6 Pakan ikan yang terbuang ke perairan banyak mengandung nitrogen. Jumlah
penambahan nutrien ke badan air dari keramba jaring apung tergantung pada densitas ikan dalam keramba Ryding Rast 1989. Hasil ekskresi ikan akan
disebarkan ke kolom air oleh arus, sedangkan padatan pakan yang tidak termakan dan feses akan jatuh ke bawah atau dasar danau Beveridge 1996. Berdasarkan
hasil penelitian Amalia 2010, konsentrasi amonia pada KJA di Danau Lido sebesar 0,354 mgl pada lapisan permukaan dan 0,706 mgl pada lapisan kompensasi 4,3-
7,4 m.
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Amonia di Perairan
2.4.1. pH dan suhu
Komposisi amonia di perairan bergantung pada parameter pH dan suhu. Proporsi amonia yang tidak terionisasi NH
3
lebih besar dibandingkan dengan amonium NH
4 +
saat pH meningkat Boyd 1989. Peningkatan suhu perairan juga berperan serta meningkatkan proporsi NH
3
, tetapi pengaruhnya lebih rendah dibandingkan pengaruh pH Llyod 1992.
2.4.2. Oksigen terlarut O
2
Keberadaan oksigen terlarut juga mempengaruhi keberadaan amonia di perairan. Konsentrasi amonia lebih besar pada kedalaman perairan yang lebih
dalam. Hal ini terjadi berkaitan dengan konsentrasi oksigen terlarut yang berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman, sehingga proses oksidasi amonia atau
proses dekomposisi bahan organik akan terhambat dan mengakibatkan akumulasi amonia Simarmata 2007.
Berdasarkan hasil penelitian Amalia 2010, lokasi KJA dan non KJA Danau Lido memiliki kesuburan eutrofik. Perairan yang memiliki kesuburan eutrofik
ditandai dengan terjadinya penurunan kecerahan, meningkatnya tanaman air, dan munculnya kondisi oksigen terlarut yang sangat rendah bahkan mencapai nol di
daerah hipolimnion Suryono et al. 2006 in Amalia 2010. Aerasi hipolimnion yang dilakukan oleh Nursandi 2011 di Danau Lido mampu meningkatkan konsentrasi
oksigen terlarut. Akan tetapi, distribusinya tergantung dari jaraknya dari titik outlet aerasi. Semakin dekat dengan titik outlet aerasi, konsentrasi oksigen terlarut di
perairan akan semakin tinggi.
7
2.4.3. Bahan organik
Jumlah bahan organik yang masuk ke perairan turut mempengaruhi keberadaan amonia. Peningkatan sisa pakan yang jatuh ke dasar danau, akan
berpotensi meningkatkan konsentrasi amonia. Hal ini dapat diketahui dengan mengukur nilai COD Chemical Oxygen Demand, yaitu jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi secara
biologis non biodegradable Boyd 1979. Keberadaan bahan organik dapat diindikasikan melalui kekeruhan perairan.
Kekeruhan di Danau Lido meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Kekeruhan yang tinggi diakibatkan oleh partikel-partikel tersuspensi yang masuk ke
dalam perairan. Partikel tersebut memiliki massa jenis yang lebih besar dari air, sehingga akan menuju kolom air yang lebih dalam dan mengendap di dasar perairan.
Kekeruhan pada lokasi KJA Danau Lido di kedalaman kompensasi lebih besar dibanding lokasi non KJA Amalia 2010. Hal ini mengindikasikan tingginya
kandungan bahan organik di lapisan kompensasi KJA Danau Lido yang bersumber dari sisa pakan budidaya ikan.
Tingginya kandungan bahan organik di lapisan kompensasi tanpa disertai keberadaan oksigen terlarut mampu memicu proses dekomposisi bahan organik
secara anaerob menghasilkan bahan toksik. Kandungan bahan organik di perairan dapat dikurangi dengan menerapkan aerasi pada lapisan hipolimnion seperti yang
terjadi pada Situ Bojongsari Hartoto 1995. Penurunan konsentrasi COD mengindikasikan telah terjadinya proses perombakan bahan organik secara aerob
oleh mikroba dekomposer akibat peningkatkan konsentrasi oksigen terlarut Uhlmann 1977 in Sudaryanti 1991.
2.4.4. Nitrit NO