39 mencakup karbohidrat yang dapat dicerna dan tidak dapat dicerna seperti serat,
selulosa, dan hemiselulosa. Dari Gambar 9, ganggang mikro ICBB 9111 memiliki kadar gula dalam biomassa kering tertinggi 0,036 g100 g pada panen pertama dan
terendah 0,026 g100 g pada panen kedua. Ganggang mikro ICBB 9112 memiliki kadar gula total dalam biomassa kering tertinggi 0,123 g100 g pada panen kedua
dan terendah 0,115 g100 g pada panen pertama. Ganggang mikro ICBB 9113 memiliki kadar gula total tertinggi sebesar 0,174 g100 g pada panen pertama dan
terendah 0,146 g100 g pada panen kedua. Ganggang mikro ICBB 9114 memiliki kadar gula total tertinggi 0,142 g100 g pada panen pertama dan 0,136 g100 g
dari biomassa kering pada panen kedua. Secara keseluruhan kadar gula total biomassa ganggang mikro cukup rendah.
Gambar 7. Produksi karbohidrat ganggang mikro. Polisakarida atau karbohidrat dapat dihasilkan ganggang mikro air tawar
maupun air laut di dalam tubuhnya Hokputsa et al., 2003. Berdasarkan Gambar 10, produksi karbohidrat total tertinggi ganggang mikro ICBB 9111 media M4,
ICBB 9112 media 0,75 M4, ICBB 9113 media M4, dan ICBB 9114 media 0,75 M4 berturut-turut adalah 23,97, 35,08, 43,72, dan 18,78. Secara
keseluruhan produksi karbohidrat total yang dihasilkan setiap isolat ganggang mikro beragam.
23.34 33.02
14.27 38.38
14.84 15.19
19.78 39.94
23.97 35.08
16.62 43.72
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
ICBB 9111 ICBB 9112
ICBB 9114 ICBB 9113
k ar
b o
h id
r at
to tal
w w
Isolat Ganggang Mikro panen 1
panen 2 panen 3
40 Berdasarkan Gambar 10, ganggang mikro memiliki persentasi kadar gula
total seperti gugus monosakarida dan disakarida yang rendah dibandingkan karbohidrat total. Winder et al. 1999 menemukan bahwa kandungan monomer
karbohidrat pada diatom Navicula menisculus cukup rendah. Diatom Navicula menisculus
mengandung glukosa, galaktosa, dan ramnosa berturut-turut yaitu 8, 1, dan 1 dari total karbohidrat. Hal ini mengindikasikan produksi polisakarida
dan akumulasi karbohidrat lain pada ganggang mikro lebih tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan lipid ganggang mikro
tinggi, sedangkan produksi karbohidrat lebih rendah dan sebaliknya. Kondisi ini dapat terlihat berdasarkan produksi lipid ganggang mikro tinggi namun kadar
karbohidrat total ganggang mikro ICBB 9111 pada panen kedua, yang masing- masing dapat dilihat berdasarkan Gambar 8 dengan Gambar 10. Valenzuela-
Espinoza et al. 2002 mengemukakan bahwa hal itu dapat terjadi karena perubahan komposisi kimia sel, yang dipengaruhi jumlah hara di dalam media.
Li et al. 2010 menemukan bahwa kandungan pati ganggang mikro Pseudochlorococcum
sp. terakumulasi, tetapi lipid tidak terbentuk, pada saat pasokan nitrogen cukup di dalam media. Pati yang terbentuk mengindikasikan
Pseudochlorococcum menggunakan pati sebagai sumber karbon untuk
fotosintesis. Li et al. 2010 menambahkan akumulasi pati berkurang, sedangkan akumulasi lipid mulai meningkat ketika pasokan nitrogen menurun. Bersamaan
dengan itu, aktivitas fotosintesis berlangsung dengan mengasimilasi karbon menjadi total lipid.
John et al. 2010 menyatakan bahwa pati, selulosa atau akumulasi karbohidrat lainnya dapat digunakan dalam produksi etanol. Ruane et al. 2010
menambahkan bahwa langkah tersebut dapat ditempuh melalui proses hidrolisis langsung untuk pati dan pemutusan atau penguraian rantai polisakarida selulosa
dan hemiselulosa menjadi gula sederhana dengan penggunaan enzim penghidrolisis berupa selulases seperti endoglukonases, selohidrolases, dan beta
glikusidases dan hemiselulases seperti silanases, mannanases, silosidases, glukosidases atau arbinosedases. Produksi etanol diawali dengan fermentasi gula
sederhana penggunaan ragi. Selanjutnya, tahapan purifikasi dilakukan untuk menghasilkan etanol anhidrous etanol tanpa air dan dicampur dengan bensin.
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan