atau hasil diskusi dengan pakar. Pada umumnya variabel yang mudah didapat diukur dianggap sebagai variabel bebas. Untuk keperluan analisis diperlukan
notasi y
i
untuk variabel terikat, x
i
untuk variabel bebas Siregar, 2005. Dalam suatu persamaan regresi sering terdapat variabel yang diukur pada
skala nominal. Peubah nominal sering juga dinamakan peubah kuantitatif, sebab dua nilai yang berbeda bagi peubah demikian ini berbeda dalam hal kualitas,
bukan kuantitas. Variabel ini biasa disebut sebagai variabel dummy. Variabel dummy adalah salah satu cara untuk melihat efek kualitatif dalam suatu persamaan
regresi.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Astrini 2009. Penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan permukiman adalah luas lahan, akses ke angkutan kota, jarak pasar, kepadatan penduduk, status jalan, fasilitas air,
prasarana jalan dan akses ke fasilitas umum. Berdasarkan persepsi responden akan kondisi lingkungan pada wilayah Bogor Utara masalah kualiatas udara lebih
banyak terjadi. Sedangkan wilayah Bogor Selatan permasalahan yang terjadi mengenai kualitas air, ancaman longsor, ancaman banjir, dan tingkat kebisingan
yang terjadi.
Penelitian terdahulu kedua yang dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Silalahi 2008 dimana diketahui bahwa
faktor yang mempengaruhi harga lahan adalah luas lahan, kepadatan penduduk, jarak lahan ke jalan, fasilitas air dan NJOP yang dilakukan di Kecamatan
Cibinong. Faktor yang mempengaruhi penjual untuk melakukan transaksi penjualan lahannya adalah disebabkan oleh kebutuhan modal usaha dan keinginan
untuk membuat tabungan demi kelangsungan hidup.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Pengertian Teori Permintaan dan Penawaran Lahan
Harga lahan terjadi akibat permintaan demand dan penawaran supply dari produsen dan konsumen. Dimana dalam proses transaksi tersebut terjadi
harga keseimbangan pasar market price yang akan menjadi harga yang berlaku di pasaran. Permintaan dan penawaran terjadi melalui lembaga formal dan
lembaga non-formal. Kompetisi penggunaan lahan tersebut mempengaruhi harga lahan. Penggunaan lahan untuk permukiman saling berkompetisi dengan
penggunaan lain dan menyebabkan terjadinya perbedaan harga lahan. Penggunaan lahan dapat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah tentang rencana tata ruang suatu wilayah. Hal ini berdampak pada perubahan penggunaan lahan dan akan mengakibatkan
meningkatnya permintaan terhadap lahan. Peningkatan permintaan terhadap lahan akan menyebabkan terjadinya peningkatan harga lahan dan harga lahan
mengalami perubahan. Perubahan harga lahan ini menukjukkan adanya perbedaan terhadap besarnya harga lahan sebelum dan setelah adanya kebijakan pemerintah.
Dalam masyarakat modern lahan pada umumnya memberikan keuntungan lebih tinggi digunakan untuk keperluan komersil atau industri A jika
dibandingkan dengan penggunaan lainnya. Kemudian penggunaan untuk pemukiman B, lalu diikuti dengan lahan pertanian dan C, serta peggembalaan
D seperti terlihat pada gambar 2.