Penyebaran Jenis Burung Habitat Burung

terbuka hijau sekitar perumahan serta koridor-koridor RTH dengan jenis tanaman Mahoni daun besar Swietenia macrophylla, Asam jawa Tamarindus indicus, Kelapa Cocos nucifera, Sawo kecik Manilkara kauki serta beberapa jenis tanaman hias. Handikto 1997 melakukan penelitian pada beberapa perumahan di Bogor, yaitu Vila Duta, Bantar Kemang dan Bogor Baru mencatat 29 jenis burung dari 17 suku tersebar pada ketiga perumahan tersebut. Jenis burung Lonchura leucogastroides dan Passer montanus merupakan jenis burung yang memiliki kelimpahan tinggi pada penelitian ini. Sebanyak 63 jenis burung tercatat di wilayah kabupaten Bogor pada habitat pekarangan permukiman Alikodra dan Zuhud 1984. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hernowo 1985 pada area permukiman di Wilayah Tk. II Bogor mencatat 55 jenis burung dari 29 suku. Banyak jenis burung tercatat di kawasan pekarangan dengan lingkungan sekitar yang beragam Hernowo 1985. Ontario et al. 1990 menyatakan jenis-jenis yang memiliki nilai kelimpahan relatif tinggi dan merata pada penelitiannya di sekitar kawasan permukiman Bogor dan Jakarta antara lain Walet linci Collocalia linchi, Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps, Perenjak jawa Prinia familiaris, Cabe jawa Dicaeum trochileum, Kacamata biasa Zosterops palpebrosus, Gereja eurasia Passer montanus, Bondol jawa Lonchura leucogastroides serta Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster. Jenis-jenis tersebut ditemukan pada habitat dengan jenis tanaman seperti Jambu air Eugenia aquea, Cengkeh E. aromatica, Nangka Artocarpus heterophyllus, Mahoni daun besar Swietenia macrophylla serta diselingi beberapa jenis tumbuhan bawah.

2.2 Penyebaran Jenis Burung

Burung menempati berbagai tipe habitat, baik hutan maupun bukan hutan Alikodra 2002. Bebagai jenis burung juga dapat ditemukan pada suatu habitat liar dan habitat semi liar dalam suatu kawasan konsesi kayu, hutan perdesaan, kawasan penghutanan kembali dan areal yang memiliki semak belukar MacKinnon et al. 1998. Burung merupakan satwaliar yang dalam penyebarannya dapat menggunakan ruang secara baik. Burung dapat menyebar secara horizontal maupun vertikal yang dapat dilihat dari tipe habitat yang ditempati dan stratifikasi tajuk pada suatu vegetasi. Pola penyebaran tersebut merupakan suatu bentuk adaptasi dan strategi dalam mendapatkan sumberdaya yang berkaitan dengan lingkungan hidupnya Petersen 1980 dalam Sinulingga 1994. Menurut Odum 1993 satwa termasuk burung memiliki tiga tipe pola penyebaran, yaitu acak random yang terjadi akibat keseragaman lingkungan sekitar, teratur uniform dimana burung cenderung mempertahankan jarak dengan individu yang menjadi saingannya, serta pola penyebaran berkelompok clumped yaitu kecenderungan pada burung untuk hidup dalam suatu kelompok yang menyebar secara acak.

2.3 Habitat Burung

Habitat merupakan suatu area yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik dalam satu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembang biak satwa liar serta mampu memenuhi semua kebutuhan dasar dari populasi yang ada di dalamnya Alikodra 2002. Sebagai salah satu komponen dalam suatu ekosistem, burung memerlukan ruang untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain, dan tempat untuk berkembangbiak, yang menjadi satu kesatuan yaitu habitat Alikodra 1990. Burung memerlukan dan memilih tempat tertentu untuk makan, bersarang, bertelur, tumbuh dewasa serta berlindung dari suatu pemangsaan Masy’ud 1989. Burung menempati suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Kondisi habitat yang dibutuhkan tiap jenis burung tidak sama. Oleh karena itu habitat yang dikatakan baik bagi suatu jenis satwaliar belum pasti baik bagi jenis yang lainnya Alikodra 2002. Meskipun burung merupakan jenis satwaliar yang hampir dapat ditemukan pada berbagai tempat Hernowo 1985, namun habitat yang cocok merupakan suatu persyaratan utama bagi keberadaan jenis burung itu sendiri. Ruang Terbuka Hijau dalam suatu perkotaan merupakan salah satu tempat yang cocok bagi habitat burung. Mulyani dan Pakpahan 1993 menyatakan bahwa ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai “paru-paru kota”, diharapkan mampu memberikan fungsi perlindungan refuge dan dapat menggantikan habitat alami burung. Selain itu, Ontario et al. 1990 menyatakan bahwa daerah pemukiman di perkotaan dapat menjadi habitat bagi berbagai jenis burung.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Burung