12 Ganggang hijau-biru melangsungkan proses fotosintesis seperti tanaman
pada umumnya. Beberapa ganggang hijau-biru dapat menangkap nitrogen dari udara, sifat yang tidak dimiliki ganggang lain Netser et al., 1973. Produk dari
fotosintesis pada ganggang hijau-biru yaitu glikogen Pelczar dan Reid, 1958.
e. Divisi Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang aktif motil karena berflagel dan bereproduksi melalui pembelahan sel. Dinding sel Euglenophyta
tidak memiliki selulosa seperti beberapa protozoa. Dinoflagelata termasuk jenis flagelata, dan mempunyai pigmen pirang-kuning lebih besar daripada pigmen
hijau Pelczar dan Reid, 1958.
f. Divisi Phaeophyta Ganggang Coklat
Sebagian besar Phaeophyceae hidup di air laut dan beberapa macam hidup di air tawar. Ukuran dan bentuk talusnya sangat besar di lautan dengan iklim
sedang atau dingin. Phaeophyceae tergolong ke dalam ganggang bentik yang melekat pada batu-batu atau kayu. Sebagian besar bersifat epifit bahkan ada yang
endofitik. Phaeophyceae merupakan ganggang multiseluler dan berwarna pirang. Inti selnya terdiri atas kromatofora yang mengandung: klorofil-a, karotin dan
santofil yang tertutup oleh fikosantin. Kelompok phaeophyceae mengalami pergantian keturunan. Ganggang ini terdiri atas isomorfi Dictyota maupun
heteromorfi Laminaria, Cutleria. Fase perkembangannya yaitu zoospora dan gameta. Zoospora terdiri atas dua bulu cambuk yang heterokont dan terletak di
samping tubuhnya. Saat bergerak bulu cambuk yang panjang menghadap ke depan dan yang pendek ke belakang Tjitrosoepomo, 2005.
Cadangan utama dari ganggang coklat adalah laminarian, manitol, sukrosa dan gliserol. Dinding sel Phaeophyta umumnya tersusun atas selulosa di bagian
dalam dan lapisan yang kotor atau bergetah di bagian luar, dan asam algin adalah bagian dari struktur dinding sel Altar dan Bartha, 1981.
13
2.2. Ganggang di Ekosistem Persawahan dan Perairan Tawar
Fernández-Valiente dan Quesada 2004 menyatakan bahwa sawah merupakan suatu ekosistem air buatan yang dangkal, dengan pengelolaan lahan
dan agrikultur yang dilakukan secara bersama, serta padi sebagai tanaman utama yang berinteraksi dengan biota air dan variabel lainnya. Menurut Forés dan
Comín 1992, kelompok ganggang yang dapat ditemukan pada ekosistem sawah yaitu ganggang bersel satu Chlorella; Cosmamarium; Navicula; gangang
berfilamen Cladofora; Spirogyra, Oedogonium dan yang bersifat makrofitik Chara; Nitella. Ganggang, sianobakteria dan biota planktonik maupun bentik
juga bertindak sebagai produsen yang mampu melangsungkan proses fotosintesis. Pada ekosistem sawah, proses fotosintesis pada berbagai biota berlangsung secara
bergantian, sesuai dengan fase pertumbuhan padi. Kelompok chlorophyceae dan diatom berkembang selama fase pembajakan. Ganggang hijau berfilamen dan
sianobakteria bukan pengikat N
2
akan mencapai produksi biomassa tertinggi pada fase pembajakan hingga awal penanaman. Dari awal penanaman hingga panen,
sianobakteria pengikat N
2
tumbuh dominan Fernández-Valiente dan Quesada, 2004.
Pada ekosistem sungai, produsen dan konsumen saling berinteraksi. Ganggang bertindak sebagai salah satu produsen. Jenis ganggang yang dapat
ditemukan sebagai produsen di sungai di antaranya diatom, gangang hijau berfilamen ataupun tidak, ganggang hijau-biru seperti sianobakteria dan terkadang
ganggang merah. Konsumen bertumbuh seiring dengan bertumbuh dan bereproduksinya kelompok produsen Lamberti et al., 2007.
Siklus hara merupakan salah satu deretan proses pada semua ekosistem tidak terkecuali ekosistem sungai. Proses ini akan membentuk suatu struktur yang
disebut dengan rantai makanan. Hara inorganik atau organik diserap oleh biota produsen, kemudian hara ditransfer dari satu organisme ke organisme lain
melalui rantai makanan, kemudian ion hara dibebaskan kembali ke dalam lingkungan dalam bentuk yang tersedia, dan elemen tersebut diambil kembali oleh
organisme Mulholland, 1996.
14
2.3. Komposisi Kimia Sel Ganggang