih tinggi dibandingkan pada cluster perumahan Venesia-
Pasadena-Sakura. Jenis vegetasi yang beragam dapat memberikan lebih beragam sumber-sumber daya dukung habitat bagi burung terutama pakan Hernowo dan
Prasetyo 1989. Burung-burung di cluster Bali banyak ditemukan pada pinggiran perumahan
di cluster ini. Hal ini diduga karena pada jalur-jalur yang berada dalam perumahan ditanami jenis vegetasi yang mengandung lebih sedikit daya dukung
habitat seperti sumber pakan daripada daerah pada pinggiran perumahan yang ditanami jenis-jenis vegetasi dengan daya dukung habitat yang lebih tinggi. Hal
ini juga berpengaruh terhadap konsentrasi penemuan jenis burung yang terkumpul pada vegetasi-vegetasi pinggiran di perumahan ini.
Jenis burung Dicaeum trochileum banyak ditemukan di vegetasi kupu-kupu Bauhinia purpurea serta trembesi Samanea saman di cluster Mediterania1-
Bukit Golf Hijau. Hal ini karena pada vegetasi tersebut banyak ditumbuhi oleh benalu. Jenis burung Dicaeum trochilem menyukai rumpun benalu untuk dimakan
bijinya MacKinnon et al. 1998. Selain itu pada trembesi juga banyak ditemui jenis Cinnyris jugularis karena vegetasi tersebut tengah berbunga. Jenis burung
dari suku Nectarinidae ini menyukai vegetasi berbunga yang menjadi sumber pakannya berupa nektar dan sari bunga MacKinnon et al. 1998. Pada cluster
perumahan ini juga ditemukan jenis burung yang diduga merupakan jenis burung lepasan dari masyarakat sekitar yaitu jenis Columba domesticus dari suku
Columbidae. Jenis burung tersebut merupakan jenis yang telah banyak diintroduksi dari habitat alaminya ke daerah perkotaan MacKinnon et al. 1998.
Northridge merupakan perumahan dengan jumlah penemuan jenis burung tertinggi dibandingkan lima lokasi penelitian yang lain. Selain lahan terbangun
yang masih sedikit, kondisi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari semak hingga pohon yang membentuk tipe habitat menyerupai hutan
sekunder juga mendukung habitat bagi jenis-jenis burung. Lima jenis burung pemakan serangga dari suku Cuculidae ditemukan di lokasi ini. Hal tersebut
terkait dengan kondisi vegetasi lokasi ini yang memungkinkan banyak terdapatnya jenis serangga.
Tipe habitat menyerupai hutan sekunder ini memiliki potensi serangga yang lebih besar dibandingkan tipe habitat lainnya Priatna
2002. Selain itu, di lokasi ini juga ditemukan jenis burung semak seperti Pellorneum capistratum, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata dari suku
Timaliidae. Tipe vegetasi dan ketersediaan ekosistem yang lebih kompleks seperti
terdapatnya danau menjadikan banyak jenis burung di lokasi ini tidak ditemukan pada lokasi yang lainnya Lampiran 1. Ekosistem yang lebih beragam seperti
perpaduan ekosistem air danau, sungai, kolam, padang rumput, dan pekarangan
lebih mampu mendukung kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang
kompleks Hernowo dan Prasetyo 1989.
Sentul City Boulevard merupakan jalan utama yang berbatasan langsung dengan cluster-cluster perumahan di Sentul City. Kondisi tersebut menyebabkan
banyak jenis burung yang ditemukan di lokasi ini sama dengan cluster-cluster yang terhubung dengan Boulevard ini Lampiran 1. Kecuali dengan cluster
Argenia yang tidak terhubung langsung dengan Boulevard sehingga memiliki kesamaan komunitas jenis burung yang relatif rendah Tabel 8.
Jenis burung yang mudah ditemui di lokasi ini antara lain Geryone sulphurea dan Zosterops palpebrosus. Jenis-jenis tersebut dapat dengan mudah
ditemukan pada vegetasi jenis sengon Paraserianthes falcataria yang banyak terdapat di sisi kanan-kiri Boulevard ini. Jenis burung tersebut adalah pemakan
serangga, serta buah kecil untuk jenis Zosterops palpebrosus MacKinnon et al. 1998 yang banyak terdapat pada bagian puncak tajuk dari pohon Paraserianthes
falcataria. Jenis burung lain yang dapat ditemukan pada lokasi ini adalah Alcedo meninting dan Halcyon cyanoventris. Dua jenis burung dari suku alcedinidae ini
merupakan burung pemangsa ikan MacKinnon et al. 1998, dan dapat ditemukan pada lokasi ini karena disekitar Sentul Boulevard terdapat aliran sungai serta
danau yang menjadi sumber pakan burung-burung tersebut. Tercatat beberapa jenis burung yang memiliki nilai frekuensi penemuan
jenis yang tinggi pada suatu lokasi namun tidak dapat ditemukan pada lokasi yang lainnya Lampiran 3. Selain itu tercatat juga jenis-jenis burung yang hanya dapat
ditemui pada salah satu lokasi penelitian. Jenis Collocalia maxima merupakan jenis dengan nilai frekuensi penemuan yang tinggi pada cluster Argenia, namun
tidak dapat ditemukan pada lokasi lainnya. Selain itu, tercatat 12 jenis burung yang hanya ditemukan pada salah satu lokasi penelitian saja seperti Halcyon
chloris, Lalage nigra, Treron vernans, Geopelia striata, Columba domesticus, Falco moluccensis dan Timalia pileata Lampiran 2; Lampiran3. Hal ini
menunjukkan adanya sebaran burung yang rendah pada jenis-jenis tersebut meskipun pada beberapa jenis memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung
yang cukup tinggi. Tinggi rendahnya nilai frekuensi penemuan jenis pada lokasi penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecocokan ekologi bagi
habitat burung dan jumlah pengambilan daftar jenis tiap lokasinya. Makin banyak pengambilan daftar jenis burung pada lokasi penelitian memberikan kemungkinan
peningkatan terhadap frekuensi penemuan suatu jenis burung. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa narasumber yang dapat di
percaya, terdapat jenis burung yang saat ini sudah jarang ditemukan lagi di kawasan Sentul City yaitu Turnix suscitator. Padahal, beberapa tahun terakhir
jenis burung tersebut sangat mudah ditemui di daerah perumahan Sentul City. Selain itu, tercatat pula beberapa jenis burung baru di kawasan perumahan Sentul
City yang tidak pernah ditemukan sebelumnya seperti jenis Aegithina tiphia, Dendrocopos macei, Otus lempiji dan Caprimulgus macrurus. Hal tersebut diduga
terkait fenomena species turnover. Fenomena tersebut merupakan pergantian suatu jenis tertentu pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh laju kepunahan atau
tingkat imigrasi jenis tersebut Diamond 1969.
5.2 Indeks Kesamaan Komunitas Burung