P. Hoga, pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk kedalam

19

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian meliputi kegiatan penapisan substansi bioaktif dari beberapa spons laut. Kegiatan ekplorasi penapisan substansi bioaktif terdiri atas kegiatan pengambilan sampel spons, lalu ekstraksi, dan maserasi. Kegiatan pengambilan sampel spons telah dilakukan pada tanggal 25-26 April 2008 oleh tim peneliti dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan di perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Gambar 2. Analisa laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini dilaksanakan dari awal bulan Agustus 2009 hingga akhir bulan Juni 2010. Pengambilan sampel spons dilakukan di 4 empat stasiun berbeda perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi pada bulan April 2008. Namun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel-sampel yang berasal dari Pulau Wangi-wangi stasiun 1 dan Pulau Hoga stasiun 4. Hasil Studi Baseline Ekologi Wakatobi dengan metode Line Intercept Transect LIT oleh CRITC COREMAP-LIPI 2006 menunjukkan tutupan rata-rata spons sebesar 3,71 dan 3,48 masing-masing di pulau Wangi-wangi dan Kaledupa. Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan penyelaman pada kedalaman antara 3-10 m di tiap stasiun tersebut. Berat spons yang diambil adalah antara 50 – 550 gram bergantung pada kelimpahan spons di habitatnya. Spons didokumentasikan di habitatnya dan di atas permukaan air serta dilakukan pengamatan makroskopis setiap spons dengan menggunakan literatur yang ada Colin Arneson 1995. Sampel tersebut kemudian langsung dibersihkan, dipotong kecil dan dipreservasi dengan menggunakan pelarut alkohol teknis dalam wadah plastik tahan pelarut organik dan disimpan di dalam kotak pendingin. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium instrumen Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan untuk diekstraksi lebih lanjut. 20 Gambar 2 Lokasi penelitian di Kepulauan Wakatobi. Sumber: http:pssdal.bakosurtanal.go.id 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Ekstraksi Ekstraksi adalah suatu teknik untuk memisahkan dan mengisolasi suatu senyawa dari suatu larutan campuran atau padatan. Ekstraksi padatan dapat dilakukan untuk mengambil produk alami dari jaringan makhluk hidup, dengan perendaman jaringan di dalam suatu pelarut yang memiliki kesamaan tingkat polaritas dengan senyawa yang diinginkan. Bahan dan alat yang digunakan untuk ekstraksi adalah sampel spons W-19-08 dan W-36-08 yang tersimpan di dalam pendingin beku -20 o C selama 16 bulan, pelarut alkohol teknis 96, erlenmeyer, corong Buchner, rotary evaporator, freeze dryer, kertas saring Whatman no 41, timbangan digital OHAUS Adventurer 0,0001 g, dan tabung sampel.

3.2.2 Uji Sitotoksik in vitro

Uji sitotoksik bertujuan untuk mengetahui potensi bioaktif yang terkandung dalam ekstrak spons W-19-08 dan W-36-08 dengan menggunakan metode MTT yang merupakan kependekan dari pereaksi 3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]-2,5-difenil tetrazolium bromida sesuai Zachary 2003. Bahan dan alat yang digunakan 1 Legenda: Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 1 2 3 4