39 Selain itu, keberadaan amonia juga dipengaruhi oleh keberadaan bahan
organik. Hal ini dapat diduga dengan persamaan regresi linear sederhana Lampiran 11, yaitu
�
3
= 0,004 + 0,101 r = 0,87 dan R
2
= 75,5. Berdasarkan nilai b yang positif pada persamaan tersebut, dapat diduga bahwa peningkatan
konsentrasi COD akan menyebabkan peningkatan konsentrasi amonia di perairan.
4.1.7. Penurunan konsentrasi amonia NH
3
-N, nitrit NO
2
-N, dan COD dengan dilakukannya aerasi hipolimnion
Pada penelitian ini diharapkan konsentrasi amonia NH
3
, nitrit NO
2
-N, dan COD mengalami penurunan setelah dilakukan aerasi hipolimnion. Sebagaimana
diketahui bahwa keberadaan amonia dan nitrit di perairan dapat bersifat toksik bagi organisme akuatik serta mengindikasikan bahwa perairan dalam kondisi anoksik
miskin O
2
. Begitu pula dengan COD yang menggambarkan jumlah bahan organik di perairan. Proses aerasi diharapkan mampu mempercepat proses dekomposisi
secara aerob dan mencegah terjadinya akumulasi bahan organik di perairan. Penurunan konsentrasi parameter kualitas air disajikan pada Tabel 10.
Berdasarkan informasi yang tersaji pada Tabel 10, aerasi selama 5 jam mampu menurunkan konsentrasi amonia, nitrit, dan COD. Akan tetapi persentase
penurunannya sangat kecil terutama untuk parameter amonia. Penurunan yang cukup besar terjadi ketika aerasi dilakukan selama 10 jam. Akan tetapi persentase
penurunan tidak mencapai 50. Penurunan konsentrasi amonia semakin berkurang dengan semakin bertambahnya jarak dari titik outlet aerasi. Penurunan terbesar pada
jarak 1,5 m dari outlet aerasi, yaitu sebesar 61, sedangkan penurunan terkecil pada jarak 8 m dari outlet aerasi, yaitu sebesar 13.
Tabel 10. Penurunan konsentrasi mgl amonia, nitrit, dan COD
Parameter Lama Aerasi Nilai rata-rata
sebelum aerasi Nilai rata-rata
saat aerasi Penurunan
Amonia 5 jam
0,33 0,31
5,11 10 jam
0,33 0,22
34,97 Nitrit
5 jam 0,04
0,03 17,92
10 jam 0,04
0,02 41,86
COD 5 jam
32,00 22,60
29,38 10 jam
32,00 19,00
40,63
40
4.1.8. Peningkatan konsentrasi oksigen O
2
dan nitrat NO
3
-N dengan dilakukannya aerasi hipolimnion
Pada penelitian ini diharapkan konsentrasi oksigen O
2
dan nitrat NO
3
-N mengalami peningkatan dengan dilakukannya aerasi hipolimnion Tabel 11.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen merupakan parameter yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup organisme akuatik karena oksigen tidak hanya
dimanfaatkan untuk respirasi, melainkan juga untuk proses perombakan bahan organik. Begitu pula dengan nitrat yang berperan sebagai nutrien bagi proses
fotosintesis. Keberadaan nitrat sangat bergantung pada ketersediaan oksigen terlarut karena proses pembentukannya berlangsung aerob.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Tabel 11, aerasi selama 5 jam mampu meningkatkan rata-rata konsentrasi oksigen terlarut lebih dari 50.
Peningkatan yang lebih besar terjadi ketika aerasi dilakukan selama 10 jam, yaitu sebesar 79,17 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama aerasi dilakukan,
peningkatan konsentrasi oksigen terlarut di perairan akan semakin besar. Peningkatan konsentrasi nitrat di perairan baru terlihat ketika aerasi dilakukan
selama 10 jam dan pascaaerasi. Tabel 11. Peningkatan konsentrasi mgl oksigen terlarut dan nitrat
Parameter Lama Aerasi
Nilai rata-rata sebelum aerasi
Nilai rata-rata saat aerasi
Peningkatan
Oksigen 5 jam
0,10 0,24
58,33 10 jam
0,10 0,48
79,17 Nitrat
5 jam 0,092
0,082 -
10 jam 0,092
0,094 2,10
Pascaaerasi 10 jam
0,094 0,119
21,06
4.2. Pembahasan